Selasa, 26 Agustus 2025

Konflik Iran Vs Israel

5 Fakta Serangan Amerika terhadap Fasilitas Nuklir Iran: Target, Bom yang Digunakan hingga Dampaknya

Berikut rangkuman mengenai serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran hari ini, Minggu 22 Juni 2025.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Tangkap layar YouTube CGTN
AMERIKA SERANG IRAN - Tangkap layar YouTube CGTN 22 Juni 2025, memperlihatkan laporan mengenai fasilitas nuklir Iran, Fordow, yang dibom Amerika. Berikut rangkuman mengenai serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran hari ini, Minggu 22 Juni 2025. 

TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat melancarkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025).

Israel menyatakan bahwa mereka berkoordinasi penuh dengan AS dalam merencanakan serangan tersebut, menurut laporan BBC.

Sementara itu, pejabat Iran mengonfirmasi bahwa fasilitas tersebut memang diserang, namun membantah telah mengalami kerusakan besar.

Berikut lima fakta terkait serangan tersebut yang dirangkum oleh Tribunnews:

1. Target Serangan

Salah satu target serangan AS adalah Fordow, sebuah fasilitas pengayaan uranium yang tersembunyi di lereng pegunungan terpencil di Iran.

AS juga menyebut bahwa mereka menyerang dua lokasi nuklir lainnya, yakni Natanz dan Isfahan.

Fasilitas Fordow diketahui berada jauh di bawah permukaan tanah.

2. Bom dan Pesawat yang Digunakan

AMERIKA SERANG IRAN - Grafis AS menyerang situs nuklir di Iran
AMERIKA SERANG IRAN - Grafis AS menyerang situs nuklir di Iran (Tribunnews)

Karena lokasi Fordow sangat dalam di bawah tanah, hanya AS yang memiliki jenis bom “penghancur bunker” yang cukup kuat untuk menyerang lokasi tersebut.

Bom yang digunakan disebut GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP).

Bom ini berbobot sekitar 13.000 kg dan mampu menembus sekitar 18 meter beton atau 61 meter tanah sebelum meledak, menurut para ahli.

Namun, mengingat kedalaman terowongan Fordow, efektivitas MOP tetap tidak dijamin.

Baca juga: H-3 Serangan AS, Citra Satelit Tangkap Aktivitas Mencurigakan di Situs Nuklir Fordow Iran

Meski begitu, ini adalah satu-satunya bom yang dinilai dapat mendekati target.

Pesawat pengebom B-2 milik AS digunakan dalam serangan ini.

3. Dampak Serangan

Belum jelas seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, maupun apakah terdapat korban luka atau jiwa.

Organisasi Energi Atom Iran menyebutkan bahwa pengeboman terhadap tiga fasilitas nuklir tersebut merupakan "pelanggaran biadab" terhadap hukum internasional.

Baik Arab Saudi maupun Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa tidak ada peningkatan tingkat radiasi setelah serangan tersebut.

Kepala IAEA, Rafael Grossi, telah menyerukan pertemuan darurat dengan dewan gubernur lembaga tersebut pada Senin.

Wakil Direktur Politik media pemerintah Iran, Hassan Abedini, mengatakan bahwa ketiga fasilitas nuklir tersebut telah dievakuasi sebelumnya.

Dalam siaran TV pemerintah, ia menyebut bahwa Iran tidak mengalami kerugian besar karena material sensitif telah dikeluarkan sebelumnya.

Sementara itu, dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Donald Trump menyatakan bahwa fasilitas pengayaan nuklir Iran telah "sepenuhnya dihancurkan."

Namun, dalam wawancara dengan BBC News Channel, mantan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk urusan politik-militer, Mark Kimmitt, menyatakan lebih berhati-hati:

“Tidak ada cara untuk memastikan bahwa fasilitas tersebut telah dihancurkan secara permanen,” katanya.

4. Respons Iran

Kementerian Luar Negeri Iran mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan terbaru AS terhadap fasilitas nuklir mereka.

Kementerian menyebut serangan itu sebagai pelanggaran serius dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap hukum internasional, serta menegaskan bahwa Iran berhak membela diri dari agresi tersebut.

“Republik Islam Iran bertekad untuk mempertahankan wilayah, kedaulatan, keamanan, dan rakyat Iran dengan segala kekuatan dan cara, melawan agresi kriminal Amerika Serikat,” demikian pernyataan resmi di platform X, dikutip dari Dawn.

Baca juga: Pengamat Militer Ungkap Hal Perlu Diperhatikan Indonesia usai AS Gempur Tiga Fasilitas Nuklir Iran

Sebagai anggota pendiri PBB, Iran juga menyerukan kepada organisasi tersebut dan seluruh negara anggotanya untuk menjalankan tanggung jawab dalam menghadapi tindakan sepihak AS yang terang-terangan melanggar hukum.

“Diam dalam menghadapi agresi terang-terangan semacam ini akan menjerumuskan dunia ke dalam tingkat bahaya dan kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tambah Kementerian.

Menteri Luar Negeri Iran juga memperingatkan bahwa serangan terhadap Fordow, Isfahan, dan Natanz akan memiliki konsekuensi jangka panjang.

Abbas Araghchi menegaskan bahwa Iran masih menyimpan seluruh opsi untuk mempertahankan kedaulatannya.

5. Awal Mula Konflik

Konflik memuncak setelah Israel melancarkan serangan mendadak terhadap puluhan target nuklir dan militer Iran pada 13 Juni 2025.

Israel menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk membongkar program nuklir Iran, yang menurut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, akan segera mampu menghasilkan bom nuklir.

Iran, di sisi lain, bersikeras bahwa ambisi nuklirnya sepenuhnya bersifat damai untuk ilmu pengetahuan.

Sebagai balasan, Iran meluncurkan ratusan roket dan drone ke wilayah Israel.

Sejak saat itu, kedua negara terus saling menyerang dalam perang udara yang telah berlangsung lebih dari seminggu.

Presiden AS Donald Trump sejak lama menentang kepemilikan senjata nuklir oleh Iran.

Pada bulan Maret lalu, Direktur Intelijen Nasional AS, Tulsi Gabbard, menyatakan bahwa meskipun Iran telah meningkatkan stok uraniumnya ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, negara tersebut belum membangun senjata nuklir.

Saat Israel melancarkan serangan mendadak, AS dan Iran sedang berada dalam tahap perundingan nuklir.

Sebelum serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, Trump sempat menyatakan bahwa Iran memiliki waktu dua minggu untuk melakukan negosiasi substansial, namun ternyata waktu itu jauh lebih singkat.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan