Konflik Palestina Vs Israel
Iran Tolak Permintaan Hizbullah untuk Gabung Serang Israel, Beralasan Waktunya Belum Tepat
Respons Iran ini menyusul petisi dari Hizbullah bagi negara tersebut untuk bergabung dalam pertempuran melawan Israel. Apa alasannya?
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Mantan anggota parlemen Lebanon, Fares Soaid, mengungkapkan keprihatinan skenario yang terjadi di Gaza selama hampir setahun terulang di Lebanon.
Baca juga: Konflik Israel Vs Hizbullah Memuncak, Kemlu RI Imbau WNI Tunda Pergi ke Lebanon hingga Iran
"Hari-hari mendatang akan terungkap apakah Iran memimpin Poros Perlawanan melawan Israel atau apakah Iran memerangi Tel Aviv melalui sekutu-sekutunya, sementara Iran benar-benar fokus pada negosiasi dengan Amerika Serikat," katanya kepada Asharq Al-Awsat.
"Hari demi hari, semakin jelas bahwa anggota proksi regional Iran tewas saat berperang melawan Israel untuk meningkatkan posisi negosiasi Teheran dengan Washington," jelasnya.
"Rakyat Lebanon merasakan bahwa Hizbullah, yang dulu membanggakan dukungan Iran untuknya, kini berperang sendirian. Seolah-olah Hizbullah dibiarkan begitu saja, sementara Iran mengurus dokumen-dokumennya dengan Barat," tambahnya.
Ikatan tidak putus semudah itu
Sementara itu, pakar geopolitik Ziad al-Sayegh mengatakan meskipun Iran tidak terlibat langsung dalam pertempuran sengit antara Israel dan Hizbullah, bukan berarti bahwa Iran meninggalkan Hizbullah.
Ia mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa naif untuk percaya bahwa ikatan di antara mereka dapat dengan mudah diputuskan.
Sebab, keduanya memiliki ikatan ideologis yang dalam.
Orang-orang di Lebanon percaya bahwa kegagalan Iran untuk bereaksi terhadap perkembangan berbahaya terbaru di Lebanon, dimulai dengan serangan terhadap perangkat komunikasi Hizbullah dan pembunuhan komandan unit senior Radwan minggu lalu, berarti Iran telah meninggalkan kelompok tersebut dan membiarkannya menghadapi nasibnya sendiri.

Bertahan hidup dengan mengorbankan Hizbullah
Soaid menekankan kepemimpinan Iran berusaha untuk bertahan dalam perang ini.
Iran mungkin mencapai kesepakatan dengan mengorbankan Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan Pasukan Mobilisasi Rakyat di Irak.
"Ini bukan pertama kalinya partai Lebanon mengaitkan nasibnya dengan partai asing dan salah bertaruh," tambahnya.
Hal ini mirip dengan Gerakan Nasional Lebanon yang 'mengikat nasibnya' dengan pemimpin Fatah Palestina, Yasser Arafat, pada tahun 1970-an
“Presiden Suriah Hafez al-Assad memutuskan untuk melenyapkan Fatah, memulai prosesnya dengan membunuh Kamal Jumblatt dari Lebanon dan Presiden yang baru terpilih Bashir al-Gemayel,” kata Soaid.
Arafat tidak dapat melindungi Jumblatt dan tidak ada kekuatan asing yang mampu menyelamatkan Gemayel, jelasnya.
"Pasukan regional menggunakan kekuatan internal, bukan sebaliknya," katanya.
Baca juga: Eskalasi Kian Liar, Israel Tetapkan Keadaan Darurat di Seluruh Negeri, Hizbullah Tak Ada Habisnya
"Situasi saat ini menunjukkan bahwa Hizbullah mengikuti perintah Teheran dan Garda Revolusi Iran, bukan sebaliknya," tambahnya.
(oln/rntv/tiarashelavie/tribun/*)
Konflik Palestina Vs Israel
Ribuan Warga Gaza yang Terluka akan Ditampung di Pulau Galang, Kemlu: Masih Proses Persiapan |
---|
Manut Usulan Netanyahu, Kabinet Israel Setujui Rencana Pendudukan Kota Gaza |
---|
Netanyahu Ngotot Ingin Ambil Alih Gaza, Hamas: Sandera Dikorbankan demi Kepentingan Politik |
---|
Jadi Tempat Pengobatan Warga Gaza, Pulau Galang Pernah Tampung 250 Ribu Pengungsi Vietnam 17 Tahun |
---|
Israel Krisis Parah Personel Militer, IDF Bentuk Batalyon Tempur dari Orang Lanjut Usia |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.