Konflik Iran Vs Israel
China adalah Kunci, Iran Disebut Bakal Nurut Tentukan Nasib Selat Hormuz tapi Tergantung Israel
Iran akan menganggap China sebagai salah satu sekutu terpentingnya untuk tentukan nasib Selat Hormuz di renga konflik dengan Israel dan AS
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Tiongkok atau China telah mengutuk keras serangan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran dan telah berulang kali menyerukan de-eskalasi.
Dituliskan Sky News, China akan bekerja keras di belakang layar.
Yakni untuk melindungi kepentingannya sendiri dan, jika didesak, pasti akan memihak Iran.
Dalam hal ini, suara China akan sangat kuat.
Iran akan menganggap China sebagai salah satu sekutu terpentingnya.
Hal ini dikarenakan, China merupakan salah satu penyedia investasi asing langsung terbesar di Iran dan membeli 90 persen dari ekspor minyaknya.
Tindak lanjut apa pun atas ancaman penutupan Selat Hormuz akan berdampak keras pada China.
China kemungkinan akan menggunakan pengaruh diplomatiknya yang besar untuk memastikan hal itu tidak terjadi.
Dan meski hubungan antara kedua negara terutama bersifat ekonomi, secara politik, ada narasi yang bisa didorong di sini yang akan berguna.
Memang, hal itu sesuai dengan pandangan dunia yang dipromosikan di Global Selatan bahwa AS bukanlah aktor global yang baik - bahwa jika negara-negara ingin bersekutu dengan negara adikuasa yang stabil, mereka harus melihat ke Timur.
Diberitakan Aljazeera, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun telah meminta masyarakat internasional untuk berbuat lebih banyak guna mencegah pertempuran Iran dan Israel.
Baca juga: Jawaban Putin Diminta Ali Khamenei Bantu Iran, Sindir Serangan Amerika, Mau Bantu Perang?
Pasalnya konflik tersebut berdampak pada ekonomi global.
Ia menekankan pentingnya rute perdagangan internasional.
“Teluk dan perairan di sekitarnya merupakan rute perdagangan internasional yang penting”.
“Pihak Tiongkok mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk mencegah situasi meningkat berulang kali, dengan tegas menghindari meluasnya perang, dan kembali ke jalur penyelesaian politik,” kata Guo.
“Tiongkok mengimbau masyarakat internasional untuk melakukan upaya lebih besar dalam mendorong de-eskalasi konflik dan mencegah ketidakstabilan regional berdampak lebih besar pada pembangunan ekonomi global.”
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan tindakan apa pun yang dilakukan Iran untuk menutup Selat Hormuz, yang dilalui 20 persen permintaan minyak dan gas dunia, “tidak akan baik bagi siapa pun”.
"Kekhawatiran akan adanya pembalasan dan eskalasi perang ini sangat besar, terutama penutupan Selat Hormuz oleh Iran merupakan sesuatu yang sangat berbahaya," kata Kallas kepada wartawan menjelang pertemuan dengan para menteri luar negeri Uni Eropa.
Komentarnya muncul setelah laporan bahwa parlemen Iran mendukung penutupan selat tersebut, meskipun keputusan akhir akan berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Putin Mau Bantu Iran
Menteri luar negeri Iran, Abbas Araqchi, telah mengambil surat dari Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei untuk diserahkan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Hal itu dilakukan pada kunjungannya ke Moskow, Snein 23 Juni 2025.
Surat itu meminta dukungan Putin, kata seorang sumber senior kepada Reuters.
Iran belum terkesan dengan dukungan Rusia sejauh ini dan negara itu ingin Putin berbuat lebih banyak untuk mendukungnya melawan Israel dan Amerika Serikat, kata sumber Iran.
Sumber tersebut tidak merinci bantuan apa yang diinginkan Teheran.

Rusia, sekutu lama Teheran, berperan dalam negosiasi nuklir Iran dengan Barat sebagai anggota Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto dan penandatangan kesepakatan nuklir sebelumnya yang ditinggalkan Trump selama masa jabatan pertamanya pada tahun 2018.
Sementara diberitakan Aljazeera, Putin mengatakan kepada Abbas Araqchi dalam pembicaraan di Moskow, bahwa agresi terhadap Iran tidak berdasar.
Putin memberikan komentar tersebut di awal pembicaraan Kremlin dan mengatakan Rusia siap membantu rakyat Iran.
Sementara itu, Araghchi berterima kasih kepada Putin karena mengutuk serangan AS terhadap Iran, dan mengatakan kepadanya bahwa Rusia berdiri di “sisi sejarah yang benar”.
Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Masoud Pezeshkian memintanya untuk menyampaikan harapan terbaik mereka kepada Putin, tambahnya.
Masih dari Aljazeera, Rusia sangat menyesalkan dan mengutuk serangan AS terhadap Iran.
Baca juga: Target Serangan Terbaru Israel ke Iran Hari Ini: Penjara, Fordow, Pangkalan IRGC hingga Universitas
Serangan AS terhadap tiga lokasi nuklir Iran telah meningkatkan jumlah peserta konflik dan memicu spiral eskalasi baru, kata Kremlin.
Belum jelas apa yang terjadi pada fasilitas nuklir Iran dan apakah ada bahaya radiasi, kata juru bicara Dmitry Peskov kepada wartawan.
Presiden AS Donald Trump tidak memberi tahu Presiden Rusia Vladimir Putin tentang serangan itu sebelumnya, meskipun mereka membahas kemungkinan keterlibatan militer AS secara lebih umum, kata Peskov.
Ketika ditanya apa yang siap dilakukan Rusia, Peskov mengatakan Moskow telah menawarkan jasanya sebagai mediator, dan apa yang terjadi selanjutnya bergantung “pada apa yang dibutuhkan Iran”.
Siang Bolong Iran Gempur Israel
Sebanyak 8.000 rumah di Israel gelap gulita buntut serangan terbaru Iran, Senin (23/6/2025) siang waktu setempat.
Perusahaan Listrik Israel mengungkapkan rudal Intam menghantam "dekat fasilitas infrastruktur strategis".
Serangan itu membuat pasokan listrik ke "beberapa komunitas" di Israel mengalami gangguan, imbuh perusahaan tersebut, dikutip dari CNN.
Perusahaan Listrik menuturkan, sejumlah tim sedang dikerahkan ke wilayah terdampak untuk memperbaiki infastruktur dan menyingkirkan bahaya, serta bekerja sama dengan pasukan keamanan.

Sementara itu, Menteri Energi Israel memprediksi listrik akan pulih dalam waktu tiga jam.
Tak lama setelah pernyataan Menteri Energi, Perusahaan Listrik Israel mengklaim pasokan listrik telah berhasil dipulihkan.
Baca juga: Iran Klaim Hancurkan Poros Kejahatan Israel, Ledakan Besar di 3 Kota, 2 Pangkalan Udara Jadi Target
"Tim berhasil memulihkan pasokan listrik ke semua konsumen," ungkap perusahaan, dilansir Times of Israel.
Sebelumnya, sirene di Israel utara dilaporkan berbunyi akibat serangan Iran
Tapi, tidak ada laporan mengenai dampak serangan tersebut.
Sementara itu, Israel kembali membombardir Iran, sehari setelah Amerika Serikat (AS) menyerang tiga situs nuklir Iran.
Kru CNN menyaksikan pengeboman udara terjadi di Teheran, Senin.
Para kru mendengar beberapa jet terbang sebelum ledakan mengguncang gedung tempat mereka berada.
Di saat yang bersamaan, media Iran melaporkan Israel menyerang situs nuklir Fordow, Senin, setelah AS meluncurkan GBU-57 MOP terhadap fasilitas tersebut pada Minggu (22/6/2025) dini hari.
Israel Bombardir Jantung Teheran
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi serangan Israel terhadap jantung kota Teheran, Iran, pada hari ini, Senin (23/6/2025).
Pernyataan tersebut muncul tak lama setelah beberapa rudal dilaporkan menghantam sejumlah lokasi di Teheran, di antaranya fasilitas nuklir Fordow, Universitas Shahid Beheshti di Teheran utara, Penjara Evin dan gedung Bulan Sabit Merah.
"IDF sekarang menyerang target rezim dan otoritas represif di jantung kota Teheran dengan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz.
"Sasarannya, termasuk markas besar Basij, penjara Evin untuk tahanan politik dan penentang rezim, jam 'Penghancuran Israel' di Palestine Square, markas besar keamanan internal Garda Revolusi, markas besar ideologi, dan sasaran rezim lainnya," katanya.
Serangan terhadap penjara para penentang rezim Iran itu diduga untuk membuka pintu bagi para tahanan untuk melarikan diri, seperti diberitakan The Times of Israel.
Setelah serangan tersebut, Al Jazeera melaporkan awan asap tebal menyelimuti sebagian kota.

"Serangan itu juga menghantam Jordan Street," kata seorang warga kepada CNN, berbicara mengenai lingkungan padat penduduk dan makmur di utara Teheran.
"Sepertinya mereka menghantam pusat komersial dengan sangat keras, saya melihat sedikitnya delapan awan tumbukan yang berbeda," kata warga tersebut menambahkan.
"Jordan Street terkena dampak yang sangat parah," lanjutnya.
IDF mengklaim banyak prajurit Garda Revolusi Islam (IRGC) tewas dalam serangannya di Teheran pada hari ini.
Sementara itu, belum ada laporan mengenai korban akibat serangan tersebut.
Baca juga: BREAKING NEWS: Israel Serang Fordow Iran, Universitas Shahid Beheshti, dan Gedung Bulan Sabit Merah
Gelombang serangan tersebut diluncurkan sehari setelah sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), mengebom tiga fasilitas nuklir Iran yang berada di Isfahan, Natanz, dan fasilitas nuklir Fordow yang berada di dalam gunung pada Minggu (22/6/2025).
Serangan AS secara langsung menandai keterlibatan AS dalam perang untuk membantu sekutunya, Israel, yang sebelumnya telah memulai serangan terhadap Iran pada 13 Juni 2025.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan tersebut bertujuan untuk melenyapkan program nuklir Iran.
Israel menyeret AS dalam perang tersebut setelah mereka dikabarkan tidak memiliki sarana untuk mengebom fasilitas nuklir Iran, terutama fasilitas nuklir Fordow.
Di sisi lain, hanya AS satu-satunya negara yang dianggap memiliki kemampuan untuk mengebom fasilitas tersebut dengan bom penembus tanah GBU-57 MOP dan diluncurkan menggunakan pesawat khusus seperti pesawat pembom siluman B-2 Spirit.
Sementara itu, Iran belum mengungkap tingkat kerusakan pada ketiga fasilitas nuklirnya setelah serangan AS, namun AS dan Israel percaya serangan tersebut telah menyebabkan kerusakan yang besar.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Pravitri, Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.