Konflik Palestina Vs Israel
AS dan Hamas Ngobrol Langsung via Kanal Rahasia, Israel Jengkel Sekali dan Berang
Media Israel melaporkan para pejabat Israel jengkel sekali dan berang setelah mengetahui pemerintah Amerika Serikat berbicara langsung dengan Hamas.
TRIBUNNEWS.COM – Israel dilaporkan jengkel sekali setelah mengetahui pemerintah Amerika Serikat (AS) berbicara langsung dengan Hamas.
Tujuan pembicaraan itu adalah untuk mengamankan pembebasan warga AS yang disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.
Israel Hayom, salah satu media utama di Israel, melaporkan tindakan itu membuat berang para pejabat Israel.
“Ini tindakan yang sangat problematik,” kata seorang pejabat Israel.
Israel memang mengetahui adanya kanal rahasia yang digunakan AS dan Hamas untuk berkomunikasi langsung. Namun, para pejabat Israel sangat tidak senang dengan keberadaan kanal itu.
Israel Hayom menyebut pembicaraan antara AS dan perwakilan Hamas di Qatar belum membuahkan hasil. Pembicaraan itu dipimpin oleh Adam Boehler, utusan Presiden AS Donald Trump yang ditugasi mengurus pemulangan warga AS yang disandera di seluruh dunia.
Adanya pembicaraan itu pertama kali diungkapkan oleh jurnalis bernama Barak Ravid. Menurut laporan Ravid, pembicaraan itu dikonfirmasi oleh sumber Israel dan tidak dibantah oleh Gedung Putih.
Dalam beberapa minggu terakhir, Boehler disebut menggelar pertemun dengan perwakilan Hamas di Kota Doha, Qatar.
Sementara itu, narasumber dari Hamas mengatakan perwakilan organisasi Palestina itu sudah bertemu langsung dengan utusan Trump. Menurut dia, pembicaraan Hamas-AS berfokus pada persoalan warga AS yang disandera.
Konsul Jenderal Israel di New York, Ofir Akunis, turut buka suara mengenai pembicaraan Hamas-AS. Dia justru menanggapinya secara positif.
“Pemerintahan Presiden Trump mengubah secara mendasar pendekatannya tehradap Hamas. Alih-alih menekan Israel, pemerintahan itu menekan Hamas,” kata Akunis kepada Fox Business.
Baca juga: Israel Sudah Rampungkan Persiapan Pemindahan Warga Gaza, Tiap Hari 2.500 Orang Bisa Pergi
“Kami semua akan senang melihat sandera pulang dan bersatu kembali dengan keluarga mereka, di rumah mereka dan di negara mereka. Jika ini terjadi karena pembicaraan langsung antara AS dan Hamas, kami akan menyambut baik.”
Pembicaraan terbaru AS-Hamas
Reuters melaporkan AS-Hamas juga kembali melakukan pembicaraan pada Rabu malam, (5/3/2025).
Boehler berbicara dengan para pejabat senior Hamas dan perwakilan Mesir dan Qatar sebagai juru penengah. Fokus pembicaraan ialah masa depan Gaza yang entitas yang akan memerintah tanah Palestina itu.
Sementara itu, Ibrahim Al Madhoun, seorang komentator terafiliasi Hamas, mengatakan pembicara kedua belah pihak umumnya berkisar tentang Idan Alexander, seorang sandera yang juga memiliki kewarganegaraan AS.
Menurut dia, dalam pembicaraan itu Hamas punya kesempatan untuk menyampaikan tuntutan yang lebih besar.
Tuntutan itu misalnya menghapus Hamas dari daftar organisasi teroris menurut AS, mengakui Hamas sebagai bagian dari “solusi politik” di Gaza, dan memastikan Hamas tetap menjadi entitas penting dalam rencana apa pun tentang masa depan Gaza.
Pembicaraan-pembicaraan AS dengan Hamas beberapa selama beberapa minggu belakangan adalah pembicaraan pertama AS-Hamas secara langsung sejak 28 tahun silam.
Ancaman Trump
Trump kembali mengeluarkan ancaman terhadap Hamas.
“Pulangkan semua sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua jasad orang yang kalian bunuh, atau itu akan menjadi akhir bagi kalian,” kata Trump.
“Juga untuk rakyat Gaza: Masa depan indah menunggu kalian, tetapi tidak jika kalian membawa sandera. Jika kalian, melakukannya, kalian akan mati.”
Baca juga: Di KTT Arab, Presiden Mesir Sebut Serangan Israel di Gaza sebagai Noda Sejarah Manusia
Di samping itu, dia memberi sinyal bakal menyediakan bantuan Israel.
“Untuk merampungkan pekerjaan ini, tidak ada satu pun anggota Hamas yang akan aman jika kalian tidak melakukan apa yang saya katakan.”
“Hanya orang-orang sakit dan kelainan mental yang terus menyimpan jasad, dan kalian sakit dan kelainan mental.”
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.