Rabu, 17 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ditangkap Unit Ranger Pasukan Ukraina, Tentara Rusia Berusia 61 Tahun Mengaku Dipaksa Ikut Perang

Keterlibatan kakek berusia 61 tahun ini menguatkan dugaan kalau Rusia memang mengalami krisis personel militer dalam perang melawan Ukraina

ukrnfrm/tangkap layar
USIA 61 TAHUN - Prajurit Rusia berusia 61 tahun yang ditangkap Pasukan Ukraina. Tawanan perang itu mengaku dipaksa ikut berperang dengan mengikuti wajib militer. 

“[Rusia] telah mengirim pasukan ke garis depan tanpa pelatihan yang memadai. Dibandingkan dengan [pasukan] rekrutan tersebut, pasukan Korea Utara terlatih dan termotivasi. Mereka saat ini belum teruji dalam pertempuran, tetapi itu bukan inti masalahnya,” kata Letnan Jenderal (purn) Chun.

Meskipun demikian, beberapa pakar meyakini kendala bahasa yang nyata dan ketidaktahuan terhadap sistem Rusia akan mempersulit peran tempur apa pun,

Mereka menyarankan bahwa pasukan Pyongyang akan dimanfaatkan berdasarkan kemampuan teknik dan konstruksi mereka.

Mengapa Korea Utara terlibat dalam Perang Rusia-Ukraina?

Mengingat kerugian ini, apa keuntungan kesepakatan ini bagi kedua negara?

Para pengamat mengatakan Moskow membutuhkan sumber daya manusia, sementara Pyongyang membutuhkan uang dan teknologi.

“Bagi Korea Utara, [penempatan pasukan seperti itu] merupakan cara yang baik untuk mendapatkan uang,” kata Andrei Lankov, direktur Korea Risk Group.

Intelijen Korea Selatan memperkirakan bayaran yang diterima sebesar US$2.000 (sekitar Rp31,6 juta) per prajurit per bulan, dengan sebagian besar uang ini diperkirakan akan masuk ke kas negara.

Pyongyang juga dapat memperoleh akses ke teknologi militer Rusia, yang jika tidak dalam kondisi seperti saat ini, Moskow enggan mentransfernya, imbuh Lankov.

Masalah sumber daya manusia di Moskow telah banyak dilaporkan, dengan AS memperkirakan bahwa sekitar 600.000 tentara Rusia telah tewas atau terluka sejak invasi negara itu ke Ukraina pada 2022.

Pada September silam, Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan perintah—ketiga kalinya sejak perang dimulai—untuk menambah pasukannya.

Rusia juga menerapkan strategi yang “meminimalkan dampak politik dalam negeri”, seperti menawarkan bonus kepada [tentara] rekrutan yang menjadi relawan dan merekrut orang asing dengan janji kewarganegaraan, kata Cancian dari CSIS.

"Dengan Rusia dilaporkan menderita lebih dari 1.000 korban di medan perang, mengurangi kerugiannya sendiri dapat meringankan tekanan pada rezim Putin," kata Lami Kim, seorang profesor Studi Keamanan di Daniel K Inouye Asia-Pacific Center for Security Studies.

 

(oln/ukrnfm/bbc/*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan