Sabtu, 1 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.128: Dukung Zelensky, Macron sebut Rusia Masih Haus Perang

Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.128: Zelensky kunjungi Prancis. Presiden Macron sebut Rusia masih ingin berperang.

Kantor Presiden Ukraina
ZELENSKY KUNJUNGI PRANCIS - Foto ini diambil dari publikasi resmi Kantor Presiden Ukraina pada Kamis (27/3/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) berbicara selama konferensi pers setelah pertemuan mereka di Prancis pada Rabu (26/3/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.128 pada Kamis (27/3/2025).

Selama 24 jam terakhir, angkatan udara Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh 56 dari 117 pesawat tak berawak yang masuk dan 48 lainnya merupakan umpan yang tidak menyebabkan kerusakan.

Serangan Rusia masih berlanjut hingga Rabu (26/3/2025) malam, menyebabkan empat orang tewas dan enam orang terluka di sejumlah wilayah Ukraina.

Pada hari yang sama, pasukan Rusia melancarkan serangan pesawat nirawak massal di Kharkiv, melukai sembilan orang, menyebabkan kerusakan besar, dan memicu empat kebakaran di pusat kota.

Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, mengatakan telah terjadi sedikitnya 12 serangan pesawat nirawak. 

"Serangan pesawat nirawak juga memicu kebakaran di pusat Kota Dnipro," kata gubernur daerah, Serhiy Lysak, dikutip dari The Guardian.

Presiden Prancis: Rusia Masih Ingin Berperang

Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahwa Rusia masih menunjukkan keinginan untuk berperang meskipun ada upaya untuk melakukan gencatan senjata.

Peringatan ini disampaikan saat para pemimpin Eropa termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu di Paris pada hari Kamis.

Mereka membahas bagaimana Eropa dapat menawarkan jaminan keamanan kepada Kyiv jika terjadi gencatan senjata yang langgeng.

"Rusia mencoba untuk memberlakukan syarat-syarat baru dan tidak menanggapi gencatan senjata umum selama 30 hari yang ditawarkan oleh Ukraina tanpa prasyarat," kata Macron. 

Baca juga: Rusia Upgrade Drone Shahed Iran Pakai Antena Buatan China: Kebal Senjata Jammers Ukraina

Koalisi Eropa Dukung Pengiriman Pasukan ke Ukraina

Pertemuan hari Kamis mempertemukan para pemimpin dari apa yang disebut "Coalition of the willing", kelompok negara yang dipimpin Inggris-Prancis yang mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina jika gencatan senjata tercapai.

Sebelumnya, Macron pada hari Rabu (26/3/2025) mengumumkan paket bantuan militer baru senilai €2 miliar (2,15 miliar dolar) dari Prancis untuk Ukraina.

Macron juga mengatakan Prancis siap untuk segera mengirimkan perangkat keras yang ada dari stoknya.

Gencatan Senjata 30 Hari Masih Belum Jelas

Amerika Serikat (AS) yang menengahi perjanjian gencatan senjata selama 30 hari antara Rusia dan Ukraina belum dapat mendefinisikan dengan jelas mengenai kesepakatan sementara tersebut.

Sebelumnya AS hanya merilis pernyataan bahwa Rusia dan Ukraina akan menerapkan gencatan senjata di Laut Hitam dan menangguhkan serangan terhadap fasilitas energi selama 30 hari.

Sementara Rusia mengatakan hanya akan menerapkan gencatan senjata di Laut Hitam jika AS bersedia mencabut sejumlah sanksi dan akses ke sistem perbankan internasional Swift.

AS mengatakan akan mempertimbangkan permintaan sanksi terhadap Rusia, sementara Uni Eropa (UE) menyarankan hanya akan mencabut sanksi sebagai tanggapan atas penarikan tanpa syarat semua pasukan militer Rusia dari Ukraina.

"Kami memeriksa permintaan Rusia. Mencapai kesepakatan tidak akan sederhana, itu akan memakan waktu, tetapi setidaknya kita berada di jalan itu dan kita berbicara tentang hal-hal ini," kata Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio.

Korea Utara Kirim 3.000 Tentara ke Rusia

Kepala staf gabungan militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah mengirim 3.000 tentara lagi ke Rusia sepanjang tahun ini dan terus memasok rudal, artileri, dan amunisi.

Dari 11.000 tentara awal yang dikirim pada tahun 2024, mereka meyakini ada 4.000 tentara Korea Utara yang tewas atau terluka.

Andriy Yermak: Hubungan Ukraina dan AS Membaik

Kepala staf presiden Ukraina, Andriy Yermak, mengatakan hubungan antara Kyiv dan Washington kembali ke jalur yang benar.

Ia mengatakan setelah pertikaian yang menegangkan di Ruang Oval bulan lalu, dua putaran pembicaraan di Arab Saudi mengenai kemungkinan gencatan senjata telah memberi Kyiv kesempatan untuk menunjukkan mereka dapat bekerja sama dengan pejabat AS untuk mengakhiri perang, seperti diberitakan Reuters.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved