Konflik Iran Vs Israel
4 Langkah AS untuk Hadapi dan Serang Iran: Kirim THAAD Kedua ke Israel, Kerahkan Patriot & B-2
AS mengambil sejumlah militer setelah Presiden Donald Trump mengancam akan menyerang Iran karena program nuklirnya.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) mengambil sejumlah langkah penting untuk menghadapi Iran di Timur Tengah.
Saat ini hubungan AS dengan Iran makin panas setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menyerang Iran jika kesepakatan nuklir dengan negara itu tak tercapai.
Muncul sinyal AS akan mengebom fasilitas nuklir Iran setelah AS mengerahkan sejumlah alat tempurnya di pangkalan militer yang berada di Samudra Hindia.
Di samping itu, AS kembali mengirimkan sistem pertahanan canggihnya untuk mengantisipasi jika Israel yang menjadi sekutu dekatnya diserang Iran.
Di sisi lain, Iran menegaskan siap menghadapi perang apa pun, termasuk dengan AS dan Iran.
Berikut sejumlah langkah militer yang diambil telah diambil oleh AS dalam konfliknya dengan Iran.
1. Kirim THAAD ke Israel
AS kembali mengirimi Israel sistem pertahanan udara canggih yang dikenal sebagai Terminal High Altitude Area Defense System atau THAAD.
Media Arab Saudi Al Hadath mengatakan THAAD itu tiba di Israel hari Sabtu lalu, (5/4/2025).
Data penerbangan menunjukka pesawat angkut terbesar Angkatan Udara AS, C-5M Super Galaxy, mendarat di Pangkalan Udara Nevatim di Israel hari Sabtu. Pesawat itu di sana selama 8 jam sebelum terbang lagi.
Tahun lalu AS juga mengirimkan THAAD ke Israel untuk melindungi negara Zionis itu dari serangan Iran. Sekitar 100 tentara AS disebut dikerahkan untuk mengoperasikannya.
Baca juga: Trump: AS Lakukan Pembicaraan Langsung dengan Iran Terkait Perjanjian Nuklir
THAAD bisa menyerang target berjarak 150 hingga 200 km. Selain itu, THAAD juga terintegrasi dengan sistem pertahanan berlapis Israel.
The Times of Israel melaporkan sistem ini sudah digunakan untuk menangkis beberapa rudal yang ditembakkan ke Israel oleh kelompok Houthi di Yaman.
Laporan pengiriman THAAD muncul sehari setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dijadwalkan tiba di AS untuk bertempu dengan Presiden AS Donald Trump. Keduanya dilaporkan akan membahas “ancaman dari Iran”.
2. Pindahkan Patriot ke Timur Tengah
AS juga memindahkan sistem pertahanan Patriot dari Korea Selatan (Korsel) ke Timur Tengah untuk sementara waktu.
Yonhap beberapa hari lalu menyebut kedua negara itu sudah menyetujui pemindahan Patriot.
Sebelumnya, Patriot digunakan bersama-sama dengan sistem pertahanan berlapis Korsel untuk menghadapi ancaman rudal Korea Utara (Korut).
Pemindahan Patriot itu terjadi di tengah meningkatnya serangan AS ke Yaman dan spekulasi akan terjadinya serangan AS ke Iran.
Relokasi Patriot itu merupakan kasus pertama pemindahan aset militer pasukan AS di Korsel (UFSK) ke Timur Tengah.

3. Kerahkan pesawat siluman B-2
Beberapa waktu lalu AS kedapatan mengerahkan banyak pesawat pengebom siluman B-2 di pangkalan militer di Pulau Diego Garcia, Samudra India, di tengah ketegangan dengan Iran.
B-2 dibutuhkan AS karena pesawat itu disebut sebagai satu-satunya pesawat yang bisa membawa bom GBU-57. Bom tersebut adalah salah satu dari sejumlah bom yang bisa menghancurkan fasilitas nuklir Iran di Natanz dan Fordow.
GBU-57 memiliki berat 12,3 ton dan dijuluki "Massive Ordnance Penetrator". Bom sebesar itu mampu menghancurkan fasilitas nuklir bahwa tanah.
Dikutip dari Associated Press, B-2 juga pernah digunakan untuk menyerang kelompok Houthi di Yaman yang dibekingi Iran.
B-2 bisa terbang sejauh 6.000 mil laut atau 11.112 kilometer tanpa harus mengisi ulang bahan bakarnya. Adapun ketinggian terbang maksimalnya mencapai 50.000 kaki atau 15.240 meter.

4. Bawa lagi satuan tempur kapal induk ke Timur Tengah
Bulan lalu Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memintah kapal Induk USS Carl Vinson untuk dikerahkan dari Indo Pasifik ke Timur Tengah.
Carl Vinson akan menemani kapal induk AS lainnya, USS Harry S. Truman, ke Timur Tengah. Adapun pengerahan Harry S. Truman di kawasan itu juga diperpanjang.
Baru-baru ini Newsweek melaporkan Carl Vinson bersama dengan satuan tempurnya telah memasuki Samudra India. Kapal perang yang turut menemani kapal induk itu adalah USS Princeton dan USS Sterett.
Dua satuan tempur kapal induk itu menjadi kekuatan besar AS di Samudra Hindia dan meningkatkan kemampuan serangan udara AS.

Tanggapan Iran
Iran menanggapi ancaman AS mengenai negosiasi nuklir.
Sabtu lalu Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengklaim negosiasi langsung dengan AS tidak akan bermakna apabila AS terus mengancam akan menggunakan kekerasan.
“Kami tetap berkomitmen terhadap diplomasi dan siap mengupayakan jalur perundingan secara tidak langsung,” kata Araghchi.
Meski demikian, dia mengatakan Iran tetap bersiap menghadapi skenario apa pun.
“Iran akan serius dalam membela kepentingan dan kedaulatan nasionalnya.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.