Kamis, 4 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Berupaya Hilangkan Ancaman, Israel Klaim Sudah Menunda Program Nuklir Iran Selama 2 Tahun

Israel terus melancarkan gelombang serangan yang dikatakannya ditujukan untuk mencegah saingannya mengembangkan senjata nuklir.

Penulis: Nuryanti
Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English
ISRAEL SERANG IRAN - Tangkapan layar dari YouTube Al Jazeera English pada Jumat (13/6/2025) menampilkan situasi saat Israel melancarkan serangan besar yang menargetkan lokasi nuklir dan militer Iran. Israel terus melancarkan gelombang serangan yang dikatakannya ditujukan untuk mencegah saingannya mengembangkan senjata nuklir. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel mengklaim, mereka telah menunda program nuklir Iran setidaknya selama dua tahun.

Israel menyampaikan pernyataan ini sehari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan bahwa Teheran memiliki waktu "maksimum" dua minggu untuk menghindari kemungkinan serangan udara Amerika.

Pada Sabtu (21/6/2025), Israel mengatakan bahwa angkatan udaranya telah melancarkan serangan udara baru terhadap lokasi penyimpanan dan peluncuran rudal di Iran tengah.

Israel terus melancarkan gelombang serangan yang dikatakannya ditujukan untuk mencegah saingannya mengembangkan senjata nuklir—sebuah ambisi yang dibantah Teheran.

"Berdasarkan penilaian yang kami dengar, kami telah menunda setidaknya dua atau tiga tahun kemungkinan mereka memiliki bom nuklir," kata Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa'ar dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Sabtu, dilansir Al Arabiya.

Sa'ar mengatakan serangan Israel selama seminggu akan terus berlanjut.

"Kami akan melakukan apa pun yang dapat kami lakukan di sana untuk menghilangkan ancaman ini," katanya.

Sementara itu, Trump telah mempertimbangkan apakah akan melibatkan Amerika Serikat dalam kampanye pengeboman Israel, dan mengindikasikan dalam komentar terbarunya bahwa ia dapat membuat keputusan sebelum batas waktu dua minggu yang ia tetapkan minggu ini.

Keterlibatan AS kemungkinan akan melibatkan bom penghancur bunker yang kuat yang tidak dimiliki negara lain, yang ditujukan untuk menghancurkan fasilitas pengayaan uranium bawah tanah di Fordo.

Di sisi lain, di jalan-jalan Teheran, banyak toko tutup dan pasar yang biasanya ramai sebagian besar sepi pada Jumat (20/6/2025).

Sebuah LSM yang berbasis di AS, Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia, mengatakan pada hari Jumat—berdasarkan sumber dan laporan media—bahwa sebanyak 657 orang telah tewas di Iran, termasuk 263 warga sipil.

Baca juga: 97 WNI yang Dievakuasi dari Iran Telah Tiba di Azerbaijan Usai Tempuh 16 Jam Perjalanan Darat

Iran belum memperbarui jumlah korbannya sejak Minggu (15/6/2025), ketika dikatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan sebanyak 224 orang, termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.

Sejak Israel melancarkan serangan pada 13 Juni 2025, yang menargetkan lokasi nuklir dan militer tetapi juga menghantam kawasan permukiman, Iran telah menanggapinya dengan serangan bertubi-tubi yang menurut otoritas Israel telah menewaskan 25 orang.

Sebuah rumah sakit di pelabuhan Haifa, Israel, melaporkan 19 orang terluka, termasuk satu orang dalam kondisi serius, setelah serangan terakhir Iran.

Direktorat Diplomasi Publik Nasional Israel mengatakan lebih dari 450 rudal telah ditembakkan ke negara itu sejauh ini, bersama dengan sekitar 400 pesawat tak berawak.

Garda Revolusi Iran mengatakan mereka telah menargetkan lokasi militer dan pangkalan angkatan udara.

Ringkasan Perkembangan Perang Israel-Iran

Dikutip dari Al Jazeera, berikut perkembangan terkini dalam perang Israel dan Iran:

Iran dan Israel kembali saling serang udara, yang mengakibatkan seorang remaja berusia 16 tahun tewas di kota Qom, Iran.

Teheran telah mengirimkan keluhan resmi kepada PBB atas “kegagalan” kepala Badan Tenaga Atom Internasional untuk mengutuk serangan Israel.

Baca juga: Fasilitas Nuklir Isfahan Iran Diserang Israel, Tak Ada Kebocoran Bahan Berbahaya, 4 Kota Jadi Target

Iran melancarkan serangan rudal dini hari terhadap Israel tengah, yang mengakibatkan kebakaran di Holon, sementara beberapa serangan Israel dilaporkan termasuk di Isfahan Iran, rumah bagi pusat penelitian nuklir utama.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan program nuklir Iran bersifat damai dan negaranya tetap terbuka terhadap diplomasi, tetapi serangan Israel harus dihentikan terlebih dahulu.

Kepala militer Israel Eyal Zamir memperingatkan bahwa negaranya harus bersiap menghadapi “kampanye berkepanjangan” terhadap Iran karena serangan Israel terhadap negara itu memasuki hari kesembilan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka menegur direktur intelijen nasionalnya, Tulsi Gabbard, dengan mengatakan bahwa dia salah karena menyatakan tidak ada bukti Iran sedang membangun senjata nuklir.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) memperingatkan bahaya dari "kontaminasi radiologi dan kimia" di dalam fasilitas nuklir Natanz Iran menyusul serangan Israel, tetapi saat ini tidak ada perubahan pada radioaktivitas di luar lokasi tersebut.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Iran Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan