Kamis, 21 Agustus 2025

Konflik Iran Vs Israel

AS Tuding Garda Revolusi Iran Dalang di Balik Operasi Hacker 'Robert': Ada Email Aktris Film Dewasa

Hacker Iran mengklaim memiliki sekitar 100 gigabyte email dari akun milik tokoh terkemuka seperti Kepala Staf Gedung Putih

RNTV/TangkapLayar
BOCORKAN EMAIL RAHASIA - Ilustrasi peretas Iran. Bari-baru ini kelompok hacker dengan nama sandi Robert mengancam akan membocorkan email-email rahasia dari pihak sekutu Donald Trump pada periode pencalonan dirinya menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). 

AS Tuding Garda Revolusi Iran Dalang di Balik Operasi Hacker 'Robert' Soal Rahasia Pihak Trump

TRIBUNNEWS.COM - Sekelompok peretas (hackers) yang diyakini terkait Iran dilaporkan melontarkan ancaman akan merilis sejumlah besar email yang diduga dicuri dari individu-individu dalam lingkaran Presiden Donald Trump.

Para peretas, yang beroperasi dengan nama samaran "Robert," mengklaim memiliki sekitar 100 gigabyte email dari akun milik tokoh terkemuka seperti Kepala Staf Gedung Putih Susie Wiles, pengacara Trump Lindsey Halligan, penasihat Trump Roger Stone, dan bahkan aktris film dewasa Stormy Daniels.

Baca juga: Kelompok Hacker Israel Serang Iran, Bank Negara Sepah Lumpuh: Nasabah Tak Bisa Tarik Uang

Dalam komunikasi dalam jaringan (daring) baru-baru ini, "Robert" mengindikasikan, mereka sedang mengatur penjualan materi yang dicuri dan menyatakan keinginan agar media "menyiarkan masalah ini."

"Ancaman terbaru ini menyusul distribusi sejumlah kecil email sebelumnya ke media menjelang pemilihan umum AS 2024," tulis laporan RNTV, Selasa (1/7/2025).

Meskipun kebocoran sebelumnya menarik perhatian, namun tidak berdampak signifikan terhadap hasil pemilihan umum di AS.

Jaksa Agung AS Pam Bondi mengutuk intrusi tersebut sebagai "serangan siber yang tidak bermoral."

Gedung Putih dan FBI mengeluarkan pernyataan bersama melalui Direktur FBI Kash Patel, yang bersumpah dengan mengatakan, "Siapa pun yang terkait dengan segala jenis pelanggaran keamanan nasional akan diselidiki sepenuhnya dan dituntut sesuai hukum yang berlaku."

Namun, badan pertahanan siber CISA menggolongkan insiden tersebut sebagai "tidak lebih dari sekadar propaganda digital, dan targetnya bukanlah suatu kebetulan".

"Ini adalah kampanye kotor yang direncanakan untuk merugikan Presiden Trump dan mendiskreditkan pegawai negeri terhormat yang mengabdi pada negara kita dengan penuh kehormatan," kata pernyataan itu.

ALAT BERAT - Pengamatan lebih dekat citra satelit terbaru terhadap fasilitas nuklir Fordow Iran yang menunjukkan adanya kegiatan alat-alat berat seperti excavator. Gambar terbaru ini menimbulkan pertanyaan mengenai apakah Iran berupaya memulihkan akses ke fasilitas bawah tanah Fordow.
ALAT BERAT - Pengamatan lebih dekat citra satelit terbaru terhadap fasilitas nuklir Fordow Iran yang menunjukkan adanya kegiatan alat-alat berat seperti excavator. Gambar terbaru ini menimbulkan pertanyaan mengenai apakah Iran berupaya memulihkan akses ke fasilitas bawah tanah Fordow. (Citra satelit 2025 Maxar Technologies)

Tujuan Peretasan

Teheran secara historis membantah melakukan spionase cyber.

Operasi peretasan "Robert" pertama kali muncul pada bulan-bulan terakhir kampanye presiden 2024, dengan klaim telah membobol akun email beberapa sekutu Trump, termasuk Wiles.

Departemen Kehakiman AS, dalam dakwaan pada September 2024, menuduh Garda Revolusi Iran (IRGC) menjalankan operasi peretasan "Robert". 

Para peretas menolak menanggapi tuduhan ini dalam komunikasi mereka.

Setelah kemenangan pemilihan Presiden Trump, "Robert" sebelumnya menyatakan kalau tidak ada kebocoran lebih lanjut yang direncanakan, dan baru-baru ini pada bulan Mei, mengatakan kepada Reuters, "Saya sudah pensiun, kawan."

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan