Sabtu, 1 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

IDF Kena Mental, Ratusan tentara Israel Coba Bunuh Diri Gegara Stres Perang

Perang Gaza picu krisis mental tentara Israel, memicu lonjakan PTSD hingga 279 tentara IDF berupaya bunuh diri akibat menanggung beban psikologis

khaberni/tangkap layar
PASUKAN CADANGAN - Foto tangkap layar Khaberni, Jumat (18/4/2025) yang menunjukkan prajurit pasukan cadangan Israel (IDF) yang ikut serta dalam agresi militer di Jalur Gaza. Perang Gaza picu krisis mental tentara Israel, kasus PTSD melonjak tajam hingga 279 tentara IDF berupaya bunuh diri akibat menanggung beban psikologis . 

Ringkasan Berita:
  • Tekanan mental tentara Israel meningkat drastis, 279 upaya bunuh diri tercatat dalam 18 bulan akibat perang Gaza, terutama di kalangan cadangan.
  • Prajurit mengalami PTSD, kelelahan emosional, dan trauma berat setelah menghadapi ledakan, kematian, dan kekerasan di medan tempur.
  • Kritik keras muncul terhadap pemerintah Israel karena dianggap abai, belum menyediakan dukungan psikologis memadai, memperparah krisis kesehatan mental militer.

TRIBUNNEWS.COM – Kendati gencatan senjata atau jeda perang di Gaza telah resmi diberlakukan, namun tekanan psikologis bagi tentara Israel nyatanya masih belum mereda.

Laporan terbaru Pusat Penelitian dan Informasi Knesset, dikutip KAN, mencatat 279 tentara Israel mencoba bunuh diri dalam periode Januari 2024 hingga Juli 2025.

Dari jumlah tersebut, 36 tentara dinyatakan tewas, sementara 12 persen insiden dikategorikan “sangat serius” dan 88 persen lainnya dalam tingkat sedang.

Hal ini menandai krisis mental serius di tengah konflik yang berkepanjangan antara Hamas dan Israel di Gaza dimulai sejak Oktober 2023.

Adapun tekanan mental paling berat dirasakan oleh tentara cadangan. Lantaran mereka harus meninggalkan kehidupan sehari-hari, bertugas di medan perang, dan menghadapi stres besar tanpa dukungan psikologis yang memadai.

Selain itu, durasi penugasan yang panjang dan intensitas operasi militer yang tinggi meningkatkan beban emosional mereka.

Alhasil banyak dari tentara cadangan tidak menerima pelatihan psikologis yang cukup untuk menghadapi tekanan perang, sehingga trauma yang dialami di medan tempur tidak diolah secara sehat.

Kondisi ini memunculkan krisis mental yang sering tidak terlihat dalam laporan resmi militer.

Para ahli menekankan bahwa tanpa intervensi psikologis yang tepat, tekanan ini dapat memperburuk kondisi mental tentara dan berpotensi meningkatkan risiko bunuh diri di masa depan.

Cerita Tentara Israel Alami Gangguan Mental

Baca juga: Perang Gaza Perang yang Paling Menguras Keuangan Israel, Banyak Warga Israel Alami Gangguan Mental

Banyak tentara cadangan dan veteran melaporkan gejala stres pasca trauma (PTSD), kelelahan emosional, hingga perasaan kehilangan arah dan makna setelah kembali dari medan tempur.

Salah satu tentara, Or (20), seorang prajurit pengintai penerjun payung, menceritakan pengalaman traumatisnya ketika mendekati reruntuhan rumah di Khan Younis, wilayah selatan Gaza.

“Di antara puing-puing, kami menemukan lima, mungkin enam mayat. Ada lalat di mana-mana, dan saya pikir anjing telah mencabik daging mereka. Dua di antaranya adalah anak kecil. Saya melihat tulang-tulang mereka,” katanya kepada Haaretz, dikutip Anadolu, Jumat (4/7/2025).

“Baunya tidak akan pernah hilang. Saya menyemprotkan deodoran berkali-kali, tapi aroma kematian itu tetap menempel di kulit saya,” tambahnya lirih.

Or mengaku bahwa setelah kejadian itu, ia segera dikirim kembali ke garis depan tanpa kepastian kapan bisa pulang.

Ia menggambarkan kehidupannya di medan perang seperti “mimpi buruk tanpa akhir”, di mana panas ekstrem, ledakan, dan rasa takut menjadi bagian dari rutinitas harian.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved