Kamis, 21 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Mau Bebaskan 3 Sandera, Kantor Netanyahu: Belum Ada Deal, Perang Gaza Bisa Pecah Lagi Sabtu

Israel mengindikasikan meminta lebih banyak sandera yang dibebaskan oleh Hamas pada Sabtu besok. Perang Gaza bisa kembali pecah kalau deadlock.

Telegram Brigade Al-Qassam
ANGGOTA BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil pada Rabu (12/2/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Sabtu (8/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam berdiri sebelum menyerahkan berkas kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) selama pertukaran tahanan ke-5 pada Sabtu (8/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza, dengan imbalan 183 tahanan Palestina. 

Hamas Mau Bebaskan 3 Sandera, Netanyahu: Belum Ada Deal, Perang Gaza Bisa Pecah Lagi Sabtu

TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Penyiaran IsraelKAN, melaporkan kalau Komando Selatan militer Israel (IDF) akan menggelar pertemuan untuk membahas perkembangan situasi di Jalur Gaza, Jumat (14/2/2025).

Pertemuan itu membahas peluang diterimanya pembebasan 3 sandera Israel yang dijadwalkan dibebaskan Hamas pada Sabtu (15/2/2025) atau kemungkinan kembali bertempur, yang berarti gencatan senjata berakhir dan perang kembali pecah, kata laporan itu dikutip dari Khaberni.

Baca juga: Jenderal IDF: Karena Gaza, Israel Hadapi Bahaya Kepunahan Setara Penghancuran Bom Nuklir

 
Kantor Netanyahu mengatakan saat ini belum ada kesepakatan dengan Hamas mengenai pembebasan sandera, tetapi ada persiapan untuk mengumumkannya secara resmi.

Sempat menunda pembebasan, Hamas akhirnya mau membebaskan 3 sandera Israel sesuai jadwal pertukaran sandera tahap pertama. Namun, belakangan Israel meminta lebih banyak sandera untuk dibebaskan.
 
"Keputusan sekarang ada di tangan Netanyahu apakah akan melanjutkan gencatan senjata atau kembali bertempur," kata laporan tersebut dikutip Jumat.

Adapun media lain Israel, Walla mengutip pernyataan seorang pejabat senior Israel mengabarkan kalau pihak Zionis tetap berharap pembebasan sandera tetap terjadi Sabtu besok dengan Hamas mengumumkan nama-nama sandera yang akan dibebaskan terlebih dulu.

Walla menyiratkan, kemungkinan Israel akan menunda niat mereka untuk melanjutkan perang di Gaza setidaknya hingga pekan depan.

"Kami berharap yang diculik akan dibebaskan besok, tetapi tampaknya krisis telah ditunda hingga minggu depan. Kami berharap menerima daftar hari ini melalui mediator berisi nama 3 orang yang diculik yang akan dibebaskan oleh Hamas besok," kata pejabat tersebut dilansir Walla.

Baca juga: Galang Kekuatan Arab Hadapi Niat AS Kuasai Gaza, Yordania ke Trump: Palestina Adalah Milik Palestina

PEMBEBASAN SANDERA - Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic yang diambil pada Sabtu (8/2/2025), menunjukkan sandera Israel yang dibebaskan Hamas. Sebagai ganti 3 sandera, Israel akan membebaskan 183 tahanan Palestina.
PEMBEBASAN SANDERA - Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic yang diambil pada Sabtu (8/2/2025), menunjukkan sandera Israel yang dibebaskan Hamas. Sebagai ganti 3 sandera, Israel akan membebaskan 183 tahanan Palestina. (Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic)

Ancaman Trump ke Hamas

Seperti diketahui, Hamas akhirnya mau membebaskan sandera Israel kembali setelah sempat memanas akibat saling tuduh melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Diperkirakan Hamas akan membebaskan tiga sandera pada Sabtu (15/2/2025) besok.

Adam Boehler, utusan Amerika Serikat (AS) untuk urusan penyanderaan, mengatakan kalau ancaman Presiden Donald Trump terhadap Hamas merupakan gambaran sikap terkait persoalan pertukaran sandera.

Trump menyatakan, 'Hell on Earth' akan terjadi di Gaza kalau Hamas tidak membebaskan sandera Israel seusai jadwal. Hamas sempat mengumumkan, menunda pembebasan sandera karena Israel melanggar gencatan senjata.

"Ancaman Trump terhadap Hamas adalah posisi presiden saat ini dan dia berhak untuk mengubah atau memodifikasinya. Saya harap Hamas telah mendengar dengan jelas dari Trump bahwa mereka harus mengatasi masalah penyanderaan," kata Adam Boehler.

Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani diperkirakan akan mengirimkan daftar tiga nama sandera tersebut kepada Kepala Mossad, David Barnea.

Pembebasan sandera oleh Hamas ini diharapkan akan menyelesaikan krisis yang mengancam akan menggagalkan gencatan senjata yang sudah rapuh.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan