Kamis, 28 Agustus 2025

Tabrakan Pesawat & Helikopter di AS

Tabrakan Pesawat American Airlines dan Helikopter Black Hawk, Penumpang Tak Ada yang Selamat

Tabrakan antara pesawat jet milik American Airlines dengan helikopter Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) telah menewaskan 67 orang.

Tangkapan Layar YouTube FOX 32 Chicago
TABRAKAN PESAWAT - Tangkapan Layar Video Detik-detik Pesawat American Airlines Menabrak Helikopter Black Hawk Milik Angkatan Darat Amerika Serikat pada Rabu (29/1/2025) Malam Waktu Setempat. Sebuah pesawat milik maskapai Americans Airlines menabrak helikopter militer Black Hawk di Washington, DC, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (29/1/2025). 

"Ini merupakan acara yang melibatkan semua pihak," kata Kepala Badan Keselamatan Transportasi Nasional, Jennifer Homendy dalam konferensi pers.

Badan tersebut telah mulai mengumpulkan puing-puing, termasuk bagian-bagian helikopter, dan menyimpannya di hanggar di Reagan National.

Di Gedung Putih, Trump mengkritik pilot helikopter dan menyatakan pengontrol lalu lintas udara yang harus disalahkan.

"Kami tidak tahu apa yang menyebabkan kecelakaan ini, tetapi kami memiliki beberapa pendapat dan ide yang sangat kuat," ucap Trump.

Komunikasi radio menunjukkan bahwa pengontrol lalu lintas udara memperingatkan helikopter tentang jet yang mendekat dan memerintahkannya untuk mengubah arah.

Satu pengendali, bukan dua, menangani lalu lintas pesawat dan helikopter lokal pada Rabu malam di Bandara Nasional Reagan, situasi yang dianggap "tidak normal".

Akan tetapi, dianggap memiliki staf yang memadai untuk volume lalu lintas yang lebih rendah, menurut seseorang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut.

Keputusan untuk menggabungkan tugas di malam hari bukanlah hal yang tidak biasa, kata sumber tersebut.

Baca juga: Pesawat American Airlines Tabrak Heli Militer Black Hawk, Trump Beri Respons

The New York Times pertama kali melaporkan penunjukan "tidak normal" tersebut.

Kekurangan pengawas lalu lintas udara di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir telah memicu masalah keselamatan.

Di beberapa fasilitas, pengawas bekerja lembur wajib dan bekerja enam hari seminggu untuk mengatasi kekurangan.

Administrasi Penerbangan Federal memiliki sekitar 3.000 pengawas lebih sedikit dari yang dibutuhkan. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan