Konflik Iran Vs Israel
Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, AS Desak Cina Bertindak karena 20 Persen Minyak Dunia Terancam Lumpuh
Iran ancam tutup Selat Hormuz usai diserang AS, AS desak Cina bertindak. 20% pasokan minyak dunia terancam lumpuh total.
Penulis:
Ibriza Fasti Ifhami
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, meminta Cina agar turun tangan mencegah Iran menutup Selat Hormuz. Permintaan ini disampaikan Rubio dalam wawancara dengan Fox News, menyusul laporan bahwa parlemen Iran telah menyetujui rencana penutupan selat strategis tersebut.
"Saya mendorong pemerintah Cina untuk segera menghubungi Iran karena mereka sangat bergantung pada jalur ini untuk suplai minyak mereka," ujar Rubio, dilansir BBC, Senin (23/6/2025).
Sekitar 20 persen dari total pasokan minyak dunia melewati Selat Hormuz setiap hari.
Penutupan selat ini, jika benar terjadi, dikhawatirkan akan memicu kekacauan pasar global dan lonjakan harga energi.
Baca juga: 5 Petaka Jika Iran Menutup Selat Hormuz: Minyak Melonjak, Ekonomi Dunia Terguncang

Penutupan Selat Hormuz dan Serangan AS di Iran
Rencana Iran menutup Selat Hormuz diduga sebagai bentuk balasan atas serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir utama di Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan, pada Sabtu (21/6/2025).
Serangan itu diumumkan langsung oleh Presiden Donald Trump yang menyebutnya sebagai operasi militer "sangat berhasil."
Trump menegaskan bahwa seluruh pesawat pembom telah keluar dari wilayah udara Iran dengan selamat.
Serangan ini pun menjadi perhatian dunia karena berpotensi memperluas konflik antara Iran, AS, dan sekutu regional lainnya.
Harga Minyak Melonjak, Inflasi Global Mengancam
Pasca serangan AS, harga minyak mentah melonjak ke titik tertinggi dalam lima bulan. Brent naik 5,7 persen sebelum kembali stabil di angka 79 dolar AS per barel.
Sementara minyak mentah AS naik menjadi 76,83 dolar AS per barel.
Lonjakan ini dipicu kekhawatiran pelaku pasar bahwa Iran akan melakukan aksi balasan melalui blokade Selat Hormuz atau serangan ke infrastruktur energi di Timur Tengah.
"Garis merah telah dilanggar," ujar Jorge Leon, analis geopolitik dari Rystad Energy. I
a menegaskan bahwa jika Iran menyerang langsung atau menghantam fasilitas minyak regional, harga minyak bisa menembus 100 dolar AS bahkan lebih.
Baca juga: Harga Minyak Brent Melompat ke Level Tertinggi dalam 5 Bulan Pasca Serangan AS ke Fordow
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.