Jumat, 12 September 2025

Kerusuhan di Amerika Serikat

3 Aksi Demo Berujung Ricuh yang Pernah Terjadi di Los Angeles, Blowouts hingga Black Lives Matter

Berikut tiga aksi demonstrasi berujung ricuh yang pernah terjadi di Los Angeles, Amerika Serikat. Dari aksi Blowouts hingga Protes George Floyd.

ARIANA DESHLER/AFP
DEMO DI LA - Seorang demonstran menendang kendaraan polisi yang rusak di Los Angeles pada 30 Mei 2020 menyusul protes terhadap kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang tewas ketika ditangkap dan dijepit ke tanah oleh lutut seorang petugas kepolisian Minneapolis. Berikut ini tiga aksi demonstrasi berujung ricuh yang pernah terjadi di Los Angeles, Amerika Serikat (AS). 

TRIBUNNEWS.COM - Aksi demonstrasi berujung ricuh di Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS) pernah terjadi di beberapa tahun sebelumnya.

Baru-baru ini, Los Angeles kembali diterpa aksi demonstrasi yang berujung ricuh akibat tindakan agen federal dari Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) melakukan serangkaian penggerebekan terhadap imigran di seluruh Los Angeles pada Jumat (6/6/2025) pagi.

Penangkapan tersebut dilakukan tanpa surat perintah pengadilan, menurut beberapa pengamat hukum dan dikonfirmasi oleh American Civil Liberties Union (ACLU).

Setelah penangkapan pada Jumat, para pengunjuk rasa berkumpul di malam hari di luar pusat penahanan federal.

Kerusuhan pun tak terelakkan, dengan 27 orang ditangkap di Los Angeles dan 60 orang ditangkap di San Francisco pada Minggu (8/6/2025).

Demonstrasi berujung kericuhan ini tak hanya sekali terjadi di Los Angeles.

Berikut tiga aksi demonstrasi berujung kerusuhan yang pernah terjadi di Los Angeles, dikutip dari berbagai sumber:

1. Aksi Blowouts

Aksi pertama terjadi di tahun 1968, ketika 15.000 siswa Meksiko-Amerika di sekolah-sekolah East LA melakukan aksi mogok sekolah.

Aksi para siswa ini terjadi untuk memprotes kesenjangan dalam pendidikan mereka dibandingkan dengan teman-teman kulit putih mereka.

Siswa Meksiko-Amerika sering diarahkan untuk mengikuti pelatihan kejuruan dan tidak didorong untuk menempuh pendidikan tinggi, dan terkadang dilarang berbicara bahasa Spanyol di sekolah.

Baca juga: Duduk Perkara Kerusuhan di LA: Berawal dari Penggerebekan hingga Trump Perparah Keadaan

Dikutip dari Library of Congress, aksi ini juga dikenal sebagai Blowouts, mencerminkan respons massal terhadap perbedaan ini.

Komite Koordinasi Masalah Pendidikan (EICC) menyuarakan keprihatinan siswa bahkan setelah aksi mogok berakhir.

Komite tersebut akhirnya mengajukan daftar tuntutan kepada Dewan Pendidikan Los Angeles, termasuk rekomendasi untuk perubahan kurikulum, pendidikan bilingual, dan perekrutan administrator Meksiko-Amerika.

Tak lama setelah EICC mengajukan tuntutan, polisi menangkap 13 penyelenggara atas tuduhan konspirasi kejahatan.

Namun, salah satu guru bernama Sal Castro tetap dipenjara bahkan setelah polisi membebaskan 12 penyelenggara lainnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan