Kamis, 2 Oktober 2025

Cerita pertobatan eks pecandu judi online di tengah kian maraknya perjudian daring - 'Kalau ada niat gampang, tapi bagaimana kalau bandarnya dilindungi?'

Pakar digital forensik, Ruby Alamsyah, mengaku pesimistis Satgas Pemberantasan Judi Daring betul-betul bisa memberantas kejahatan…

BBC Indonesia
Cerita pertobatan eks pecandu judi online di tengah kian maraknya perjudian daring - 'Kalau ada niat gampang, tapi bagaimana kalau bandarnya dilindungi?' 

Orang Indonesia dari segala usia semakin rentan terjerat judi online di tengah kian gencarnya promosi para bandar di situs internet, media sosial, aplikasi, hingga video gim.

Jika Anda mengetik kata judi online di mesin pencari Google maka dengan mudah ditemukan situs milik pemerintah daerah yang diretas berubah menjadi lapak judi seperti KING999.

Atau ketika mencari judi slot di toko aplikasi Google Play, puluhan aplikasi dengan nama 'casino, slot, atau game' tersedia dan siap diunduh.

Di Facebook pun, banyak sekali akun grup yang mengajak bahkan menawarkan jasa membuat situs judi dengan harga Rp4 juta - Rp8 juta.

Pakar siber menyebut Indonesia sudah memasuki fase darurat judi online meskipun jutaan situs sudah diblokir Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Kini dengan dibentuknya Satgas Pemberantasan Judi Daring apakah persoalan tersebut bisa dituntaskan?

Apa tugas satgas judi online?

Wacana pembentukan satuan tugas pemberantasan judi online sebetulnya sudah digaungkan sejak April lalu dalam rapat terbatas bersama Presiden Jokowi di Istana.

Berbulan-bulan setelah wacana itu digaungkan, tak terdengar langkah konkretnya. Hingga muncul rentetan kejadian tragis yang terkait dengan judi online.

Pada Selasa (04/06) terungkap bahwa Prajurit Dua Prima Saleh Gea, anggota Balatyon Kesehatan 1 Divisi Infanteri 1 Kostrad Bogor, ditemukan tewas gantung diri diduga gara-gara terjerat judi online.

Dia tewas di kamar OB Rumah Sakit Lapangan Yonkes1/YKH/1 Kostrad, Bogor, Jawa Barat.

Kemudian pada Sabtu (08/06), seorang polisi wanita (polwan) Fadhilatun Nikmah disebut membakar suaminya yang juga anggota polisi Rian DW karena kesal lantaran gaji sang suami dihabiskan untuk bermain judi online.

Penghasilan itu semestinya dipakai untuk membiayai kebutuhan rumah tangga mereka, yang telah memiliki satu anak berumur dua tahun dan bayi kembar berusia empat bulan.

Hebohnya pemberitaan istri yang membakar suaminya itu belakangan direspon Presiden Joko Widodo dengan menandatangani Keputusan Presiden tentang Satuan Tugas Pemberantasan Judi Daring pada 14 Juni 2024.

Dalam Keppres dicantumkan satgas akan dipimpin oleh Menkopolhukam, Hadi Tjahjanto dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved