Konflik Palestina Vs Israel
Sandera yang Dibebaskan Israel Ungkap Kengerian di Penjara, 4 dari 369 Tawanan dalam Kondisi Kritis
Israel membebaskan 369 warga Palestina, empat di antaranya kini berada dalam kondisi kritis pada Sabtu (15/2/2025). Apa yang terjadi?
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Israel baru-baru ini membebaskan 369 warga Palestina pada Sabtu (15/2/2025), sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.
Dikutip dari Al Jazeera dan CNN, empat di antaranya dilaporkan berada dalam kondisi kritis.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan para sandera yang bebas itu saat ini dirawat di rumah sakit di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki.
Meskipun tawanan Israel umumnya dalam kondisi baik selama pertukaran gencatan senjata, banyak warga Palestina yang dibebaskan menunjukkan tanda-tanda fisik yang memprihatinkan.
Banyak di antaranya kehilangan berat badan secara drastis dan beberapa bahkan kesulitan berjalan akibat kondisi fisik mereka yang buruk, yang disebabkan oleh penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi.
Dari laporan Kantor Media Tahanan Palestina, kondisi yang dialami oleh para tahanan yang dibebaskan menunjukkan tingkat pelanggaran hak asasi manusia yang serius.
Beberapa mantan tahanan menceritakan kengerian yang mereka alami di penjara Israel.
Sebagian besar dari mereka dipenjara tanpa tuduhan apa pun.
Amir Abu Radah, salah satu warga Palestina yang dibebaskan, mengungkapkan pengalamannya selama 18 bulan di penjara gurun Nafha di Israel.
Selama di sana, pihak berwenang memutus aliran air dan listrik, membuat kondisi penjara semakin sulit.
Abu Radah menyatakan bahwa selama 18 bulan, mereka tidak memiliki sarana komunikasi apa pun dan terisolasi dari dunia luar.
Baca juga: Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera: Tidak Ada Pemindahan Warga Palestina dari Gaza
Hazem Rajab, warga Palestina lainnya yang dibebaskan, juga mengungkapkan pengalaman buruknya kepada Al Jazeera.
Rajab menceritakan bahwa sejak awal penangkapannya pada Desember 2023, ia dan lainnya dipukuli dengan sangat brutal.
"Orang Israel mengatakan kepada kami, 'Selamat datang di neraka'. Itu benar-benar neraka," kenangnya.
Menurut laporan Nour Odeh dari Al Jazeera, para warga Palestina yang dibebaskan dari tahanan Israel berada dalam kondisi yang sangat buruk dan menderita kekurangan gizi karena menahan lapar selama 15 bulan terakhir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.