Selasa, 2 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Irak Ngamuk Israel Langgar Janji, Iran Lapor ke PBB di Tengah Diplomasi dengan AS

Menteri luar negeri Iran pada hari Jumat (20/6/2025) mengutuk serangan Israel terhadap republik Islam tersebut sebagai pengkhianatan

Tangkap layar YouTube TRT WORLD
ABBAS ARAGHCHI. - Tangkap layar dari YouTube TRT World, Selasa (22/4/2025). Menteri luar negeri Iran, Abbas Araghchi, pada hari Jumat (20/6/2025) mengutuk serangan Israel terhadap republik Islam 

Perwakilan Irak untuk PBB mengatakan 50 pesawat tempur Israel melanggar wilayah udara Irak sesaat sebelum pertemuan PBB mengenai konflik Israel-Iran pada hari Jumat.

Abbas Kadhom Obaid Al-Fatlawi, kuasa usaha misi Irak di PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa pesawat itu berasal dari daerah perbatasan Suriah-Yordania.

"Dua puluh pesawat berangkat, diikuti oleh 30 pesawat menuju selatan Irak, dan mereka terbang di atas kota Basra, Najaf, dan Karbala," katanya.

"Pelanggaran ini merupakan pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB," katanya.

"Pelanggaran ini juga merupakan ancaman terhadap tempat-tempat dan kawasan suci yang dapat menimbulkan reaksi keras dari masyarakat, mengingat betapa pentingnya tempat-tempat suci ini bagi rakyat kami."

Apa yang terjadi di Dewan Keamanan PBB?

Dewan Keamanan PBB tengah mengadakan pertemuan khusus untuk membahas konflik Israel-Iran.

Berikut ini sekilas apa yang telah dibicarakan sejauh ini:

Duta Besar Iran untuk PBB mengecam Israel karena membunuh warga sipil dalam serangannya di Iran dan mendesak PBB untuk mengambil tindakan nyata guna menegakkan hukum internasional.

Utusan Israel Danon menyerang mitranya dari Iran, dengan mengatakan Israel “tidak akan meminta maaf atas serangan terhadap fasilitas nuklir Iran”.

Duta Besar AS telah menegaskan kembali dukungan teguh Washington terhadap Israel, menyalahkan Iran karena gagal menyetujui kesepakatan nuklir.

Utusan Rusia menekankan bahwa Israel menyerang Iran pada malam menjelang putaran perundingan nuklir dan menuduh Israel menunjukkan pengabaian yang terang-terangan terhadap upaya untuk menemukan solusi diplomatik guna mengakhiri konflik.

Kepala IAEA Rafael Grossi menyerukan “penahanan diri secara maksimal”, memperingatkan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir dapat mengakibatkan pelepasan zat radioaktif dengan konsekuensi besar di dalam dan di luar batas negara yang diserang.

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan