Jumat, 22 Agustus 2025

Konflik Suriah

Rusia Cetak Uang Tunai Baru untuk Suriah, Barat Masih Ragu-Ragu Cabut Sanksi

Rusia kirimkan uang kertas baru ke Suriah karena ekonomi Suriah yang masih sulit dan Barat belum mencabut seluruh sanksinya terhadap negara tersebut.

Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic
EKONOMI SURIAH - Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic yang diambil pada Minggu (16/2/2025), menampilkan laporan berita mengenai nilai pound Suriah yang naik seminggu setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad. Rusia kirimkan uang kertas baru ke Suriah karena ekonomi Suriah yang masih sulit dan Barat belum mencabut seluruh sanksinya terhadap negara tersebut. 

"Ekonomi adalah masalah besar, dan ujian utama bagi pemerintah baru di Damaskus adalah memastikan pasokan energi dan kebutuhan pokok seperti roti, serta mengembalikan ekonomi yang stabil."

Beberapa ibu kota Eropa menunjukkan sinyal bahwa sanksi akan segera dicabut, seperti yang dilaporkan oleh Middle East Eye.

Pekan ini, Prancis menjadi tuan rumah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Suriah dan mengadakan konferensi internasional untuk mendukung negara tersebut.

Presiden Suriah, Ahmad al-Sharaa, juga diundang oleh Presiden Emmanuel Macron untuk mengunjungi Paris, dan kunjungan tersebut diharapkan terjadi dalam waktu dekat.

Namun, hal serupa tidak berlaku bagi Amerika Serikat.

Meski AS telah memberikan kelonggaran sementara dengan mengizinkan transaksi tertentu, termasuk penjualan energi, sanksi berat lainnya belum dicabut.

Direktur Kontraterorisme AS, Sebastian Gorka, mempertanyakan apakah Al-Sharaa benar-benar meninggalkan kelompok terornya.

"Saya ragu AS akan mencabut sanksi terhadap Suriah dalam waktu dekat," kata Yazigi.

"AS mungkin menggunakan sanksi ini sebagai alat untuk menekan pemerintah Suriah."

Baca juga: Putin dan Al-Sharaa Bicara Lewat Telepon, Tegaskan Dukungannya Terhadap Kedaulatan Suriah

Yazigi membandingkan situasi ini dengan Sudan, yang sanksinya dicabut setelah mengakui Israel pada tahun 2020.

Namun, ia menambahkan bahwa situasi Suriah jauh lebih kompleks, terutama terkait pengakuan Israel, yang secara politik dianggap tidak mungkin.

Menurut para ahli, Suriah mungkin akan berhati-hati dalam menjaga hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan, baik di dalam maupun luar negeri.

"Di Suriah, Anda harus selalu menjaga pintu terbuka dan memiliki sekutu asing alternatif atau setidaknya pihak-pihak yang tidak ingin Anda ganggu," ujar Yazigi.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan