Konflik Suriah
Ahmed al-Sharaa Bentuk Komite Pencari Fakta untuk Selidiki Bentrokan di Latakia dan Tartous
Ahmed al-Sharaa, telah mengumumkan pembentukan sebuah komite untuk melakukan penyelidikan terkait peristiwa berdarah di Latakia dan Tartous.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, telah mengumumkan pembentukan sebuah komite untuk melakukan penyelidikan terkait peristiwa berdarah yang terjadi di pesisir Suriah, khususnya di kota Latakia dan Tartous.
Bentrokan tersebut melibatkan pertempuran antara pasukan keamanan pemerintah dan pejuang yang setia kepada Presiden terguling Bashar al-Assad, yang menewaskan ribuan orang.
Dalam pidatonya kepada rakyat pada Minggu (9/3/2025), Al-Sharaa menyampaikan, komite pencari fakta ini dibentuk untuk menyelidiki peristiwa yang terjadi di pesisir Suriah.
"Kami mengumumkan pembentukan komite pencari fakta terkait peristiwa di pesisir dan membentuk komite yang lebih tinggi," kata al-Sharaa, dikutip dari Al Jazeera.
Ia juga mengungkapkan, Suriah sedang menghadapi upaya-upaya untuk menyeret negara itu ke dalam perang saudara.
Ia memastikan, siapa pun yang terlibat dalam pertumpahan darah warga sipil akan dimintai pertanggungjawaban.
"Setelah kekerasan yang terjadi selama beberapa hari, kami mengumumkan pembentukan komite pencari fakta untuk menyelidiki peristiwa di pesisir. Kami akan menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam pelanggaran," kata al-Sharaa.
Ia menegaskan bahwa komite independen yang telah dibentuk sebelumnya akan bertanggung jawab untuk menyelidiki pelanggaran terhadap warga sipil dan mengidentifikasi pelaku, yang nantinya akan diadili.
Bentrokan Mematikan di Latakia dan Tartous
Pertempuran besar meletus pada hari Kamis (6/3/2025) setelah ketegangan yang semakin meningkat antara pasukan keamanan pemerintah dan kelompok loyalis Assad.
Bentrokan tersebut meluas dan mengakibatkan pembunuhan massal.
Menurut laporan dari Syrian Observatory for Human Rights, sebanyak 231 anggota pasukan keamanan dan 250 pejuang pro-Assad tewas, menjadikan total korban tewas mencapai 1.311 orang, dikutip dari Al-Arabiya.
Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan pasukan keamanan yang tengah melaju di atas truk-truk pikap dan kendaraan militer, melewati asap hitam yang mengepul dari api yang membakar jalan menuju kota Jableh, yang terletak antara Latakia dan Tartous.
Baca juga: Reaksi Dunia atas Pembantaian Warga Sipil di Suriah: PBB, WHO, Inggris hingga Mesir
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Suriah mengonfirmasi bahwa pasukan pemerintah tengah melaksanakan operasi penyisiran di provinsi Tartus untuk mengejar sisa-sisa rezim yang digulingkan.
Persatuan Nasional dan Seruan untuk Kedamaian
Dalam pidatonya yang terpisah di sebuah masjid di Damaskus, al-Sharaa juga menegaskan pentingnya persatuan nasional di tengah kekacauan yang melanda negara tersebut.
Ia berharap rakyat Suriah dapat hidup berdampingan meskipun dihadapkan dengan tantangan yang sangat besar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.