Konflik Palestina Vs Israel
Demo Besar Warga Israel Tuntut Pembebasan Sandera
Warga Israel di Tel Aviv tuntut pembebasan sandera dalam demo besar-besaran.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM – Ratusan warga Israel menggelar unjuk rasa besar-besaran di Tel Aviv pada Minggu, 9 Maret 2025.
Aksi ini diadakan oleh keluarga dan teman-teman para tawanan yang ditahan oleh Hamas, menuntut pemerintah Israel untuk mematuhi perjanjian gencatan senjata dan segera membebaskan sandera.
Dalam demonstrasi tersebut, Zahiro Shahar Mor, keponakan tawanan Avraham Munder, mengungkapkan, "Kepentingan Netanyahu bukanlah kepentingan negara Israel atau rakyatnya."
Ia menambahkan bahwa sebagian besar masyarakat Israel menginginkan semua sandera yang tersisa segera dipulangkan dan bersedia membayar harga untuk itu.
Sebelum unjuk rasa, para kerabat sandera juga memohon kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang baru saja bertemu dengan delapan mantan tawanan pada Rabu, 5 Maret 2025.
Pembicaraan Pembebasan Sandera
Sementara itu, pertemuan antara para pemimpin Hamas dan negosiator sandera dari AS, Adam Boehler, berlangsung dalam beberapa hari terakhir.
Fokus pembicaraan adalah untuk membebaskan seorang warga negara ganda Amerika-Israel yang ditahan di Gaza.
Taher al-Nono, penasihat politik pemimpin Hamas, mengonfirmasi pembicaraan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Washington, yang berlangsung di Doha.
Al-Nono menyatakan, "Kami telah menanganinya secara positif dan fleksibel dengan cara yang melayani kepentingan rakyat Palestina." Ia menambahkan bahwa diskusi juga membahas implementasi perjanjian bertahap untuk mengakhiri perang Israel-Hamas.
Utusan khusus Presiden Trump, Steve Witkoff, menyebutkan bahwa mendapatkan pembebasan Edan Alexander, seorang pria berusia 21 tahun dari New Jersey yang diyakini sebagai sandera Amerika terakhir yang masih hidup, adalah prioritas utama.
Proses Negosiasi Gencatan Senjata
Israel dan Hamas telah menunjukkan kesediaan untuk melanjutkan negosiasi gencatan senjata.
Delegasi Hamas bertemu dengan mediator Mesir dan mengonfirmasi kesiapan mereka untuk merundingkan tahap kedua kesepakatan gencatan senjata.
Israel juga berencana mengirim negosiator ke Doha pada Senin, 10 Maret 2025.
Perjanjian gencatan senjata sebelumnya yang dimulai pada 19 Januari 2025 telah menghasilkan pembebasan 33 sandera, termasuk delapan yang telah meninggal, sebagai imbalan untuk sekitar 1.800 tahanan Palestina.
Hingga saat ini, dari 251 orang yang diculik selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, 58 orang masih ditahan di Gaza, sementara 34 di antaranya telah dinyatakan meninggal oleh militer Israel.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Palestina Vs Israel
Terungkap, Taktik Tekanan ke ICC Terkait Kasus Israel: Intervensi AS dan Barat Sangat Kuat |
---|
Semua Negara Anggota DK PBB Sebut Kelaparan di Gaza Krisis Buatan Manusia, AS Tolak Klaim |
---|
Trump Janji Stop Perang Gaza, Agresi Israel ke Palestina Bakal Rampung dalam Dua Pekan |
---|
Apa Itu Ketuk Ganda? Strategi Israel Serang RS Nasser di Khan Yunis yang Tewaskan Nakes & Jurnalis |
---|
Unit Militer Israel Geram atas 'Penyesalan' Netanyahu terkait Serangan RS Nasser |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.