Senin, 18 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Analis Militer Israel: Kedodoran di Rafah, IDF Bakal Labrak Netanyahu Minta Ubah Strategi Perang

IDF akan 'melabrak' Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk meminta “kejelasan strategis” dan merekomendasikan mengakhiri perang

khaberni
Pasukan Pendudukan Israel (IDF) saat melancarkan agresi militer ke Jalur Gaza. Selama sembilan bulan pertempuran, IDF belum bisa mencapai target perang, memberangus gerakan Hamas. 

Harel menjelaskan, para pemimpin militer Israel ingin mengakhiri operasi di Rafah (Gaza selatan), untuk memberikan waktu istirahat bagi pasukan dan bersiap menghadapi kemungkinan eskalasi di utara (Lebanon).

"Tetapi Perdana Menteri masih bersikeras (melanjutkan perang) dan kedua belah pihak kemungkinan besar akan bentrok dalam waktu dekat," kata dia.

Harel menekankan bahwa "hubungan yang sangat tegang antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pimpinan tentara Israel serta Dinas Keamanan Umum (Shin Bet) akan segera menghadapi hambatan lain." 

Atas situasi itu dia berharap menteri Pertahanan Yoav Galant sekali lagi mengambil posisi profesional sejalan dengan posisi tentara, dengan fokus pada tujuan perang. 

“Gallant dan para jenderal berusaha untuk mengakhiri operasi di Rafah lebih awal, beralih ke pendekatan yang melibatkan serangan terbatas di Jalur Gaza, dan membuat tentara fokus pada persiapan kemungkinan perang habis-habisan dengan Hizbullah di utara," katanya.

Baca juga: Skenario Gencatan Senjata Gaza Gagal, Hizbullah Punya 1 Juta Rudal, Israel Menyerang 1 September

Kepala Staf Umum Tentara Israel (IDF) Herzi Halevi (tengah) saat pertemuan dengan para perwiranya di Khan Yunis pada 23 Desember 2023. Halevi belakangan diminta mundur oleh para bawahannya di Staf Umum IDF karena dianggap gagal mencapai target perang setelah delapan bulan invasi ke Gaza.
Kepala Staf Umum Tentara Israel (IDF) Herzi Halevi (tengah) saat pertemuan dengan para perwiranya di Khan Yunis pada 23 Desember 2023. Halevi belakangan diminta mundur oleh para bawahannya di Staf Umum IDF karena dianggap gagal mencapai target perang setelah delapan bulan invasi ke Gaza. (khaberni/HO)

Analis militer tersebut menilai kalau Netanyahu, menurut semua indikasi, enggan IDF meninggalkan Gaza, dan tidak setuju dengan urgensi dan pentingnya hal yang diutarakan oleh Gallant dan Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevy untuk mencapai kesepakatan penyanderaan dengan Hamas."

"Diperkirakan akan terjadi konfrontasi badai, dan perselisihan antara Perdana Menteri, Gallant, Halevy, dan Direktur Shin Bet Ronen Bar berkaitan dengan jenis pencapaian sejauh ini, dan langkah-langkah yang diperlukan tentara Israel pada saat ini," katanya.

“Pada rapat kabinet pada hari Minggu, Netanyahu mengambil sikap garis keras, dan dalam wawancara radio di FM 103, ajudan dekatnya, Brigadir Jenderal (res) Evi Eitam, mengatakan bahwa perang akan berlangsung selama tiga tahun: satu tahun di Gaza, satu tahun di Lebanon, dan akhirnya... Tahun ketiga untuk membentuk segala sesuatu yang berhubungan dengan Iran.”

(oln/khbrn/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan