Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Jenderal Senior Israel: Pasukan IDF Kalah Telak di Gaza, Metode Perang Tak Ampuh Capai Target

pasukan Israel, tidak berhasil mencapai satu pun dari target yang ditetapkan dalam perang Gaza, baik itu mengalahkan Hamas, atau membebaskan tawanan

khaberni/HO
AGRESI MILITER - Pasukan IDF dari divisi infanteri berjalan dengan perlindungan tank saat menyisir wilayah untuk memasuki Rafah, Gaza Selatan. Agresi militer IDF ke Gaza dimaksudkan untuk memberangus Hamas dan membebaskan sandera yang ditawan. Namun, hingga ini tujuan itu belum tercapai. 

Qatar yang menjadi salah satu juru penengah mengaku tidak puas dengan lambannya perundingan itu.

“Kami pastinya frustrasi karena lambannya proses negosiasi. Ini persoalan sangat penting. Ada nyawa-nyawa yang dipertaruhkan di sini jika operasi militer berlanjut dari hari ke hari,” kata Mohammed Al-Khulaifi pekan lalu, dikutip dari First Post.

Sebelumnya, Qatar bersama dengan AS dan Mesir berhasil memediasi gencatan senjata yang berlaku mulai 19 Januari.

Baca juga: IOF Klaim Terowongan Hamas di Tuffah Hancur, Namun Al-Qassam Muncul dari Lokasi Itu dan Menyerang

Hamas rekrut banyak pejuang baru

Hamas dilaporkan melakukan rekrutmen anggota besar-besaran.

Media Arab Saudi yang bernama Al-Hadath mengklaim Brigade Al-Qassam milik Hamas kini membutuhkan 30.000 pejuang baru. Klaim itu didasarkan pada keterangan narasumber Palestina secara anonim.

Menurut media tersebut, rekrutmen ini merupakan bagian dari strategi militer baru yang mengenalkan taktik gerilya. Kebanyakan pejuang baru ini kurang pelatihan dalam pertempuran konvensional.

Sebagian besar pejuang baru itu sudah menerima pelatihan di kamp yang digelar setiap tahun secara rahasia oleh Brigade Al-Qassam.

Disebutkan bahwa mereka sudah menjalani pelatihan perang gerilya, penggunaan rudal antitank, dan penanaman bom.

Di samping itu, narasumber yang didapatkan Al-Hadath menyatakan Brigade Al-Qassam kehilangan banyak senjata, terutama drone atau pesawat nirawak dan rudal jarak jauh.

Hal tersebut membuat Hamas memutuskan untuk “mendaur ulang” sampah rudal dan menggunakannya untuk membuat bom.

 

(oln/pt/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan