Sabtu, 9 Agustus 2025

'Mereka pergi bermain sepakbola, tapi tak pernah pulang' – Empat bocah dibunuh dengan kejam di Ekuador, mengapa perang terhadap geng kriminal dikritik?

Pada 8 Desember 2024, empat anak laki-laki Ekuador pergi bermain sepak bola, tetapi tidak pernah kembali. Beberapa minggu kemudian…

BBC Indonesia
'Mereka pergi bermain sepakbola, tapi tak pernah pulang' – Empat bocah dibunuh dengan kejam di Ekuador, mengapa perang terhadap geng kriminal dikritik? 

Menanggapi situasi seperti itu, Presiden Daniel Noboa memberi wewenang kepada militer untuk menjaga ketertiban umum.

Kasus "Guayaquil Four"—yang muncul hanya beberapa pekan sebelum pemilihan presiden pada 9 Februari—telah memicu perdebatan mengenai kebijakan kekerasan ala Noboa, yang mencakup penerapan keadaan darurat dan penangguhan hak-hak sipil tertentu.

Hal ini juga memicu protes di negara tersebut yang, walaupun terbatas, telah menarik perhatian organisasi internasional seperti PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), yang komisi HAM-nya telah mendesak Ekuador untuk menyelidiki kasus tersebut.

"Menuntut semua yang bertanggung jawab, dan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa situasi seperti itu tidak terjadi lagi," kata PBB.

Presiden Noboa telah menegaskan tidak akan ada impunitas terkait nasib anak-anak di bawah umur tersebut.

Namun, keluarga tidak mempercayai kata-katanya, dan menginginkan keadilan bagi keempat anak yang saat itu pergi bermain sepak bola, tetapi tidak pernah pulang.

'Ayah, kemarilah, tolong selamatkan aku'

Pada 8 Desember 2024 malam, Luis Arroyo pergi keluar untuk membeli bahan makanan dan ketika dia kembali sekitar pukul 20.40, dia heran Ismael dan Josué belum pulang.

"Saya bertanya kepada istri saya: 'Di mana anak-anak itu?' 'Mereka pergi bermain bola, mereka akan kembali,' katanya kepada saya.

"Tetapi mereka tidak pulang dan saya mulai khawatir, saya pergi keluar untuk mencari mereka tetapi tidak dapat menemukannya. Waktu terus berlalu dan istri saya menerima telepon pada pukul 22.40."

Ayah dari para remaja itu mengatakan bahwa seorang pria yang tidak pernah menyebutkan identitasnya menghubungi istrinya dan memberi tahu bahwa anak-anaknya telah ditahan oleh militer. Mereka dalam kondisi telanjang dan butuh bantuan.

"Kemudian dia menghubungkan saya dengan anak saya yang tertua, Ismael."

"Dia berujar kepada saya: 'Ayah, kemarilah, selamatkan saya, kami di sini di Taura [sebuah kota di luar Guayaquil], dalam kondisi telantar. Militer menangkap kami karena diduga mencuri, tetapi kami tidak melakukan apa pun. Ayah, kemarilah, tolong selamatkan kami. Saya takut.'"

Luis Arroyo berusaha membuatnya tidak panik.

"Anakku, tetaplah tenang, aku akan menyelamatkanmu."

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan