Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pemasok Senjata Terbesar ke Israel, Jerman Larang Simbol Segitiga Merah Menghadap ke Bawah

Simbol "segitiga merah" menghadap ke bawah dianggap sebagai lambang Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas yang diburu Israel

khaberni
Jerman mensahkan larangan penggunaan simbol segitiga merah menghadap ke bawah di tempat umum dan di media sosial, yang dianggap sebagai lambang Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas. Jerman merupakan satu di antara pemasok terbesar senjata ke Israel dalam Perang Gaza. 

Di antara mereka yang menentang usulan tersebut adalah AS dan Jerman, yang merupakan dua pemasok senjata utama Israel.

Berikut ini adalah rincian persenjataan dan dukungan militer yang diberikan negara-negara ini kepada Israel seperti dilansir Anadolu.   

Bom buatan negara barat yang dipasok ke Israel di Perang Gaza
Bom buatan negara barat yang dipasok ke Israel. AS dan Jerman tercatat sebagai dua negara kontributor terbesar pasokan senjata dan amunisi ke Israel dalam perang Gaza.

Jerman

Jerman adalah pengekspor senjata terbesar kedua ke Israel dalam hal senjata konvensional utama, dengan lebih dari 25 persen impor antara tahun 2019 dan 2023.

Berlin terutama memasok Israel dengan kapal selam, kapal perang, mesin kendaraan dan pesawat terbang, dan torpedo, yang seringkali menanggung sepertiga dari biaya sebagai bantuan militer, menurut data dari Workers in Palestine.

Jerman telah menyetujui ekspor senjata senilai EUR326 juta (USD352 juta) ke Israel sebelum 7 Oktober, dan terus mengizinkan lisensi untuk peralatan militer seperti amunisi pelatihan, lapor harian Forensis yang berbasis di Berlin.

Lisensi ini juga mencakup teknologi militer, peralatan elektronik, kapal perang, peralatan angkatan laut khusus, bom, torpedo, roket, rudal, dan alat peledak lainnya.

Pada 2023, Jerman melakukan ekspor senjata besar-besaran ke Israel, termasuk dua korvet kelas Sa'ar 6, 10 torpedo DM2A4 Seehecht untuk kapal selam Dolphin, dan sejumlah mesin diesel untuk berbagai kendaraan militer, seperti yang dilaporkan oleh SIPRI.

Kapal korvet Sa'ar 6, yang sebagian didanai oleh pemerintah Jerman, mulai beroperasi selama serangan Israel di Gaza.

Kapal perang ini telah berpartisipasi aktif dalam serangan dari lepas pantai dan berkontribusi terhadap blokade Angkatan Laut Israel di Gaza.

Angkutan Personel Lapis Baja (APC) Eitan, yang ditenagai oleh mesin diesel Jerman, dengan cepat dioperasikan di Gaza. Baik Eitan maupun kendaraan tempur infanterinya telah dikerahkan di garis depan, mendukung pasukan Israel dalam operasi penyerangan di berbagai daerah di Gaza.

Jerman juga mengekspor mesin diesel untuk tank Merkava-4, yang merupakan bagian penting dalam invasi darat Israel. Sejak Oktober tahun lalu, tank-tank ini telah digunakan dalam serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur di Gaza.

Januari ini, mingguan media Jerman Der Spiegel melaporkan bahwa Berlin setuju untuk memasok Israel dengan 10.000 buah amunisi tank 120 mm dari persediaan militernya, menyusul permintaan dari Israel November lalu.   

Tuntutan dari Nikaragua

Nikaragua mengklaim bahwa Jerman melanggar hukum internasional dalam empat hal selama sidang yang diadakan di ICJ pada 8 April.

Nikaragua pertama kali menyatakan bahwa Jerman, dengan dukungan militer, politik dan keuangannya kepada Israel, memfasilitasi tindakan genosida di Gaza dan bertindak bertentangan dengan Konvensi Genosida.

Menyatakan bahwa Jerman adalah negara kedua yang memasok senjata terbanyak ke Israel, pengacara Nikaragua menekankan bahwa Jerman tidak mungkin tidak mengetahui bahwa amunisi yang diberikannya kepada Israel digunakan dalam genosida di Gaza.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan