Sabtu, 6 September 2025

Paus Baru

20 Reaksi Dunia atas Terpilihnya Paus Baru Paus Leo XIV, Hamas hingga Putin

Terpilihnya Paus baru Paus Leo XIV mendapat reaksi dari dunia, militan Hamas hingga Presiden Rusia Vladimir Putin pun memberikan pernyataan

Vatican News
SAPA VATIKAN - Paus Leo XIV pertama kali menyapa masyarakat di Basilika St Petrus Vatikan setelah terpilih sebagai Paus baru dalam proses konklaf 8 Mei 2025. Terpilihnya Paus baru Paus Leo XIV mendapat reaksi dari dunia, militan Hamas hingga Presiden Rusia Vladimir Putin pun memberikan pernyataan 

TRIBUNNEWS.COM - Paus Leo XIV melanjutkan tradisi memimpin kepausan Uskup Agung Roma sebagai pusat Gereja Katolik sedunia dan Paus ke-267.

Hal ini menyita sorotan dari dunia, termasuk pemimpin pemerintahan negara-negara.

Tak hanya itu, pernyataan juga dilayangkan oleh kelompok militan pejuang Palestina, yakni Hamas.

Berikut rangkumannya seperti dikutip dari AsiaOne

1. Presiden Israel Isaac Herzog

"Kami berharap dapat meningkatkan hubungan antara Israel dan Takhta Suci, dan memperkuat persahabatan antara orang Yahudi dan Kristen di Tanah Suci dan di seluruh dunia.

"Semoga kepausan Anda menjadi salah satu upaya membangun jembatan dan pemahaman antara semua agama dan bangsa. Semoga kita melihat pemulangan segera dan aman para sandera yang masih ditawan di Gaza, dan era baru perdamaian di wilayah kita dan di seluruh dunia."

2. Pernyataan Hamas

"Kami mengucapkan selamat kepada Paus Leo XIV atas terpilihnya beliau sebagai kepala Gereja Katolik dan berharap beliau akan melanjutkan jejak mendiang Paus dalam mendukung kaum tertindas dan menolak genosida di Gaza.

"Kami mendoakan agar beliau sukses dalam menjalankan misi spiritual dan kemanusiaannya di tengah berbagai tragedi dan bencana yang menimpa dunia saat ini - terutama agresi brutal Zionis yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza."

3. Presiden AS Donald Trump

Baca juga: Paus Leo XIV Duduk di Takhta Suci, Israel PDKT Halus, tapi Kebijakan Trump Kena Semprot

"Betapa menggembirakannya, dan betapa besar kehormatan bagi negara kita. Saya berharap dapat bertemu dengan Paus Leo XIV. Ini akan menjadi momen yang sangat berarti!"

4.Perdana Menteri Inggris Keir Starmer

"Pemilihan Paus Leo XIV merupakan momen kebahagiaan yang sangat mendalam bagi umat Katolik di Inggris Raya dan di seluruh dunia, serta menandai dimulainya babak baru dalam kepemimpinan Gereja dan di dunia.

"Paus Leo adalah Paus Amerika pertama. Ini adalah momen yang sangat penting. Seperti yang ditunjukkan oleh masa kepausan Paus Fransiskus, Takhta Suci memiliki peran khusus untuk menyatukan orang-orang dan negara-negara guna mengatasi berbagai isu utama di zaman kita; khususnya tentang perubahan iklim, pengentasan kemiskinan, dan promosi perdamaian dan keadilan di seluruh dunia."

5. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni

"Orang Italia akan memandang Anda sebagai pemandu dan titik rujukan, mengakui Paus dan Gereja memiliki otoritas spiritual dan moral yang berasal dari pesan kasih, amal, dan harapan yang tak ada habisnya, yang mengalir dari Sabda Tuhan," katanya dalam surat kepada Paus.

6. Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis

"Selamat kepada Paus Leo XIV. Kepemimpinan Anda hadir di saat dunia menghadapi tantangan besar tetapi juga peluang besar untuk persatuan, kasih sayang, dan dialog antarumat beragama."

7. Presiden Rusia Vladimir Putin

"Terimalah ucapan selamat saya yang tulus atas terpilihnya Anda sebagai Paus. Saya yakin bahwa dialog dan kerja sama konstruktif yang terjalin antara Rusia dan Vatikan akan terus berkembang berdasarkan nilai-nilai Kristiani yang mempersatukan kita.

"Saya mendoakan agar Yang Mulia sukses dalam menjalankan misi mulia yang dipercayakan kepada Anda, serta senantiasa diberikan kesehatan dan kesejahteraan."

8. Presiden Prancis Emmanuel Macron

"Momen bersejarah bagi Gereja Katolik dan jutaan umat berimannya. Kepada Paus Leo XIV, kepada seluruh umat Katolik di Prancis dan di seluruh dunia, saya mengirimkan pesan persaudaraan.

"Pada tanggal 8 Mei ini, semoga kepausan baru ini membawa kedamaian dan harapan."

9. Presiden Brasil Luiz Inacio Lula Da Silva

"Saya berharap ia meneruskan warisan Paus Fransiskus, yang kebajikan utamanya adalah pencarian tiada henti akan perdamaian dan keadilan sosial, pembelaan terhadap lingkungan hidup, dialog dengan semua orang dan semua agama, serta penghormatan terhadap keberagaman manusia.

"Kita tidak membutuhkan perang, kebencian, dan intoleransi. Kita membutuhkan lebih banyak solidaritas dan lebih banyak humanisme. Kita membutuhkan kasih terhadap sesama, yang merupakan dasar ajaran Kristus. Semoga Paus Leo XIV memberkati kita dan menginspirasi kita dalam upaya kita yang berkelanjutan untuk membangun dunia yang lebih baik dan lebih adil."

10. Claudia Sheinbaum, Presiden Meksiko

"Kami mengucapkan selamat kepada Yang Mulia Leo XIV, yang dipilih oleh Dewan Kardinal sebagai kepala Negara Kota Vatikan dan pemimpin spiritual Gereja Katolik. Saya menegaskan kembali konvergensi humanis kita demi perdamaian dan kesejahteraan di dunia."

11. Dina Boluarte, Presiden Peru

"Lahir di Amerika Serikat dan dinaturalisasi sebagai warga negara Peru pada tahun 2015, Yang Mulia tinggal dan mengabdi selama bertahun-tahun di negara kami, di mana ia berbagi kehidupan dengan orang-orang dengan kerendahan hati, kasih, dan iman yang mendalam. Kedekatannya dengan mereka yang paling membutuhkan meninggalkan kesan yang tak terhapuskan di hati kami.

"Rakyat Peru, bangsa yang beriman dan penuh harapan, bersatu dalam doa untuk kepausannya dan merayakan dengan rasa syukur bahwa seorang pendeta yang mencintai Peru kini memimpin Gereja universal. Semoga Tuhan memberkatinya dan menyertainya dalam misinya!"

12. Pemerintah Venezuela

"Republik Bolivarian Venezuela mengucapkan selamat dengan rasa hormat dan harapan yang mendalam kepada Yang Mulia Leo XIV atas pemilihannya sebagai Paus Tertinggi Gereja Katolik, yakin bahwa kepemimpinannya akan menandai era baru pembaruan spiritual, keadilan, dan pemulihan hubungan di antara masyarakat."

13. Presiden Kolombia Gustavo Petro

"Paus baru, Leo XIV, bukan hanya orang Amerika. Nenek moyang langsungnya adalah orang Latin: Spanyol dan Prancis, dan dia tinggal selama 40 tahun di Amerika Latin, di Peru.

"Saya berharap ia menjadi pemimpin yang hebat bagi para migran di seluruh dunia, dan saya berharap ia mengangkat saudara-saudari migran Latin kita yang saat ini dipermalukan oleh AS. Waktunya bagi mereka untuk berorganisasi.

"Semoga dia membantu kita membangun kekuatan besar umat manusia yang melindungi kehidupan, dan mengalahkan keserakahan yang telah menyebabkan krisis iklim dan kepunahan makhluk hidup."

14. Presiden Ekuador Daniel Noboa

"Kami menyambut Paus Leo XIV dengan harapan di hati kami. Semoga sabdamu mempersatukan, menghibur, dan membimbing jutaan orang di masa ketidakpastian. Doa kami menyertaimu dari Ekuador."

15. Presiden Argentina Javier Milei

"Kekuatan Surga telah memberikan keputusan mereka dengan jelas. Tak ada kata-kata lagi, Tuan Hakim. Selesai."

16. Kanselir Austria Christian Stocker

"Habemus Papam! Saya mengucapkan selamat kepada Paus Leo XIV atas jabatan yang diembannya dengan tanggung jawab yang besar ini dan mendoakan agar ia memperoleh banyak kekuatan dan kebijaksanaan dalam masa kepausannya."

17. Friedrich Merz, Kanselir Jerman

"Saya mengucapkan selamat atas terpilihnya Anda sebagai kepala Gereja Katolik. Melalui jabatan Anda, Anda menawarkan harapan dan bimbingan kepada jutaan umat beriman di seluruh dunia di masa-masa penuh tantangan ini. Bagi banyak orang, Anda adalah mercusuar keadilan dan rekonsiliasi. Di Jerman, orang-orang menantikan kepausan Anda dengan keyakinan dan harapan positif.

"Saya mendoakan agar Anda diberikan kekuatan, kesehatan, dan berkat Tuhan atas tugas-tugas yang ada di depan Anda."

18. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez

"Selamat kepada seluruh Gereja Katolik atas terpilihnya Paus Leo XIV yang baru sebagai @Pontifex_en. Semoga kepausannya berkontribusi dalam memperkuat dialog dan pembelaan hak asasi manusia di dunia yang membutuhkan harapan dan persatuan."

19. Viktor Orban, Perdana Menteri Hongaria

"Kita punya Paus! Ada harapan!"

Bagaimana dengan Indonesia?

Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Agama Nasaruddin Umar mengucapkan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik dunia. 

Kardinal Robert Francis Prevost terpilih dalam proses proses conclave yang berlangsung sejak 7 Mei 2025. 

Kardinal Robert Francis Prevost akan menggunakan nama kepausan Paus Leo XIV

Dia terpilih menjadi pemimpin Gereja Katolik baru menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal dunia pada 21 April 2025.

“Selamat atas terpilihnya Paus Leo XIV sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik dunia,” terang Menag dalam keterangan tertulisnya pada media termasuk Tribunnews.com  di Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Menag juga mengapresiasi pesan pertama yang disampaikan oleh Paus Leo XIV usai terpilih sebagai paus ke-267. Dalam pidato perdananya, Paus Leo XIV menyampaikan pesan damai ke seluruh dunia.

Baca juga: Sosok Paus Leo XIV, Orang Amerika Pertama yang Menjadi Paus, Lama Hidup di Peru

"Pesan damai sejahtera dari Paus Leo XIV dalam pidato perdananya patut kita apresiasi. Ini merupakan pesan universal yang harus kita upayakan bersama agar kehidupan dunia ini semakin damai di masa mendatang,” sebut Menag.

Menag juga mengapresiasi Paus Leo XIV yang berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan mendiang Paus Fransiskus. 

PROFIL PAUS LEO XIV - Paus Leo XIV melambaikan tangan ke hadapan ribuan umat katolik dari balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, usai didapuk sebagai Paus ke-267, menggantikan mendiang Paus Fransiskus, Kamis (8/5/2025). Profil Paus Leo XIV lahir di Chicago dengan nama lahir Robert Francis Prevost dan menjadi Paus pertama dari Amerika Serikat. 
PROFIL PAUS LEO XIV - Paus Leo XIV melambaikan tangan ke hadapan ribuan umat katolik dari balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, usai didapuk sebagai Paus ke-267, menggantikan mendiang Paus Fransiskus, Kamis (8/5/2025). Profil Paus Leo XIV lahir di Chicago dengan nama lahir Robert Francis Prevost dan menjadi Paus pertama dari Amerika Serikat.  (vaticannews)

Menurutnya, banyak hal yang telah diukir oleh Paus Fransiskus dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia. 

Selain Dokuman Persaudaraan Manusia yang ditandatangani bersama Grand Syekh Al Azhar pada 2019, Paus Fransiskus juga telah menandatangani Deklarasi Istiqlal bersama Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar pada September 2024.

Deklarasi ini lahir sebagai diplomasi lintas iman yang berfokus pada isu kemanusiaan dan pelestarian lingkungan. Deklarasi ini antara lain menegaskan bahwa nilai-nilai agama adalah sumber solusi atas tantangan global, mulai dari dehumanisasi, perubahan iklim, hingga ketimpangan sosial.

“Kami berharap, komitmen atas Deklarasi Istiqlal akan terus terbangun dan terjalin dengan baik dalam kepemimpinan Paus Leo XIV untuk dunia yang lebih humanis, alam yang makin lestari, serta kohesi sosial yang makin kuat dan tidak timpang,” harap Menag.

Paus Leo Kritik Trump?

Paus Leo XIV diduga pernah memposting ulang unggahan media sosial yang mengkritik Wakil Presiden JD Vance dan kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump.

Pandangan ini yang sejalan dengan pendahulunya, Paus Fransiskus dan dapat menyebabkan ketegangan dengan Gedung Putih.

Akun X yang tercantum atas nama Prevost tampaknya tidak secara pribadi menulis posting kritis tersebut, tetapi memposting ulang artikel dan tajuk berita dari orang lain.

CNN Internasional telah menghubungi Vatikan, X, dan rekan Prevost, tetapi belum dapat mengonfirmasi secara independen bahwa akun X tersebut terkait dengan Paus Leo XIV yang baru terpilih berasal dari Amerika.

Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa ia "sangat gembira" mendengar berita tentang paus Amerika pertama.

Tidak jelas apakah ia telah diberi tahu tentang unggahan media sosial yang tampaknya kritis itu, dan Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar tentang unggahan itu.

Kantor Vance merujuk pada pernyataan yang dibuat wakil presiden sebelumnya, ketika ia mengunggah ucapan selamatnya pada X.

Jejak Digital

Adapun sebuah tulisan menyasar komentar masa lalu Vance yang menuduh kaum kiri jauh lebih peduli pada migran daripada warga negara Amerika, serta deportasi yang salah oleh pemerintahan Trump terhadap Kilmar Abrego Garcia, seorang imigran gelap yang tinggal di Maryland sebelum ia dikirim ke penjara Salvador.

Pada tanggal 14 April, akun Prevost memposting ulang sebuah artikel mengenai Abrego Garcia dan sebuah tulisan yang ditulis oleh Uskup Pembantu Evelio Menjivar dari Washington, DC. 

Uskup tersebut berpendapat: “Pemerintah federal telah melakukan kampanye 'kejutan dan ketakutan' berupa ancaman agresif dan operasi yang sangat kentara dengan legalitas yang dipertanyakan yang jauh melampaui sekadar 'penegakan hukum' imigrasi.”

Baca juga: Sosok Paus Leo XIV, Orang Amerika Pertama yang Menjadi Paus, Lama Hidup di Peru

Seorang hakim telah memerintahkan pemerintahan Trump untuk memfasilitasi kepulangan Abrego Garcia ke AS

Sebelumnya, pada 13 Februari, akun tersebut membagikan surat dari mantan Paus Fransiskus yang mengecam deportasi massal yang dilakukan pemerintahan Trump .

Fransiskus secara khusus mengkritik deportasi terhadap mereka yang telah meninggalkan tanah air mereka karena kemiskinan, eksploitasi, dan penganiayaan, karena dianggap merusak martabat pria dan wanita.

“Aturan hukum yang autentik diverifikasi justru dalam perlakuan bermartabat yang layak diterima semua orang, terutama yang termiskin dan paling terpinggirkan. Kebaikan umum yang sejati dipromosikan ketika masyarakat dan pemerintah, dengan kreativitas dan rasa hormat yang ketat terhadap hak-hak semua orang — seperti yang telah saya tegaskan pada banyak kesempatan — menyambut, melindungi, mempromosikan, dan mengintegrasikan yang paling rapuh, tidak terlindungi, dan rentan. Ini tidak menghalangi pengembangan kebijakan yang mengatur migrasi yang tertib dan legal,” tulis Fransiskus.

Dalam unggahan media sosial lainnya pada tanggal 3 Februari, akun tersebut mengunggah ulang artikel lain yang terkait pernyataan Vance dalam wawancara Fox News bulan Januari lalu bahwa kaum ekstrem kiri tampaknya “membenci” warga negara Amerika dan mengutamakan kasih sayang dan perhatian kepada para migran di atas keluarga atau tetangga mereka sendiri .

"Ada sebuah konsep lama – dan menurut saya konsep ini sangat Kristen – bahwa Anda mencintai keluarga Anda, lalu mencintai tetangga Anda, lalu mencintai komunitas Anda, lalu mencintai sesama warga negara di negara Anda sendiri, lalu setelah itu, Anda dapat fokus dan memprioritaskan seluruh dunia. Banyak kaum kiri ekstrem telah sepenuhnya membalikkan konsep itu," kata Vance.

"Mereka tampaknya membenci warga negara mereka sendiri dan lebih peduli dengan orang-orang di luar perbatasan mereka sendiri. Itu bukanlah cara yang tepat untuk menjalankan masyarakat," lanjutnya.

Artikel yang diunggah ulang oleh akun X, yang ditulis oleh Kat Armas untuk National Catholic Reporter, menyatakan bahwa pernyataan Vance “menggemakan konsep abad pertengahan yang dikenal sebagai ordo amoris — tata cara beramal” yang “memperkuat mitos bahwa beberapa orang lebih berhak mendapatkan perhatian kita daripada yang lain.” Judul beritanya berbunyi: “JD Vance salah: Yesus tidak meminta kita untuk menentukan peringkat kasih kita kepada orang lain.”

Vance bertemu Paus Fransiskus di Italia beberapa jam sebelum kematiannya.

Kritik tersebut, juga meluas hingga kampanye presiden pertama Trump.

Pada tahun 2015, Prevost juga menerbitkan ulang opini yang ditulis oleh Kardinal Timothy Dolan yang berjudul: Mengapa retorika anti-imigran Donald Trump begitu bermasalah.

Akun tersebut, menyasar tokoh politik lainnya.

Pada bulan November 2016, akun tersebut, mengunggah ulang sebuah opini yang mengatakan bahwa mantan calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton "menjauhkan" para pemilih, termasuk Demokrat, karena "posisi aborsi yang ekstrem" dari partai tersebut.

Akun tersebut, tampaknya dibuat pada tahun 2011, saat X masih bernama Twitter.

Sebagian besar kiriman merupakan kiriman ulang berbagai artikel, bukan teks atau konten yang dibuat sendiri.

Pada Kamis (8/5/2025) siang, akun tersebut memiliki kurang dari 800 pengikut, tetapi hingga pukul 5 sore, jumlah pengikutnya telah bertambah menjadi lebih dari 232 ribu pengikut.

(Tribunnews.com/ Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan