Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Suriah

Kericuhan Pecah di Masjid Umayyah Damaskus, 4 Tewas dan 16 Terluka Saat Pembagian Makanan

Kericuhan pecah di Masjid Umayyah, Damaskus pada Jumat (10/1/2025). Peristiwa ini menewaskan empat orang dan melukai 16 lainnya.

Claire Harbage/NPR
Orang-orang berkumpul di halaman Masjid Umayyah pada Jumat, 13 Desember 2024. - Kericuhan pecah di Masjid Umayyah, Damaskus pada Jumat (10/1/2025). Peristiwa ini menewaskan empat orang dan melukai 16 lainnya, menurut laporan kantor berita pemerintah Suriah (SANA). 

TRIBUNNEWS.COM - Kericuhan pecah di Masjid Umayyah, Damaskus pada Jumat (10/1/2025). Peristiwa ini menewaskan empat orang dan melukai 16 lainnya, menurut laporan kantor berita pemerintah Suriah (SANA).

"Lima anak dilaporkan menderita patah tulang, memar parah, dan pingsan," kata badan pertahanan sipil dalam pernyataan mereka.

Gubernur Damaskus, Maher Marwan mengatakan, pihak berwenang Suriah sedang menyelidiki penyebab insiden tersebut dan berupaya meminta pertanggungjawaban pihak yang bertanggung jawab.

"Kami sedang mengambil langkah-langkah segera untuk memastikan insiden seperti ini tidak terulang di kemudian hari," kata Gubernur Marwan, seperti dilaporkan SANA.

Seorang fotografer yang bekerja dengan AFP dan berada di lokasi kejadian melaporkan adanya kerumunan besar yang berkumpul di sekitar masjid, karena pembagian makanan gratis.

Sebuah video yang diterima oleh Associated Press menunjukkan kerumunan besar dan orang-orang berebut paket makanan yang dibagikan.

Ghina, yang berada di masjid untuk melaksanakan salat Jumat melihat seorang wanita tua yang digendong orang lain dengan darah menetes dari wajahnya.

Dia menambahkan bahwa wanita tersebut tampaknya sudah meninggal.

Surat kabar Al-Watan melaporkan, kericuhan itu terjadi saat seorang tokoh media sosial membagikan makanan gratis.

Seorang YouTuber bernama Chef Abu Omar, yang memiliki restoran di Istanbul, sebelumnya mengunggah video yang menunjukkan persiapan pembagian makanan di Masjid Umayyah.

Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani juga diketahui mengunjungi masjid tersebut pada pagi hari kejadian.

Baca juga: Pengaruh Rusia di Afrika Melemah Usai Jatuhnya Assad di Suriah

Salat Jumat Pertama di Masjid Umayyah setelah Assad Digulingkan

Diberitakan sebelumnya, pada Minggu (8/12/2024) lalu, kelompok milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merebut kendali Damaskus.

Hal ini memaksa Presiden Bashar Assad melarikan diri setelah lebih dari 13 tahun perang saudara.

Dengan demikian, berakhirlah kekuasan keluarganya yang telah berlangsung puluhan tahun di Suriah.

Warga Suriah lantas merayakan kejatuhan Assad. Ribuan warga Suriah berkumpul di Masjid Umayyah.

Di masjid bersejarah itu, pria, wanita, dan anak-anak berkumpul untuk merayakan salat Jumat pertama sejak penggulingan Assad, kemudian beranjak ke jalan-jalan dan alun-alun kota.

Orang-orang melambaikan bendera oposisi.

Kerumunan juga meneriakkan yel-yel — pemandangan yang tak terbayangkan beberapa hari sebelumnya, lapor Arab News.

Pemandangan tersebut mengingatkan pada hari-hari awal pemberontakan 2011, ketika para pengunjuk rasa pro-demokrasi di kota-kota Suriah turun ke jalan setelah salat Jumat — meski tidak pernah terjadi di Damaskus, yang selama ini menjadi basis kekuasaan klan Assad.

“Kami berkumpul karena kami senang Suriah telah dibebaskan, kami senang telah dibebaskan dari penjara tempat kami tinggal,” kata Nour Thi Al-Ghina (38), salah satu warga yang hadir.

“Ini pertama kalinya kami berkumpul dalam jumlah besar dan pertama kalinya kami melihat acara seperti ini,” katanya dengan senyum lebar karena kegembiraan.

“Kami tidak pernah menyangka ini akan terjadi.”

Pada 2011, tindakan keras yang dilakukan oleh Assad terhadap pengunjuk rasa damai memicu perang saudara yang berlangsung selama 13 tahun, merenggut lebih dari setengah juta nyawa, dan menyebabkan jutaan orang mengungsi.

Massa yang gembira meneriakkan slogan “Satu, satu, satu, rakyat Suriah adalah satu!” pada hari Jumat.

Beberapa orang juga terlihat memegang bendera kemerdekaan Suriah, yang telah digunakan oleh oposisi sejak pemberontakan dimulai.

Puluhan pedagang kaki lima di sekitar masjid tampak menjual bendera bintang tiga — simbol yang tidak pernah berani dikibarkan di wilayah yang dikuasai pemerintah selama masa pemerintahan Assad yang otoriter.

Dengan suasana yang penuh semangat dan harapan, perayaan ini menjadi simbol kebebasan baru bagi rakyat Suriah setelah bertahun-tahun di bawah kekuasaan Assad.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan