Konflik Iran Vs Israel
Putin Peringatkan Khamenei 'Rezim Iran dalam Bahaya' setelah Bicara dengan Trump soal Israel
Setelah menelepon Trump, Presiden Rusia Putin peringatkan Khamenei bahwa kekuasaannya di Iran dalam bahaya, sarankan negosiasi dengan Israel.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan menyampaikan peringatan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei di tengah serangan Israel terhadap Iran.
Setelah panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Putin memperingatkan Ali Khamenei akan bahaya yang mengintainya, menurut laporan sumber kepada Israel Hayom.
Sumber tersebut mengatakan Putin memulai panggilan telepon kepada Trump atas permintaan Iran.
"Rusia secara aktif terlibat dalam gerakan politik terkait perang antara Iran dan Israel," menurut laporan tersebut.
"Diketahui bahwa setelah percakapan antara Putin dan Trump, Putin memperingatkan Khamenei bahwa rezimnya dalam bahaya," lanjutnya.
Laporan itu menyebutkan bahwa Putin memberitahu hasil pembicaraannya kepada Iran.
"Putin memberi tahu Khamenei tentang hasil pembicaraan tersebut dan menyarankannya untuk bergerak cepat menuju negosiasi. Selain itu, Putin memerintahkan evakuasi staf kedutaan Rusia dari Teheran," katanya.
Sebelumnya, dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters, "Trump menentang rencana Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran dalam dua hari terakhir."
Sementara itu, Trump pada hari Minggu (15/6/2025), mengatakan ia dan Putin terbuka untuk menengahi perundingan antara Iran dan Israel.
"Dia (Putin) siap. Ia menelepon dan kami membahasnya secara panjang lebar," kata Trump membahas rencana tersebut, dalam wawancara dengan Rachel Scott dari ABC News pada hari Minggu.
Dalam wawancara tersebut, Trump meluruskan laporan baru-baru ini yang mencurigai keterlibatan AS dalam serangan Israel terhadap Iran.
Baca juga: Iran Minta Warga Israel Angkat Kaki dari Wilayah Palestina yang Diduduki, Tak Ada yang Aman
"Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan militer Israel terhadap Iran, tetapi ada kemungkinan kami bisa terlibat," katanya.
Pernyataan tersebut menanggapi laporan bahwa Israel telah mendesak AS untuk bergabung dalam perang dengan Iran guna menghilangkan program nuklirnya.
Sebelumnya, Israel memulai serangan terhadap Iran dalam Operasi Rising Lion pada Jumat (13/6/2025) malam.
Serangan yang berlanjut tersebut membunuh 224 orang, termasuk petinggi militer Iran, dan melukai 1.277 orang lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.