Kesaksian pemburu liar di balik dugaan kematian 26 badak bercula satu di Ujung Kulon - 'Ini kematian terbesar mengingat populasinya kian menyusut'
Dugaan 26 ekor badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon dibunuh oleh pemburu liar memunculkan lagi pertanyaan tentang bagaimana jaringan…
Pada April 2023, Auriga pernah melaporkan 15 ekor badak Jawa di TNUK hilang alias tidak terpantau sejak tiga tahun terakhir. Lembaga ini menduga kuat, hilangnya belasan badak itu berkaitan dengan meningkatnya aktivitas perburuan liar di kawasan tersebut.
Selain itu sebanyak tiga badak yang terdiri dari satu jantan dan dua betina juga ditemukan mati pada tahun 2020 dan 2021.
Itu mengapa, Timer memercayai temuan Polda Banten yang menyebut 26 badak Jawa telah mati di tangan pemburu liar.
Pasalnya sejak tahun 2020 atau ketika Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memutus kerja sama dengan WWF Indonesia kegiatan patroli terbengkalai.
"Karena orang bebas masuk, enggak ada pengawasan. Ujung Kulon kan tepi laut, orang bisa sandar perahu di mana saja. Kalau tidak ada yang patroli, ya bisa-bisa aja [masuk]."
"Perlu diketahui, kegiatan teknis konservasi di taman nasional biasanya dilakukan mitra-mitra KLHK atau NGO seperti WWF Indonesia. Saat WWF Indonesia [diusir], konservasi dan patroli enggak ada."
"Sekarang ALeRT Indonesia mencoba mengisi kekosongan itu, tapi kan sudah kadung mati badaknya."
Timer juga menyebut para pemburu biasanya membunuh hewan yang terancam punah ini dengan cara ditembak.
Lalu mengambil culanya, lantas bangkainya dicincang dan dikubur. Itu mengapa jasadnya tidak ditemukan.
"Itu cerita dari pemburu, mereka bagi-bagi tugas, ada yang menembak, mengambil cula, dan mengubur. Jadi ini sudah menjadi kejahatan yang terorganisir," ungkap Timer.
"Karena sebelum-sebelumnya kalau ada badak mati, pasti ketemu jasadnya. Artinya cula badak tidak dicuri."
Kasus kematian badak terbesar
Timer Manurung menyebut kematian 26 badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) menjadi yang terbesar jika merujuk pada populasinya yang semakin menyusut.
Dia khawatir, dari 26 badak yang mati itu di antaranya ada yang berjenis kelamin betina. Sebab kalau ada badak betina yang menjadi korban pemburu liar sudah pasti mengancam upaya pelestarian badak Jawa.
"Makanya harus dicek yang 26 ini jenis kelamin apa, umur berapa, dan apakah badak produktif?"
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.