Senin, 8 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Istri PM Israel Benjamin Netanyahu Keceplosan, Sebut Kurang dari 24 Sandera Masih Hidup di Gaza

Ucapan lirih Sara Netanyahu tentang jumlah sandera hidup picu kepanikan dan kemarahan keluarga korban di Israel.

Tangkapan layar YouTube Hook Global
ISTRI NETANYAHU - Tangkapan layar YouTube Hook Global yang diambil pada Jumat (2/5/2025) memperlihatkan pengawal Netanyahu mengenakan masker untuk menutupi wajah mereka saat hadiri acara penting 1 Mei 2025. Sara Netanyahu bukanlah pejabat negara, namun karena statusnya sebagai istri kepala pemerintahan, ucapannya dinilai mencerminkan kedekatannya dengan informasi sensitif. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah komentar lirih dari Sara Netanyahu, istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, memicu kepanikan.

Dalam sebuah acara publik, Sara terdengar berbisik jumlah sandera yang masih hidup di Gaza "kurang dari 24".

Pernyataan itu disampaikan secara tidak sengaja saat Benjamin Netanyahu sedang memberikan pernyataan resmi di depan media.

Saat itu, sang Perdana Menteri menyebutkan bahwa "24" sandera diyakini masih hidup di Gaza.

Mikrofon yang masih aktif menangkap suara Sara Netanyahu yang duduk di samping suaminya dan berkata pelan, “lebih sedikit” atau dalam bahasa Inggris, “fewer.”

Komentar ini langsung menyebar luas melalui media sosial dan liputan media lokal maupun internasional.

Reaksi dari publik, terutama keluarga sandera, pun langsung meledak.

Ucapan Menyakitkan

Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang merilis pernyataan resmi yang menyebut ucapan itu "sangat mengejutkan dan menyakitkan".

Mereka menuntut penjelasan dari pemerintah: apakah Sara Netanyahu memiliki informasi rahasia yang belum disampaikan secara resmi?

“Kami sangat terguncang dengan ucapan tersebut,” kata perwakilan forum dalam siaran pers, seperti dikutip dari The Jerusalem Post dan The Jewish Chronicle.

“Jika benar jumlah yang masih hidup kurang dari 24, mengapa kami tidak diberi tahu secara resmi?”

Baca juga: Netanyahu Diberi Surprise Trump, AS-Houthi Lakukan Gencatan Senjata, Israel Kecewa Berat

Pemerintah Israel sendiri masih menyebut 24 dari 133 sandera yang tersisa diyakini hidup, berdasarkan informasi dari badan intelijen militer.

Laporan dari Reuters dan The Times of Israel menyebut ada sinyal bahwa jumlah korban tewas meningkat seiring berjalannya waktu dan operasi militer di Gaza.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang terlibat dalam upaya diplomasi pembebasan sandera, bahkan sempat mengungkapkan bahwa jumlah yang masih hidup bisa jadi hanya 21 orang.

Ucapan Trump itu menambah kebingungan dan tekanan pada pemerintah Israel.

Sara Netanyahu bukanlah pejabat negara, namun karena statusnya sebagai istri kepala pemerintahan, ucapannya dinilai mencerminkan kedekatannya dengan informasi sensitif.

Pengamat politik Israel menyebut insiden ini sebagai "slip of the tongue" yang berpotensi menambah krisis kepercayaan publik.

Kata Profesor Komunikasi Politik

Profesor komunikasi politik dari Hebrew University, Noam Sheizaf, mengatakan kepada Haaretz bahwa komentar Sara adalah "bom kecil yang meledak dalam krisis besar."

“Kepercayaan keluarga sandera terhadap pemerintah sudah rapuh, dan ucapan semacam ini menambah luka mereka,” ujar Sheizaf.

Operasi militer Israel di Gaza yang terus berlanjut memang menjadi sorotan internasional.

Di satu sisi, pemerintah ingin menekan Hamas dan membebaskan para sandera.

Intensitas serangan justru memicu kekhawatiran bahwa sandera bisa menjadi korban tambahan dalam konflik bersenjata.

Forum keluarga sandera secara konsisten menuntut agar pembebasan para sandera menjadi prioritas absolut.

Mereka juga mendesak pemerintah agar bersikap transparan dan tidak menutupi informasi penting dari publik.

Salah satu ibu dari sandera, yang diwawancarai oleh The Guardian, mengatakan bahwa dia tak bisa tidur semalaman setelah mendengar bisikan Sara Netanyahu itu.

Baca juga: Gara-Gara Gaji Dipotong, Ribuan Guru di Israel Mogok Kerja dan Ratusan Sekolah Ditutup

“Kami tidak tahu apakah anak kami masih hidup. Setiap kata dari pejabat sangat berarti. Ini menyiksa,” katanya dengan suara gemetar.

Pemerintah belum mengeluarkan klarifikasi resmi atas ucapan Sara Netanyahu tersebut.

Juru bicara Kantor Perdana Menteri menyatakan bahwa "semua informasi terkait sandera hanya disampaikan oleh lembaga resmi".

Sementara itu, perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar masih menemui jalan buntu.

Hamas menuntut penghentian total agresi Israel di Gaza dan pembebasan tahanan Palestina sebagai syarat pertukaran sandera.

Israel menolak tuntutan itu, dan menegaskan bahwa operasi militer akan berlanjut hingga Hamas dilumpuhkan total.

Ketegangan yang tinggi ini membuat nasib sandera kian tak pasti.

Profil Singkat Sara Netanyahu

Berikut adalah profil singkat Sara Netanyahu, istri dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Nama Lengkap: Sara Ben-Artzi Netanyahu

Tanggal Lahir: 5 November 1958

Tempat Lahir: Kiryat Tiv'on, Israel

Pendidikan: Gelar Sarjana Psikologi, Universitas Tel Aviv (1984)

Gelar Magister Psikologi, Universitas Ibrani Yerusalem (1996)

Profesi: Psikolog pendidikan dan psikolog anak

Status Perkawinan: Menikah dengan Benjamin Netanyahu sejak 1991; memiliki dua anak, Yair dan Avner

Jabatan Publik: Istri Perdana Menteri Israel (menjabat pada periode 1996–1999, 2009–2021, dan kembali sejak 2022)

Baca juga: Netanyahu Bikin Ulah Lagi, Perintahkan IDF Basmi Hamas dan Duduki Gaza Selamanya

Karier dan Keterlibatan Sosial

Sara Netanyahu memulai kariernya sebagai psikolog pendidikan di Layanan Psikologis Kota Yerusalem pada tahun 2001.

Di sana, ia bertanggung jawab memberikan diagnosis dan perawatan psikiatris kepada siswa di sekolah.

Selain itu, ia juga membantu anak-anak dari keluarga yang mengalami kesulitan dalam kehidupan mereka.

Sara aktif dalam berbagai organisasi sosial.

Di antaranya termasuk Yad b'Yad, yang mendukung anak-anak korban kekerasan dan Tza'ad Kadima, yang membantu anak-anak dengan cerebral palsy.

Kontroversi dan Isu Hukum

Sara Netanyahu menjadi figur kontroversial di Israel, terutama terkait dengan tuduhan penyalahgunaan dana publik.

Pada tahun 2018, Sara Netanyahu didakwa atas tuduhan penipuan dan penyalahgunaan kepercayaan terkait pemesanan makanan mahal dari restoran mewah selama periode 2009 hingga 2013.

Hal ini terjadi meskipun ia sudah memiliki koki pribadi, seperti yang dilaporkan CNN.

Pada akhir 2024, Jaksa Agung Israel memerintahkan penyelidikan terhadap Sara Netanyahu.

Ini setelah laporan televisi mengungkap pesan WhatsApp yang diduga menunjukkan bahwa ia mengarahkan mantan asistennya untuk mengintimidasi saksi.

Penyelidikan ini berkaitan dengan kasus korupsi yang melibatkan suaminya, seperti yang dilaporkan oleh AP News.

Pengaruh Politik

Meskipun tidak memegang jabatan resmi dalam pemerintahan, Sara Netanyahu dianggap memiliki pengaruh signifikan dalam keputusan-keputusan politik di Israel.

Forbes Israel menempatkannya sebagai wanita paling berpengaruh di negara itu.

Forbes menyebutkan bahwa ia memiliki kontrol erat atas penunjukan pejabat tinggi di pemerintahan, The Times of Israel melaporkan.

Netanyahu sendiri pernah menyebut Sara sebagai "aset diplomatik" bagi Israel.

Ia mengungkapkan bahwa banyak pemimpin dunia mengagumi kecerdasan Sara dan peran aktifnya dalam membuka pintu bagi negara tersebut.

Baca juga: Jubir Kemlu Qatar: Pernyataan Benjamin Netanyahu tentang Qatar Kurangnya Tanggung Jawab Moral

Kehidupan Pribadi

Sara Netanyahu lahir dari keluarga intelektual.

Ayahnya, Shmuel Ben-Artzi, adalah seorang pendidik dan penulis terkenal di Israel.

Ia memiliki dua saudara laki-laki yang juga dikenal di bidang akademik dan teknologi.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Sara bekerja sebagai pramugari di maskapai El Al sebelum beralih ke karier di bidang psikologi.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan