Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pemasok Senjata Terbesar ke Israel, Jerman Larang Simbol Segitiga Merah Menghadap ke Bawah

Simbol "segitiga merah" menghadap ke bawah dianggap sebagai lambang Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas yang diburu Israel

khaberni
Jerman mensahkan larangan penggunaan simbol segitiga merah menghadap ke bawah di tempat umum dan di media sosial, yang dianggap sebagai lambang Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas. Jerman merupakan satu di antara pemasok terbesar senjata ke Israel dalam Perang Gaza. 

Menyebut Jerman melanggar konvensi dasar dan praktik hukum humaniter internasional, pengacara Nikaragua mengatakan bahwa Jerman, di satu sisi, memutus bantuan kepada Palestina, dan di sisi lain mengirimkan peluru tank, drone Heron, rompi baja, pasokan medis dan kapal perang ke Israel.

Nikaragua menarik perhatian soal kontribusi berkelanjutan Jerman terhadap praktik pendudukan dan aneksasi Israel, yang terus berlanjut di seluruh wilayah Palestina, khususnya di Gaza.

Terakhir, Nikaragua berpendapat bahwa Jerman telah bertindak bertentangan dengan norma wajib hukum internasional dengan tidak mencegah bahkan mendukung rezim apartheid dan diskriminatif yang diterapkan Israel terhadap Palestina.

Jerman akui pasok senjata ke Israel, sebut sesuai dengan hukum internasional
Pada sidang tanggal 9 April, pengacara Jerman menolak klaim bahwa pemerintah Berlin "mendukung genosida Israel di Gaza" dan mereka telah mengklaim bahwa ekspor senjata tersebut dilakukan sesuai dengan aturan hukum internasional.

Pengacara Jerman juga berpendapat bahwa senjata yang dikirim ke Israel harus melalui peninjauan izin ekspor yang serius dan tidak ada tindakan melanggar hukum dengan mengirimkan senjata ke negara tersebut.

Meski beberapa negara telah menghentikan pengiriman senjata ke Israel dengan alasan bahwa senjata tersebut "dapat digunakan dengan cara yang melanggar hukum kemanusiaan internasional, menyebabkan korban sipil dan kehancuran ruang hidup" di Gaza, Jerman menolak tudingan tersebut.

Jika Israel dinyatakan bersalah atas kasus genosida yang diajukan oleh Afrika Selatan di pengadilan yang sama, dan jika keputusan pengadilan memutuskan bahwa Israel melakukan kejahatan genosida di Gaza, Jerman juga akan terlibat karena senjata yang mereka sediakan.

Amerika Serikat

Sebagai pemasok senjata terbesar ke Israel, AS menyediakan 69 persen impor senjata konvensional Tel Aviv antara tahun 2019 dan 2023, menurut laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).

Sejak 7 Oktober lalu, ketika konflik baru-baru ini di Gaza dimulai, AS secara signifikan telah meningkatkan dukungan militernya terhadap Israel, dengan menyetujui dan melaksanakan lebih dari 100 penjualan militer yang terpisah.

Bantuan besar ini mencakup berbagai macam senjata dan amunisi seperti pertahanan udara, amunisi berpemandu presisi (PGM), peluru artileri, peluru tank, dan senjata ringan, demikian laporan Foundation for Defense of Democracies (FDD) yang berpusat di Washington.

Pentagon juga menyewakan kembali dua baterai Iron Dome ke Israel.

Selain itu, Washington menyediakan sejumlah besar Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small Diameter Bombs (SDB), dan menyetujui penjualan perlengkapan panduan SPICE untuk meningkatkan kemampuan serangan presisi Israel.

Pengiriman lainnya termasuk peluru artileri 155mm, rudal Hellfire, amunisi 30mm, dan peluru tank 120mm. Senjata dan peralatan kecil, seperti perangkat penglihatan malam PVS-14 dan Bunker Defeat Munitions, juga dipasok.

Media Israel juga melaporkan bahwa pada akhir Januari, Washington berencana untuk menjual pesawat F-35, helikopter serang Apache, helikopter Sikorsky UH-60 Black Hawk dan SH-60 Seahawk, drone, howitzer M109, sistem roket peluncur ganda M270, Fighting Falcon F-16, dan ribuan peluru artileri ke Israel.

Pada akhir Maret, pemerintahan Biden juga telah menyetujui penjualan 25 unit F-35 dan mesin pesawat senilai USD2,5 miliar ke Israel.

AS dan Israel juga menandatangani perjanjian pada 4 Juni untuk penjualan 25 pesawat F-35.   

(oln/rntv/anadolu/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan