Jumat, 8 Agustus 2025

15 Tahun Berlalu, Wanita Inggris Bangun dari Stroke dengan Aksen Mandarin, Begini Kabarnya Sekarang

Wanita di Inggris tiba-tiba terbangun dari stroke dan berbicara dengan aksen mandarin, begini kabarnya sekarang.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Tangkap layar YouTube SWNS
SINDROM AKSEN ASING - Tangkap layar YouTube SWNS memperlihatkan Sarah Colwill saat diwawancarai pada tahun 2015. Wanita asal Inggris ini berbicara dengan aksen mandarin setelah terbangun dari koma. 

TRIBUNNEWS.COM - Kisah Sarah Colwill sempat viral 15 tahun lalu.

Wanita asal Plymouth, Inggris, ini tiba-tiba terbangun dari stroke dan langsung berbicara dengan aksen Mandarin.

Padahal, ia belum pernah sekalipun mengunjungi China.

Sarah baru berusia 35 tahun ketika aksennya yang kental tiba-tiba menghilang dalam semalam pada tahun 2010.

Kasusnya, yang dikenal sebagai sindrom aksen asing (Foreign Accent Syndrome/FAS), tergolong langka.

Hanya sekitar 100 kasus yang diketahui di seluruh dunia.

Dalam wawancara dengan MailOnline baru-baru ini, Sarah, yang kini berusia 50 tahun, masih berbicara dengan aksen Mandarin.

Namun selama 15 tahun terakhir, hidup Sarah dipenuhi dengan perundungan.

SINDROM AKSEN ASING - Tangkap layar YouTube SWNS memperlihatkan Sarah Colwill saat diwawancarai pada tahun 2015. Wanita asal Inggris ini berbicara dengan aksen mandarin setelah terbangun dari koma.
SINDROM AKSEN ASING - Tangkap layar YouTube SWNS memperlihatkan Sarah Colwill saat diwawancarai pada tahun 2015. Wanita asal Inggris ini berbicara dengan aksen mandarin setelah terbangun dari koma. (Tangkap layar YouTube SWNS)

Keluarganya bahkan menjauh, menyebutnya “aneh” dan “memalukan”.

Sarah mengungkapkan bahwa beberapa kelompok keagamaan menuduhnya “kesurupan” dan menyarankan agar ia “dibersihkan”.

Berbicara secara eksklusif kepada MailOnline, Sarah berkata:

Baca juga: Viral Pria di China Berhenti Bekerja demi Rawat Anak, tapi Kemudian Alami Depresi dan Berujung Cerai

“Saya tidak dapat menggambarkan bagaimana rasanya ketika masyarakat dan negara menentangmu, tidak lagi mengakuimu sebagai penduduk, bahkan menyuruhmu kembali ke tempat asal.”

“Saya tidak punya tempat untuk dituju. Jika kalian tidak menginginkan saya, ke mana saya harus pergi?”

“Jika Anda tidak percaya kepada saya dan mengira ini semua palsu, tidak apa-apa. Lanjutkan hidup Anda.”

“Tapi tolong, jangan merasa perlu mengirimi saya pesan berisi hinaan, menyebut saya jelek atau pembohong.”

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan