Senin, 18 Agustus 2025

Hasil Temuan IAEA Ungkap Iran Jalankan Program Nuklir Rahasia, Barat Siap Ajukan Resolusi Tegas

Laporan IAEA sebut Iran simpan uranium untuk 9 senjata nuklir. AS dan sekutu siap ajukan resolusi tegas pekan depan.

JOE KLAMAR / AFP
NUKLIR IRAN - Bendera nasional Iran di luar markas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) selama pertemuan Dewan Gubernur badan tersebut di Wina pada 1 Maret 2021. Iran terbukti melakukan aktivitas nuklir rahasia menggunakan bahan yang tidak dilaporkan kepada Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di tiga lokasi penting. (Foto arsip 2021/JOE KLAMAR / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Iran terbukti melakukan aktivitas nuklir rahasia menggunakan bahan yang tidak dilaporkan kepada Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di tiga lokasi penting.

Hal ini terungkap dalam laporan rahasia dan komprehensif yang dilihat oleh Reuters.

Laporan tersebut diminta oleh Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara pada November lalu.

Temuan ini membuka jalan bagi Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman untuk mendorong resolusi resmi bahwa Iran melanggar kewajiban nonproliferasi nuklirnya.

Keempat negara Barat berencana menyerahkan rancangan resolusi itu untuk diadopsi dalam pertemuan Dewan Gubernur pada pekan tanggal 9 Juni.

Jika disahkan, ini akan menjadi pertama kalinya dalam hampir dua dekade Iran secara resmi dinyatakan tidak patuh oleh IAEA.

Iran menolak laporan tersebut.

Dalam pernyataan bersama, Kementerian Luar Negeri dan Badan Energi Atom Iran menyebut temuan IAEA "bermotif politik".

Mereka memperingatkan akan mengambil "tindakan yang tepat" sebagai respons, seperti dilaporkan media pemerintah, tanpa merinci lebih lanjut.

Teheran bersikeras bahwa teknologi nuklir yang dikembangkan hanya untuk tujuan damai dan menolak tuduhan sedang mengembangkan senjata nuklir.

Meski sebagian temuan mencakup aktivitas yang terjadi puluhan tahun lalu, laporan ini menyimpulkan bahwa Iran menjalankan program nuklir terstruktur dan rahasia yang berkaitan dengan pengembangan senjata.

Baca juga: Iran Ancam Ada Pembalasan jika Eropa Gunakan Laporan Nuklir PBB untuk Tujuan Politik

Beberapa kegiatan menggunakan material nuklir yang tidak dilaporkan.

Kerja sama Iran dengan IAEA disebut masih "kurang memuaskan".

Lembaga itu masih mencari penjelasan atas jejak uranium yang ditemukan di dua dari empat lokasi penyelidikan.

Laporan IAEA menyebut tiga lokasi – Lavisan-Shian, Varamin, dan Turquzabad – menjadi tempat percobaan rahasia.

Bahkan, bahan nuklir atau peralatan terkontaminasi tinggi dari program tersebut disimpan di Turquzabad antara 2009 hingga 2018.

Di Lavisan-Shian, logam uranium dilaporkan digunakan dalam produksi sumber neutron yang digerakkan bahan peledak setidaknya dua kali pada 2003.

Proses ini berkaitan langsung dengan pembuatan senjata nuklir.

Laporan tersebut berpotensi membuat Iran dirujuk ke Dewan Keamanan PBB.

Namun, menurut sejumlah diplomat, langkah itu kemungkinan baru akan dibahas dalam pertemuan IAEA mendatang.

Yang lebih mengkhawatirkan, laporan ini bisa mendorong Iran kembali memperluas program nuklirnya, seperti yang terjadi setelah teguran dewan sebelumnya.

Ini juga berisiko menggagalkan upaya negosiasi baru antara Teheran dan Washington.

Dalam laporan terpisah yang dikirim IAEA ke negara anggota pada Sabtu, tercatat bahwa stok uranium Iran yang diperkaya hingga kemurnian 60 persen meningkat hampir setengahnya menjadi 408,6 kilogram.

Jumlah tersebut cukup untuk membuat sembilan senjata nuklir, jika diperkaya lebih lanjut.

IAEA menegaskan bahwa pengayaan uranium pada tingkat tinggi ini merupakan "perhatian serius", terlebih karena Iran satu-satunya negara non-nuklir yang melakukan hal tersebut.

Baca juga: Pengawas Nuklir PBB Pergoki Iran Sat-set Kembangkan Persediaan Uranium, Teheran Berdalih

Israel, yang sejak lama mendesak sanksi keras terhadap program nuklir Iran, mengatakan laporan IAEA membuktikan tekad Teheran untuk menyelesaikan pembuatan senjata nuklir.

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan dunia harus bertindak sekarang sebelum terlambat.

Meski demikian, intelijen AS dan IAEA masih meyakini bahwa Iran menghentikan program senjata nuklir rahasia pada tahun 2003.

Iran sendiri tetap menyangkal pernah memilikinya.

Secara terpisah pada Sabtu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengungkap bahwa Oman menyampaikan proposal dari Amerika Serikat terkait kemungkinan kesepakatan nuklir baru.

Araqchi mengatakan dalam unggahan di X bahwa Iran akan merespons usulan AS berdasarkan prinsip, kepentingan nasional, dan hak rakyat Iran.

Tanggal dan lokasi pembicaraan lanjutan belum diumumkan.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan