Sabtu, 6 September 2025

Krisis Korea

Drama Kebuntuan Penangkapan Yoon Suk Yeol yang Dimakzulkan

Polisi Korea Selatan mengalami kegagalan dalam menangkap Presiden Yoon Suk Yeol, yang telah dimakzulkan oleh parlemen.

X/AJKim38836296
Pendukung Yoon Suk Yeol di luar kediamannya di Seoul pada 3 Januari 2025 

TRIBUNNEWS.COM - Polisi Korea Selatan (Korsel) gagal dalam menangkap Presiden Yoon Suk Yeol, yang telah dimakzulkan oleh parlemen.

Meskipun membawa surat perintah penangkapan, kebuntuan selama enam jam terjadi di luar rumah Yoon.

Insiden ini menunjukkan betapa kompleksnya situasi politik dan keamanan di Korea Selatan.

Dikutip dari VOA dan BBC, tim keamanan Yoon membentuk barikade manusia.

Mereka juga menggunakan kendaraan untuk memblokir akses polisi ke kediaman presiden yang dimakzulkan tersebut.

Bagi banyak pihak, kejadian ini menjadi salah satu krisis politik terbesar dalam sejarah Korea Selatan.

Mengapa Yoon Sulit Ditangkap?

Meskipun Yoon Suk Yeol sudah diberhentikan sementara dari jabatannya setelah parlemen memakzulkannya, ia tetap mendapatkan perlindungan dari Pasukan Keamanan Kepresidenan (PSS).

Hal ini menjadi penghalang utama bagi polisi untuk menegakkan surat perintah penangkapan.

Pasukan Keamanan Kepresidenan dikenal sangat loyal kepada Yoon, meskipun status resminya sebagai presiden telah ditangguhkan.

Baca juga: Terima Kritikan, Ketua KPK Korsel Minta Maaf karena Gagal Tangkap Yoon Suk Yeol

Menurut Mason Richey, profesor di Hankuk University of Foreign Studies, PSS mungkin bertindak karena kesetiaan pribadi kepada Yoon atau karena salah memahami peran hukum mereka.

Kepala PSS, Park Jong-joon, yang ditunjuk langsung oleh Yoon beberapa bulan lalu, juga diyakini memainkan peran besar dalam kebuntuan ini.

Beberapa pengamat bahkan menduga bahwa Yoon telah menyiapkan loyalis di dalam tubuh PSS sebagai langkah antisipasi untuk melindunginya.

Selain itu, Yoon sebelumnya sempat memberlakukan darurat militer pada Desember lalu, sebuah langkah yang menimbulkan kontroversi besar.

Tindakan tersebut membuatnya dituduh melakukan pemberontakan oleh parlemen, yang akhirnya memutuskan untuk memakzulkannya pada 14 Desember.

Ketegangan di Lapangan

Upaya penangkapan pada Jumat (3/1/2025), berakhir dengan kebuntuan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan