Konflik Palestina Vs Israel
Media Israel: Merasa Sia-sia, IDF Angkat Kaki dari Poros Netzarim Pemisah Gaza Sambil Menangis
Pasukan IDF meninggalkan Poros Netzarim dengan air mata dan perasaan kalau apa yang telah mereka lakukan selama lebih dari setahun di Gaza “sia-sia”
"Sebelumnya, harga yang harus dibayar (Israel) adalah pembebasan tahanan keamanan, namun hari ini biaya tersebut telah menjadi bersifat operasional, karena bagian utara Jalur Gaza sekarang sudah terekspos (dikuasai lagi oleh Hamas). (Ini seperti) meletakkan alat peledak untuk IDF di bawah tanah dan ranjau akan terpasang di mana kami sebelumnya berada (mengontrol wilayah tersebut)," kata dia.
Dia melanjutkan, dengan mengatakan, “Jika ada ribuan militan di wilayah Beit Hanoun dan Jabalia (Gaza Utara), jumlahnya sekarang mungkin akan meningkat menjadi lebih dari 10.000 milisi, dan kita akan menunggu – jika kita kembali berperang – pertempuran yang penuh kekerasan dan intens dari apa yang kita lihat sebelumnya."
Dia menambahkan, “Benteng yang akan dibangun dan senjata yang akan diselundupkan membuat operasi militer di masa depan menjadi lebih berbahaya dan kompleks,”, merujuk pada hipotesis kalau kekuatan Hamas sudah pulih dan bertambah kuat setelah 15 bulan bombardemen IDF.
Baca juga: Media Israel: IDF Sebut Kemampuan Militer Hamas Pulih, Sukses Rekrut Ribuan Petempur Baru

Dia menilai kalau penarikan mundur pasukan IDF dari Netzarim adalah “Pukulan besar terhadap semua upaya yang dilakukan pasukan kami di Gaza. Dan sekarang, tampaknya semua itu (usaha IDF) terbuang percuma,” katanya.
Kembalinya warga Palestina yang terlantar ke Jalur Gaza utara terjadi setelah berbulan-bulan pengeboman dan pengepungan Israel yang menyebabkan ratusan ribu warga Palestina terpaksa mengungsi.
Kembalinya ratusan ribu warga Gaza ini disertai dengan kondisi hidup yang keras karena kelaparan dan terhambatnya kedatangan bantuan pangan.
"Situasi itu menjadikan perjalanan pulang sebagai momen luar biasa yang membawa harapan dan rasa sakit pada saat yang bersamaan," kata laporan Khaberni.
Pada tanggal 19 Januari, gencatan senjata antara perlawanan Palestina dan pendudukan Israel mulai berlaku, dan tahap pertama akan berlanjut selama 42 hari, di mana negosiasi akan dilakukan untuk memulai tahap kedua dan ketiga, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.
(oln/khbrn/*)
Konflik Palestina Vs Israel
KTT Darurat Arab-Islam di Doha: Seremoni Tanpa Taring |
---|
Netanyahu Gunakan Dalih Hubungan Hamas-Qatar untuk Bela Serangan Israel di Doha |
---|
Komisi PBB Sebut Israel Melakukan Genosida di Gaza, Apa Artinya? Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui |
---|
PBB: Netanyahu Dalang Genosida di Gaza, Ribuan Warga Palestina Dibunuh dengan Sengaja |
---|
Diteriaki di Depan Rumahnya, Netanyahu Kabur, Keluarga Sandera Tuntut Jawaban |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.