Minggu, 17 Agustus 2025

Konflik Iran Vs Israel

Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, AS Desak Cina Bertindak karena 20 Persen Minyak Dunia Terancam Lumpuh

Iran ancam tutup Selat Hormuz usai diserang AS, AS desak Cina bertindak. 20% pasokan minyak dunia terancam lumpuh total.

RNTV/TangkapLayar
JALUR VITAL - Pemandangan udara Selat Hormuz yang menjadi jalur vital perdagangan dunia. Iran dilaporkan bergerak untuk menutup jalur ini sebagai langkah balasan atas serangan Amerika Serikat ke fasilitas nuklir mereka, Minggu (22//6/2025). Kapal tanker minyak melintasi Selat Hormuz, jalur vital yang kini terancam ditutup oleh Iran di tengah konflik dengan AS. 

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, meminta Cina agar turun tangan mencegah Iran menutup Selat Hormuz. Permintaan ini disampaikan Rubio dalam wawancara dengan Fox News, menyusul laporan bahwa parlemen Iran telah menyetujui rencana penutupan selat strategis tersebut.

"Saya mendorong pemerintah Cina untuk segera menghubungi Iran karena mereka sangat bergantung pada jalur ini untuk suplai minyak mereka," ujar Rubio, dilansir BBC, Senin (23/6/2025).

Sekitar 20 persen dari total pasokan minyak dunia melewati Selat Hormuz setiap hari.

Penutupan selat ini, jika benar terjadi, dikhawatirkan akan memicu kekacauan pasar global dan lonjakan harga energi.

Baca juga: 5 Petaka Jika Iran Menutup Selat Hormuz: Minyak Melonjak, Ekonomi Dunia Terguncang

MELOMPAT TINGGI - Perbandingan perkembangan harga minyak mentah sejak Januari hingga Juni 2025 setelah Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran, Sabtu, 21 Juni 2025. Harga minyak Brent yang selama ini menjadi patokan internasional, melonjak hingga 5,7 persen setelah pasar dibuka pada Minggu malam, tetapi kemudian kembali turun sekitar 3 persen dan diperdagangkan 79 dolar AS per barel.
MELOMPAT TINGGI - Perbandingan perkembangan harga minyak mentah sejak Januari hingga Juni 2025 setelah Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran, Sabtu, 21 Juni 2025. Harga minyak Brent yang selama ini menjadi patokan internasional, melonjak hingga 5,7 persen setelah pasar dibuka pada Minggu malam, tetapi kemudian kembali turun sekitar 3 persen dan diperdagangkan 79 dolar AS per barel. (Financial Times)

Penutupan Selat Hormuz dan Serangan AS di Iran

Rencana Iran menutup Selat Hormuz diduga sebagai bentuk balasan atas serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir utama di Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan, pada Sabtu (21/6/2025).

Serangan itu diumumkan langsung oleh Presiden Donald Trump yang menyebutnya sebagai operasi militer "sangat berhasil."

Trump menegaskan bahwa seluruh pesawat pembom telah keluar dari wilayah udara Iran dengan selamat.

Serangan ini pun menjadi perhatian dunia karena berpotensi memperluas konflik antara Iran, AS, dan sekutu regional lainnya.

Harga Minyak Melonjak, Inflasi Global Mengancam

Pasca serangan AS, harga minyak mentah melonjak ke titik tertinggi dalam lima bulan. Brent naik 5,7 persen sebelum kembali stabil di angka 79 dolar AS per barel.

Sementara minyak mentah AS naik menjadi 76,83 dolar AS per barel.

Lonjakan ini dipicu kekhawatiran pelaku pasar bahwa Iran akan melakukan aksi balasan melalui blokade Selat Hormuz atau serangan ke infrastruktur energi di Timur Tengah.

"Garis merah telah dilanggar," ujar Jorge Leon, analis geopolitik dari Rystad Energy. I

a menegaskan bahwa jika Iran menyerang langsung atau menghantam fasilitas minyak regional, harga minyak bisa menembus 100 dolar AS bahkan lebih.

Baca juga: Harga Minyak Brent Melompat ke Level Tertinggi dalam 5 Bulan Pasca Serangan AS ke Fordow

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan