Konflik Iran Vs Israel
Israel Diduga Tanam Bom dalam Perangkat yang Dibeli Iran, Kasus Pager Hizbullah Bisa Terulang?
Iran menuding Israel telah memasang bom atau peledak dalam perangkat teknologi yang dibeli untuk keperluan program nuklir Iran.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Setelah ribuan pager di Lebanon meledak tahun lalu, Hizbullah dan Iran langsung menuding Israel sebagai dalangnya.
Ledakan itu menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya.
Seorang narasumber keamanan Lebanon mengklaim agen intelijen Mossad Israel telah menanam peledak berukuran kecil di dalam 5.000 pager buatan Taiwan.
Pager itu dipesan oleh Hizbullah beberapa bulan sebelum tragedi ledakan hari Selasa pan lalu. Perusahaan bernama Gold Apollo dilaporkan sebagai produsennya.
Teror ledakan itu merupakan penerobosan keamanan yang belum pernah dialami oleh Hizbullah sebelumnya.

Adapun pager yang meledak berjenis AR-924. Pager itu layaknya pager lainnya yang bisa menampilkan pesan teks, tetapi tidak bisa untuk menelepon.
Baca juga: Rusia-Iran Makin Erat, Putin dan Pezeshkian Akan Tanda Tangani Perjanjian Kemitraan Strategis
Para pejuang Hizbullah memilih menggunakan pager sebagai alat komunikasi demi menghindari upaya Israel untuk melacak tempat/lokasi.
Akan tetapi, menurut sumber keamanan Hizbullah, pager itu telah dimodifikasi oleh Mossad "di level produksi".
"Mossad memasukkan papan elektronik ke dalam alat itu yang memiliki material peledak dan menerima kode. Susah untuk mendeteksinya dengan cara apa pun. Bahkan, dengan alat apa pun atau pemindai," kata sumber itu.
Dia mengatakan 3.000 pager meledak setelah pesan kode dikirimkan ke pager.
Narasumber keamanan lainnya menyebut ada tiga gram bahan peledak yang disembunyikan di dalam pager baru dan tidak terdeteksi oleh Hizbullah selama berbulan-bulan.
Sementera itu, Ahmad Bakhshayesh Ardestani, seorang anggota dewan Iran, mengklaim negaranya terlibat dalam pembelian alat komunikasi pager yang meledak di Lebanon minggu lalu.
Ribuan pager itu digunakan oleh para pejuang Hizbullah. Namun, alat itu justru menjadi petaka karena meledak bersamaan.
"[Pasukan Iran] pastinya berperan dalam pembelian pager Hizbullah. Oleh karena itu, badan intelijen kita juga harus menyelidiki persoalan ini," kata Ardestani saat diwawancarai Iran Watch, dikutip dari News 18.
Pejabat yang menjadi anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran itu menyebut Presiden Iran, Ebrahim Raisi, yang tewas karena kecelakaan helikopter pada bulan Mei silam juga memiliki pager.
Di samping itu, salah satu pager juga dimiliki oleh Duta Besar Iran di Lebanon.
Meski demikian, pager yang digunakan oleh Raisi mungkin berbeda dengan pager yang digunakan pejuang Hizbullah.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.