Adam Christopher Sheafe Bunuh Pendeta AS dengan Disalib: Saya Diminta Tuhan untuk Selamatkan Israel
Adam Christopher Sheafe, pelaku pembunuhan dengan menyalib pendeta di AS, mengklaim aksinya demi selamatkan Israel. Ia berencana membunuh 14 pendeta.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Adam Christopher Sheafe (51), yang menyalibkan Pendeta William Schunemann (76), mengakui kejahatan tersebut merupakan bagian dari serangkaian pembunuhan berencana.
Warga Amerika Serikat (AS) yang merupakan ekstremis Zionist itu mengatakan ia melakukan aksinya untuk "menyelamatkan Israel".
"Apa yang saya lakukan adalah melaksanakan perintah ilahi untuk menyelamatkan Israel dari kejahatan," kata Adam mengakui kejahatannya selama wawancaranya dengan Fox 10 News di Kantor Sheriff Coconino County.
Media lokal melaporkan Adam Christopher Sheafe, yang ditangkap oleh polisi di Arizona, juga mengungkapkan daftar target berikutnya, termasuk 14 pendeta dan biarawan lain di 10 negara bagian berbeda di seluruh Amerika Serikat.
Dengan tenang, ia mengungkapkan bahwa ia bermaksud menggunakan metode penyaliban yang sama untuk membunuh mereka.
Ia juga membenarkan kejahatannya dengan mengklaim itu adalah perintah Tuhan untuk menyelamatkan Israel dari kejahatan.
Pria tersebut menjelaskan bahwa ia menamakan rencananya "Operasi Orde Pertama" dan menuduh para pendeta menyesatkan orang melalui apa yang ia gambarkan sebagai "doktrin Trinitas yang diciptakan oleh manusia."
Dalam wawancaranya, ia menguraikan rincian kejahatan yang terjadi pada tanggal 28 April 2025 dan mengakui ia memakukan tangan Pendeta William Schunemann ke dinding di dalam rumahnya.
"Saya sedang dalam perjalanan ke Sedona untuk membunuh dua pendeta lainnya ketika polisi menangkap saya," katanya.
"Saya bermaksud membunuh 13 pendeta lagi, dan saya akan menggantungkan pada telinga kanan masing-masing pendeta sebuah simbol yang mewakili salah satu suku Israel," tambahnya, seperti diberitakan Al Jazeera pada hari Sabtu (28/6/2025).
Sebelum melancarkan kejahatannya, ia mengumpulkan duri dari padang pasir untuk membuat mahkota duri yang akan ia taruh di kepala korban.
Baca juga: Pendeta di AS Tewas usai Dibunuh dengan Cara Disalib, Pelaku Anggap sebagai Misi Spiritual
Ia juga menulis pada selembar kulit yang ia taruh di telinga korban dengan kalimat "Suku Benyamin" di satu sisi dan "Tidak ada Tuhan selain Yahweh" di sisi lainnya, menggunakan tali berkarat untuk memasukkan selembar kulit itu ke telinga korban.
Adam Christopher Sheafe menyatakan dia tidak berencana membunuh siapa pun di luar daftar pendeta yang menjadi sasaran.
Pelaku Tidak Menyesali Kejahatannya
Pelaku kejahatan tersebut menekankan ia tidak menyesali apa yang telah ia lakukan, dengan mengatakan, "Saya tidak hanya tidak menyesal, tetapi saya berniat untuk menyelesaikan apa yang telah saya mulai."
Ketika ditanya apakah ia pernah disakiti oleh orang Kristen saat ia masih kecil, ia menjawab, "Tidak, keluarga saya beragama Kristen dan saya memiliki masa kecil yang baik. Saya tidak membenci orang Kristen; saya hanya menargetkan pendeta yang menyesatkan pengikutnya."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.