Sabtu, 23 Agustus 2025

Mengapa semakin banyak anak muda Rusia bergabung dengan kelompok Neo-Nazi?

Kekerasan dan aksi bermotif politik neo-Nazi menandai tren yang sedang bertumbuh di Rusia. Apa pemicunya?

BBC Indonesia
Mengapa semakin banyak anak muda Rusia bergabung dengan kelompok Neo-Nazi? 

Beberapa ahli berpendapat bahwa ideologi gerakan ekstremis di Rusia saat ini belum mengakar secara kuat seperti yang terjadi pada tahun 2000-an.

Menurut Alperovitch, aksi kelompok itu dilandai kebutuhan menarik perhatian daripada ideologi. "Haus akan ketenaran kini memainkan peran yang lebih besar dari sebelumnya."

Bedanya dengan kalangan ekstrem kanan pada 2000-an, katanya, gerakan tersebut didorong oleh ideologi neo-Nazi. "Mereka adalah orang-orang cerdas yang membaca literatur neo-Nazi dan menerbitkan majalah mereka sendiri," kata Alperovitch.

Kekerasan yang terjadi kemudian menjadi masalah serius di Rusia lantaran muncul ratusan kejahatan rasial setiap tahun.

Pada awal 2010-an, gerakan neo-Nazi di Rusia berhasil dibongkar dengan bantuan aparat penegak hukum. Banyak tokoh utamanya dijatuhi hukuman penjara yang panjang.

Kini aktivitas kelompok skinhead Nazi di Rusia bangkit kembali, tapi subkultur ini masih dalam tahap awal dan belum matang secara politik dan ideologi, menurut Alperovitch.

"Mereka bukan pejuang ideologis seperti dulu. Putin, perang, Amerika Serikat... semuanya terlalu rumit buat mereka," kata Alperovitch kepada BBC.

"(Yang ada hanyalah gagasan bahwa) ada migran, kita harus memukuli mereka dan membuat video."

Retorika antiasing dari pejabat Rusia dan media pemerintah menjadi inti dari lonjakan serangan baru-baru ini, serta "bias militeristik umum masyarakat Rusia," katanya.

"Dari waktu ke waktu kami mengetahui dari obrolan dan saluran ekstrem kanan bahwa kasus kriminal telah dibuka terhadap aktivis ini atau itu, atau bahkan terhadap sekelompok aktivis, dan bahwa mereka telah ditangkap," kata Alperovitch.

"Namun, aparat penegak hukum tidak mengumumkannya di media, tampaknya berusaha untuk tidak menarik perhatian pada fakta bahwa ada neo-Nazi di Rusia. Sementara itu, otoritas Rusia justru memberi tahu kita bahwa mereka hanya ada di Ukraina."

Perasaan terasing

Kebangkitan kekerasan kelompok ekstrem bukan hanya fenomena di Rusia.

Paul Jackson, seorang profesor di University of Northampton di Inggris, mengatakan bahwa platform yang tidak dimoderasi seperti Telegram telah memberikan "dinamika baru dan kuat" bagi kelompok sayap kanan ekstrem global.

"Kaum muda terkadang merasa kurang mendapat makna dalam masyarakat dan menemukan jawaban atas rasa frustrasi mereka dalam konten-konten kelompok ekstrem. Seringkali, dalam kasus pria muda, tema-tema hipermaskulinitas mendasari perasaan ini," kata Profesor Jackson.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan