Konflik Iran Vs Israel
Iran Akan Tangguhkan Kerja Sama dengan IAEA, Tuntut Jaminan Keamanan di Fasilitas Nuklir
Parlemen Iran setuju untuk menangguhkan kerja sama dengan badan atom PBB, IAEA, hingga Iran mendapat jaminan keamanan terhadap fasilitas nuklirnya.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Anggota parlemen Iran menyetujui resolusi untuk menangguhkan kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), pada hari Rabu (25/6/2025).
Resolusi tersebut mendapat dukungan penuh sebanyak 221 suara dan tidak ada yang menolak.
Setelah disetujui oleh parlemen, resolusi tersebut harus disetujui oleh Dewan Wali agar menjadi undang-undang.
Ketua Parlemen Iran, Mohammad Baqer Qalibaf, mengecam IAEA karena menolak untuk mengutuk serangan Amerika Serikat (AS) terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, pada 22 Juni 2025.
Ia mengatakan IAEA telah menghancurkan kredibilitas internasionalnya.
Mohammad Baqer Qalibaf menyatakan Organisasi Energi Atom Iran akan menangguhkan kerja samanya dengan IAEA sampai keselamatan fasilitas nuklir Iran terjamin.
“Program nuklir damai Iran akan maju lebih cepat,” kata juru bicara Parlemen, pada hari Rabu.
Sementara itu, Mahmoud Naboyan, Wakil Ketua Komisi Keamanan Nasional, menyatakan pokok bahasan resolusi tersebut bukanlah penarikan Iran dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
"Kami terikat oleh perjanjian ini dan telah mengumumkan kepada dunia bahwa semua kegiatan nuklir kami telah dan sedang berlangsung secara damai," kata Mahmoud Naboyan.
"Rencana ini mencakup masalah kerja sama dengan Badan tersebut, yang berarti bahwa pemasangan kamera pengaman dan kamera ekstra-pengamanan apa pun di negara kami akan dilarang," jelasnya.
Senada dengan pernyataan tersebut, Wakil Ketua Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen menegaskan Iran menginginkan jaminan keamanan bagi fasilitas nuklirnya.
Baca juga: Kronik Perang 12 Hari Israel-Iran Dari 12 Unggahan Presiden AS Donald Trump di Media Sosial
"Kami menginginkan keamanan fasilitas nuklir dan pengayaan di dalam negeri," katanya.
Selain itu, Ali Nikzad, yang memimpin sesi sidang terbuka parlemen Iran menggambarkan Kepala IAEA, Rafael Grossi, sebagai orang bermuka dua.
"Grossi seharusnya malu pada dirinya sendiri karena mengatakan satu hal ketika ia berada di Iran tetapi melakukan hal lain ketika ia kembali ke agensi tersebut," katanya.
"Grossi berbohong dan sekarang dia seharusnya malu di mata opini publik dunia," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.