Senin, 1 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

IAEA Nilai Kerusakan Besar di Fasilitas Nuklir Fordow, Kawah Besar Mungkin karena Bom Bunker AS

IAEA memperkirakan kerusakan besar di fasilitas nuklir Fordow milik Iran, sebut kawah besar yang muncul pada citra satelit mungkin karena bom GBU-57.

X/@rafaelmgrossi
KEPALA IAEA - Cuplikan video akun X @rafaelmgrossi, memperlihatkan Kepala pengawas nuklir PBB (IAEA) Rafael Grossi memberikan informasi terbaru mengenai status fasilitas nuklir Iran setelah dihantam serangan Amerika Serikat (AS) pada hari Minggu (22/6/2025). Ia melakukan pertemuan darurat dewan gubernur IAEA, Senin (23/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala pengawas nuklir PBB (IAEA) Rafael Grossi memberikan informasi terbaru mengenai status fasilitas nuklir Iran setelah dihantam serangan Amerika Serikat (AS) pada hari Minggu (22/6/2025).

"Kawah sekarang terlihat di lokasi Fordow … yang menunjukkan penggunaan amunisi penembus tanah," kata Rafael Grossi pada pertemuan darurat dewan gubernur IAEA, Senin (23/6/2025).

Meskipun tidak ada satu pihak pun, termasuk IAEA, yang mampu menilai sepenuhnya kerusakan bawah tanah di Fordow, ia mengatakan kerusakan tersebut diperkirakan sangat signifikan.

"Hal ini disebabkan oleh muatan bahan peledak yang digunakan dan sifat sentrifus yang sangat sensitif terhadap getaran,” tambahnya.

Ia juga membahas perkiraan kerusakan pada dua fasilitas nuklir Iran di Isfahan dan Natanz, selain di fasilitas nuklir Fordow.

"Serangan AS di Isfahan menghantam beberapa gedung termasuk beberapa yang berhubungan dengan proses konversi uranium", katanya.

"Pintu masuk ke terowongan yang digunakan untuk menyimpan material yang diperkaya di sana juga tampak terkena serangan," tambahnya.

Di Natanz, ia mengatakan AS menyerang pabrik pengayaan bahan bakarnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan inspektur IAEA siap memeriksa fasilitas yang menjadi sasaran bila disetujui dengan Iran.

Berbicara pada pertemuan dewan gubernur IAEA, Rafael Grossi kembali menekankan serangan bersenjata terhadap fasilitas nuklir tidak boleh terjadi.

"Serangan semacam itu dapat menyebabkan radiasi yang melampaui batas negara yang menjadi sasaran," katanya.

Baca juga: Jawaban Putin Diminta Ali Khamenei Bantu Iran, Sindir Serangan Amerika, Mau Bantu Perang?

“Karena itu, saya kembali menyerukan pengendalian diri secara maksimal. Eskalasi militer tidak hanya mengancam nyawa, tetapi juga menunda kita untuk menempuh jalur diplomatik," tegasnya.

Ia menegaskan semua ketegangan tersebut hanya bisa diselesaikan dengan 

"Untuk mencapai jaminan jangka panjang bahwa Iran tidak memperoleh senjata nuklir... kita harus kembali ke perundingan," kata Grossi, seperti diberitakan Al Arabiya.

"Jika jalur diplomatik gagal, kekerasan dan kehancuran dapat mencapai tingkat yang tak terbayangkan," lanjutnya.

Dalam pertemuan itu, ia mengatakan akan berangkat ke Iran untuk membahas perundingan mengenai pembatasan program nuklir yang tertunda setelah serangan Israel terhadap Iran pada 13 Juni 2025.

“Saya siap untuk segera berangkat ke Iran. Kita perlu terus bekerja sama meskipun ada perbedaan," katanya.

Sebelumnya, AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran di Isfahan, Natans, dan fasilitas nuklir Fordow yang berada di dalam gunung, pada hari Minggu (22/6/2025).

Serangan tersebut menimbulkan kekhawatiran IAEA karena dapat membahayakan keselamatan nuklir, stabilitas global, dan keberlangsungan pengawasan internasional. 

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa serangan tersebut untuk melenyapkan fasilitas nuklir Iran.

Pengeboman yang dilakukan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran menandai keterlibatan AS secara langsung bersama sekutunya, Israel, dalam perang melawan Iran.

Israel sebelumnya memulai serangan terhadap Iran dengan meluncurkan rudal ke Teheran pada 13 Juni 2025.

Israel mengkampanyekan pemusnahan program nuklir Iran sebagai tujuan dari serangan tersebut, namun tidak dapat melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Fordow yang berada di dalam gunung dan dibentengi dengan keamanan tinggi.

AS, yang memiliki bom penembus bunker GBU-57 MOP, mengambil peran untuk membantunya sekutunya dengan meluncurkan 14 bom tersebut ke tiga fasilitas nuklir Iran.

Bom tersebut diklaim dapat menembus target di dalam tanah hingga kedalaman 60 meter, hanya dapat dikerahkan dengan pesawat khusus seperti B-2 Spirit.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan