Konflik Palestina Vs Israel
Analis Militer Israel: Kedodoran di Rafah, IDF Bakal Labrak Netanyahu Minta Ubah Strategi Perang
IDF akan 'melabrak' Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk meminta “kejelasan strategis” dan merekomendasikan mengakhiri perang
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Harel menjelaskan, para pemimpin militer Israel ingin mengakhiri operasi di Rafah (Gaza selatan), untuk memberikan waktu istirahat bagi pasukan dan bersiap menghadapi kemungkinan eskalasi di utara (Lebanon).
"Tetapi Perdana Menteri masih bersikeras (melanjutkan perang) dan kedua belah pihak kemungkinan besar akan bentrok dalam waktu dekat," kata dia.
Harel menekankan bahwa "hubungan yang sangat tegang antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pimpinan tentara Israel serta Dinas Keamanan Umum (Shin Bet) akan segera menghadapi hambatan lain."
Atas situasi itu dia berharap menteri Pertahanan Yoav Galant sekali lagi mengambil posisi profesional sejalan dengan posisi tentara, dengan fokus pada tujuan perang.
“Gallant dan para jenderal berusaha untuk mengakhiri operasi di Rafah lebih awal, beralih ke pendekatan yang melibatkan serangan terbatas di Jalur Gaza, dan membuat tentara fokus pada persiapan kemungkinan perang habis-habisan dengan Hizbullah di utara," katanya.
Baca juga: Skenario Gencatan Senjata Gaza Gagal, Hizbullah Punya 1 Juta Rudal, Israel Menyerang 1 September

Analis militer tersebut menilai kalau Netanyahu, menurut semua indikasi, enggan IDF meninggalkan Gaza, dan tidak setuju dengan urgensi dan pentingnya hal yang diutarakan oleh Gallant dan Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevy untuk mencapai kesepakatan penyanderaan dengan Hamas."
"Diperkirakan akan terjadi konfrontasi badai, dan perselisihan antara Perdana Menteri, Gallant, Halevy, dan Direktur Shin Bet Ronen Bar berkaitan dengan jenis pencapaian sejauh ini, dan langkah-langkah yang diperlukan tentara Israel pada saat ini," katanya.
“Pada rapat kabinet pada hari Minggu, Netanyahu mengambil sikap garis keras, dan dalam wawancara radio di FM 103, ajudan dekatnya, Brigadir Jenderal (res) Evi Eitam, mengatakan bahwa perang akan berlangsung selama tiga tahun: satu tahun di Gaza, satu tahun di Lebanon, dan akhirnya... Tahun ketiga untuk membentuk segala sesuatu yang berhubungan dengan Iran.”
(oln/khbrn/*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.