Konflik Suriah
Berdasarkan Perintah Donald Trump, Pentagon Menyusun Rencana Penarikan Permanen Pasukan dari Suriah
Washington sedang menyusun rencana untuk penarikan pasukan militer AS dari Suriah, dua pejabat pertahanan mengatakan kepada NBC News
Berdasarkan Perintah Donald Trump, Pentagon Menyusun Rencana 'Penarikan Permanen' dari Suriah
TRIBUNNEWS.COM- Washington sedang menyusun rencana untuk penarikan pasukan militer AS dari Suriah, dua pejabat pertahanan mengatakan kepada NBC News pada tanggal 4 Februari.
“Departemen Pertahanan sedang mengembangkan rencana untuk menarik semua pasukan AS dari Suriah,” kata pejabat tersebut.
Akibat pernyataan Presiden AS Donald Trump dan orang-orang dekatnya yang menyatakan niat untuk menarik pasukan dari Suriah baru-baru ini, pejabat Pentagon "menyusun rencana penarikan penuh dalam 30, 60 atau 90 hari," demikian yang disampaikan laporan tersebut.
Pejabat pertahanan AS mengatakan kepada NBC bahwa Penasihat Keamanan Nasional Trump Mike Waltz mengunjungi markas besar CENTCOM minggu lalu, bertemu dengan pejabat senior militer, dan menerima pengarahan tentang kawasan tersebut.
Seorang pejabat Gedung Putih menyatakan potensi pengurangan pasukan AS di Suriah tidak dibahas selama kunjungan tersebut.
"Adalah baik bagi NSA Waltz untuk mengunjungi CENTCOM guna mendapatkan gambaran tentang seluruh kawasan," kata pejabat tersebut. Seorang juru bicara Pentagon menolak berkomentar.
Donald Trump ditanya selama acara media tentang laporan terkini bahwa ia telah memberi tahu pejabat Israel tentang niatnya untuk menarik diri dari Suriah.
"Saya tidak tahu siapa yang mengatakan itu. Maksud saya, saya tidak tahu siapa yang mengatakan itu, tetapi kami akan membuat keputusan tentang itu. Kami tidak akan terlibat, kami tidak akan terlibat di Suriah. Suriah sudah kacau balau. Mereka sudah punya cukup banyak kekacauan di sana. Mereka tidak butuh keterlibatan kami dalam semua hal," kata presiden AS.
Perusahaan Penyiaran Israel (KAN) melaporkan akhir bulan lalu bahwa Trump memberi tahu pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa ia bermaksud menarik ribuan tentara AS dari Suriah.
Menurut laporan tersebut, hal ini menimbulkan “banyak kekhawatiran dan kecemasan di Israel.”
Tentara AS telah menduduki Suriah secara ilegal sejak 2016, mempertahankan kendali atas ladang minyak negara itu dengan bantuan proksi Kurdi, Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Pada tahun 2019, selama masa jabatan pertamanya, Trump mengakui bahwa pasukan AS berada di Suriah untuk mengambil minyak negara itu.
“Kami menjaga minyak [Suriah]. Kami memiliki minyaknya. Minyaknya aman. Kami meninggalkan pasukan hanya demi minyaknya,” katanya.
Jatuhnya pemerintahan mantan presiden Suriah Bashar al-Assad pada bulan Desember 2024 telah menyebabkan organisasi-organisasi ekstremis yang sebelumnya berafiliasi dengan Al-Qaeda mendirikan pemerintahan transisi di negara tersebut.
Pasukan Israel telah menyerbu wilayah selatan Suriah dan memperluas pendudukan ilegal mereka.
Pejabat pertahanan yang dikutip di media AS mengatakan penarikan pasukan AS bisa memakan waktu 30, 60, atau 90 hari.
SUMBER: THE CRADLE
Konflik Suriah
Suriah Siapkan Pemilu Parlemen Pertama Pasca Jatuhnya Rezim Assad, Digelar September Tahun Ini |
---|
Israel Meriang, Turki akan Beli 40 Jet Tempur Eurofighter Typhoon dari Jerman |
---|
Tiga Percobaan Pembunuhan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa dalam 7 Bulan, Upaya Terakhir Paling Nekat |
---|
Prancis, Inggris, dan Jepang Sambut Baik Gencatan Senjata di Suwayda, Suriah |
---|
Arti Larangan Minum Kopi Bagi Suku-Suku Suriah, Genderang Perang Bagi Druze yang Dilindungi Israel |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.