Konflik Rusia Vs Ukraina
50.000 Orang Dilaporkan Hilang dalam Perang Ukraina yang Berlangsung Hampir 3 Tahun
Laporan dari Komite Palang Merah Internasional mengungkapkan, hampir 50.000 orang hilang sejak perang dimulai pada Februari 2022.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung hampir tiga tahun menyebabkan banyak orang hilang.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan, hampir 50.000 orang hilang sejak perang yang dimulai pada Februari 2022.
Laporan ini disampaikan oleh kepala Biro Badan Penelusuran Pusat (CTA) ICRC, Dusan Vujasanin.
Vujasanin juga mengatakan, jumlah orang hilang ini meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun lalu.
Sebelumnya, ICRC melaporkan ada sekitar 23.000 orang hilang pada 2024.
"Sejak Februari 2024, jumlah orang hilang yang belum terungkap meningkat lebih dari dua kali lipat, mencapai hampir 50.000," kata Vujasanin, yang dilansir oleh AFP pada Jumat (14/2/2025).
Ia mengungkapkan sebagian besar dari orang-orang yang hilang adalah personel militer.
Mereka terdiri dari prajurit pria dan wanita dari Rusia maupun Ukraina.
ICRC bekerja untuk mencari tahu apa yang terjadi pada orang-orang ini dan memberitahu keluarga mereka.
Mereka juga mencoba mencari apakah orang-orang yang hilang tersebut ditahan, dibunuh, atau hilang kontak setelah melarikan diri.
ICRC mengungkapkan diberi tahu tentang sekitar 16.000 orang yang ditahan sebagai tawanan perang dan warga sipil oleh kedua belah pihak dalam perang ini.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1089: AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi, Tak Undang Ukraina?
Namun, Vujasanin menekankan jumlah ini tidak mencerminkan semua tawanan yang masih ditahan, karena beberapa sudah dibebaskan.
Sejak perang dimulai pada Maret 2022, ICRC telah berusaha mengoordinasikan pencarian orang yang hilang melalui Biro Badan Penelusuran Pusatnya.
Perang ini telah menyebabkan "peningkatan eksponensial" dalam jumlah orang yang hilang, yang kini meningkat dari 1.000 menjadi 5.000 kasus per bulan.
Selain itu, Presiden AS Donald Trump berjanji untuk segera mengakhiri perang ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.