Selasa, 12 Agustus 2025

Konflik Iran Vs Israel

Dibantu Rusia, Iran Tangkis Serangan Israel dengan Rudal Pertahanan Udara Jarak 100 Km

Iran menggunakan sistem pertahanan jarak jauh yang mampu mencegat rudal dIsrael ari jarak lebih dari 100 kilometer

AFP
Sistem pertahanan udara S-300 Rusia yang miliki Iran. Sistem pertahanan udara ini dilaporkan sukses menangkal serangan besar Israel ke negara tersebut pada Sabtu (26/10/2024). 

Apakah Iran akan membalas Israel? Itu masih belum pasti; sumber dari Sky News Arabia mengindikasikan kalau Iran mengisyaratkan, melalui perantara, keputusan untuk menahan diri dari pembalasan langsung.

Namun, laporan kantor berita semi-resmi pemerintah Iran, Tasnim menunjukkan bahwa Teheran siap untuk menanggapi dan memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi tindakan balasan yang proporsional.

Pada saat yang sama, Amerika Serikat mendesak Iran untuk menghentikan tindakan agresifnya, sambil memperingatkan bahwa permusuhan yang berkelanjutan dapat menyebabkan Amerika mendukung pertahanan Israel dan menimbulkan konsekuensi potensial jika ketegangan meningkat lebih lanjut.

Serangan udara Jet Israel ke wilayah Iran. Israel mengklaim serangan dilakukan sebagai respons terhadap serangan rudal Iran awal bulan ini.
Serangan udara Jet Israel ke wilayah Iran. Israel mengklaim serangan dilakukan sebagai respons terhadap serangan rudal Iran awal bulan ini. (JACK GUEZ/AFP via Getty Images)

Strategi Serangan Israel

Strategi Israel dalam serangannya ke Iran mencerminkan operasi masa lalu mereka terhadap target-target Suriah, khususnya setelah jatuhnya F-16I Israel oleh rudal S-200 Suriah pada tahun 2018. 

Intelijen AS yang bocor juga menunjukkan kalau Israel mungkin mempertimbangkan penggunaan rudal balistik jarak jauh yang diluncurkan dari udara terhadap posisi Iran.

Sebagai respons terhadap gelombang serangan awal, pasukan Iran mengerahkan rudal permukaan-ke-udara jarak menengah [SAM] untuk melawan rudal Israel.

"Untuk serangan berikutnya Israel, Iran menggunakan sistem pertahanan jarak jauh yang mampu mencegat rudal dari jarak lebih dari 100 kilometer—suatu kemajuan penting," kata laporan BM.

Di antara persenjataan pertahanan udara Iran terdapat sistem S-300PMU-2 buatan Rusia yang telah ditingkatkan, yang dikenal karena kemampuan intersepsinya yang canggih.

Sementara rudal standar 48N6E2 memiliki jangkauan 200 kilometer, sistem ini dilaporkan kompatibel dengan rudal 48N6DM yang lebih canggih, yang memiliki jangkauan intersepsi hingga 250 kilometer dan dirancang untuk melawan ancaman hipersonik.

Sistem pertahanan udara S-300 Rusia yang miliki Iran
Sistem pertahanan udara S-300 Rusia yang miliki Iran. Sistem pertahanan udara ini dilaporkan sukses menangkal serangan besar Israel ke negara tersebut pada Sabtu (26/10/2024).


Iran memperoleh rudal S-300 yang ditingkatkan ini pada tahun 2020, yang diperkirakan mencakup varian 48N6DM, yang telah berhasil diuji oleh Tiongkok terhadap target yang melaju lebih cepat dari Mach 8 pada jarak 250 kilometer—mengungguli teknologi rudal yang diluncurkan dari udara milik Israel.

Selain sistem S-300, Iran memiliki beragam kemampuan pertahanan udara jarak jauh. Sistem S-200D era Soviet, yang dibuat sejak 1990-an, tetap menjadi salah satu opsi dengan jangkauan terjauh, yang mampu menyerang target pada jarak hingga 300 kilometer.

Meskipun dimodernisasi untuk meningkatkan mobilitas, S-200 terutama dirancang untuk bertahan terhadap ancaman yang lebih besar seperti rudal balistik daripada target udara yang lebih kecil.

Sistem pertahanan udara dalam negeri Iran yang paling canggih, Bavar-373, dilaporkan telah mencapai jangkauan yang mengesankan sejauh 300 kilometer pada bulan April, setelah integrasi rudal Sayyad-4B yang baru.

Sistem ini mungkin telah memainkan peran penting dalam intersepsi baru-baru ini. Sistem buatan dalam negeri lainnya, Khordad 15, menawarkan alternatif yang lebih ringan untuk Bavar-373, dengan jangkauan serangan melebihi 100 kilometer, meskipun rincian tentang penyebarannya masih terbatas.

Ketergantungan Iran pada pertahanan udara berbasis darat sebagian besar disebabkan oleh terbatasnya persediaan pesawat tempur modern.

Jaringan pertahanan berlapis ini menimbulkan tantangan signifikan bagi Israel dan sekutunya, memperkuat strategi penangkal rudal Iran yang ekstensif.

Integrasi canggih pertahanan darat ini dengan peperangan elektronik dan sistem radar mutakhir semakin memperkuat postur pertahanan Iran di kawasan tersebut.

(oln/BM/SkyArb/*) 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan