Minggu, 17 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tak Menang Seusai 9 Bulan Agresi di Gaza, Israel: Kami Tak Bermaksud Membunuh Tiap Anggota Hamas

Malu-malu, Israel secara resmi mengakui target perang untuk membunuh tiap anggota Hamas adalah hal mustahil. Ini setelah IDF mengaku kewalahan di Gaza

JACK GUEZ/AFP via Getty Images
Pasukan Israel (IDF) mengambil posisi tempur di perbatasan selatan Israel dengan Jalur Gaza Strip pada 29 Mei 2024. 

Sembilan Bulan Gelar Agresi Militer di Gaza, Israel: Kami Tak Bermaksud Membunuh Tiap Anggota Hamas

TRIBUNNEWS.COM - Setelah sembilan bulan melancarkan agresi militer dan bombardemen buta di Jalur Gaza tanpa mencapai hasil yang diharapkan, Israel tampaknya mulai mengendurkan target invasi mereka yang telah ditetapkan sebelumnya.

Awalnya, Israel secara tegas menetapkan kalau pemberangusan gerakan Hamas sampai ke akarnya adalah satu di antara tujuan perang.

Namun belakangan, juru Bicara pemerintah Israel David Mencer menilai bahwa menghilangkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas tidak berarti “membunuh setiap anggota Hamas.”

Baca juga: Tentara IDF Unggul Senjata-Pasukan, Kenapa Hamas Malah Makin Kuat? Israel Gagal Paham Soal Gaza

Mencer menyampaikan pernyataannya dalam pidatonya pada Kamis (19/6/2024), sehari setelah pidato juru bicara militer Israel Daniel Hagari.

Hagari saat itu mengakui fakta kalau mengupayakan: “Pemberantasan total Hamas adalah tujuan yang tidak realistis.”

Baca juga: Putus Asa, Komandan Pasukan Elite Brigade Nahal Israel: Terowongan di Rafah Tak Ada Habisnya

Adapun Mencer menekankan, pemberangusan Hamas yang dimaksud adalah mematikan gerakan tersebut dalam aspek kemampuan militer dan secara lumpuh organisatoris.

“Kami berbicara tentang prasyarat untuk mengakhiri perang ini adalah mengalahkan Hamas secara militer, dan juga kemampuan mereka dalam memerintah. Hal ini tidak berarti membunuh setiap anggota Hamas, namun berarti menghilangkan kemampuan pemerintahan dan militer mereka,” katanya.

Dia juga mengklaim bahwa Hamas mengalami kekurangan personel akibat pertempuran di Gaza setelah sembilan bulan perang, namun perlu dicatat bahwa klaim ini tidak dapat dikonfirmasi, menurut Kantor Berita Palestina.

Pernyataan Mencer muncul setelah Hajari berkomentar: “Mereka yang berpikir bahwa hal itu dapat dihilangkan adalah salah.”

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan cepat menanggapinya dengan sebuah pernyataan, yang menyatakan: “IDF berkomitmen terhadap tujuan pemerintah untuk menghancurkan kemampuan militer dan administratif Hamas.”

Kantor Netanyahu juga menambahkan bahwa Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant meminta kantor Kepala Staf Herzi Halevi untuk mengklarifikasi pernyataan Hagari.

Pasukan Israel (IDF) mengambil posisi tempur di perbatasan selatan Israel dengan Jalur Gaza Strip pada 29 Mei 2024.
Pasukan Israel (IDF) mengambil posisi tempur di perbatasan selatan Israel dengan Jalur Gaza Strip pada 29 Mei 2024. (JACK GUEZ/AFP via Getty Images)

AS: Upaya Israel Sia-sia

Upaya Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk melenyapkan milisi sayap kanan Hamas di Jalur Gaza selama sembilan bulan tampaknya sia-sia.

Pernyataan tersebut diungkap seorang pejabat Foreign Affairs yang mengurusi hubungan internasional dan kebijakan luar negeri AS.

Dalam laporannya, ia mengungkap bahwa upaya agresi yang dilakukan Israel untuk melenyapkan Hamas telah sia-sia dan masih jauh dari dari kata sukses.

Hal itu karena ratusan pejuang milisi pembebasan Palestina masih terus berperang dan 80 persen terowongan yang jaraknya bermil-mil masih utuh dan belum dijelajahi oleh pasukan Israel (IDF).

“Israel terus gagal dalam mengakui bahwa kelemahan, tindakan yang dilakukan terhadap Gaza dan penduduknya justru hanya memperkuat Hamas,” jelas pejabat Foreign Affairs dikutip dari Al Mayadeen.

Pejabat Amerika tersebut menilai kurangnya rencana Israel pasca perang di Gaza menjadikan strategi saat ini sebagai “resep untuk perang yang berkelanjutan”.

“Kami menyoroti kegagalan Israel, mereka mungkin membunuh beberapa pejuang Hamas, namun hal ini juga memperkuat ikatan antara semua kategori komunitas yang berbeda di Gaza,” kata pejabat Foreign Affairs.

“Terbukti 80 persen terowongan Hamas tetap beroperasi untuk perencanaan dan penyimpanan senjata dan berhasil menghindari pengawasan, radar, dan serangan Israel,” imbuh pernyataan Foreign Affairs.

Baca juga: Analis Militer Israel: Kedodoran di Rafah, IDF Bakal Labrak Netanyahu Minta Ubah Strategi Perang

Pasukan Israel memasang jebakan di sebuah titik terowongan yang diduga digunakan Brigade Al Qassam. Pada Kamis (6/6/2024), Al Qassam mengklaim, meledakkan sebuah pintu terowongan yang sudah dipasangi jebakan oleh IDF, menyebabkan lima tentara Israel tewas dan terperangkap di terowongan tersebut di Tal Zurob, barat Rafah, Gaza Selatan.
Pasukan Israel memasang jebakan di sebuah titik terowongan yang diduga digunakan Brigade Al Qassam. Pada Kamis (6/6/2024), Al Qassam mengklaim, meledakkan sebuah pintu terowongan yang sudah dipasangi jebakan oleh IDF, menyebabkan lima tentara Israel tewas dan terperangkap di terowongan tersebut di Tal Zurob, barat Rafah, Gaza Selatan. (khaberni)

Kekuatan Terowongan Hamas

Tidak seperti terowongan pada umumnya, terowongan Hamas diperkuat dengan beton, serta dilengkapi dengan listrik dan komunikasi.

Menariknya terowongan Hamas memiliki simpanan makanan dan air, dan cukup besar untuk menampung pertemuan kecil, dan bahkan memungkinkan kendaraan melewatinya.

Baca juga: Putus Asa, Komandan Pasukan Elite Brigade Nahal Israel: Terowongan di Rafah Tak Ada Habisnya

Dengan fasilitas tersebut terowongan ini diklaim cukup besar untuk menampung pejuang dewasa, persenjataan, barang dan bahkan mobil.

Militer Israel: Hamas Tidak Bisa Dihancurkan

Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari menggambarkan tujuan untuk menghancurkan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, sebagai sesuatu yang mustahil.

Tak hanya itu, Hagari juga menilai tujuan perang Israel untuk memberantas kelompok teror Hamas saat ini tidak mungkin tercapai.

“Hamas adalah sebuah ide. Mereka yang berpikir bahwa Hamas dapat dihilangkan adalah salah," kata Hagari kepada Israel Channel 13.

“Urusan menghancurkan Hamas, membuat Hamas menghilang, ini hanya membuang pasir di mata publik,” imbuhnya

Hagari memperingatkan bahwa jika pemerintah tidak menemukan alternatif, maka Hamas akan tetap berada di Jalur Gaza.

Sebagai tanggapan, kantor Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan kalau kabinet keamanan “telah menetapkan penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas sebagai salah satu tujuan perang.”

“Pasukan Pertahanan Israel tentu saja berkomitmen terhadap hal ini,” tambah pernyataan itu.

Unit Juru Bicara IDF kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kalau IDF tetap berkomitmen terhadap tujuan perang yang dinyatakan pemerintah,.

Termasuk menghancurkan kemampuan pemerintahan dan militer Hamas.

(oln/memo/fa/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan