Kecelakaan Pesawat Air India
Terungkap! Sakelar Bahan Bakar Terputus Sesaat sebelum Kecelakaan Air India Tewaskan 260 Orang
Terungkap! laporan awal kecelakaan Air India yang menewaskan 260 orang mengungkap sakelar bahan bakar dimatikan 3 detik setelah lepas landas.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Terungkap dalam laporan awal kecelakaan Air India bulan lalu bahwa sakelar pemutus bahan bakar dihidupkan hanya tiga detik setelah pesawat lepas landas.
Temuan ini menjadi faktor kunci jatuhnya Boeing 787-8 Dreamliner yang sedang menuju London.
Tercatat 260 orang penumpang tewas, termasuk 19 warga di darat dalam kecelakaan pesawat Air India pada 12 Juni 2025 di Ahmedabad, India.
The Guardian melaporkan bahwa Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) merilis temuan awal sesuai dengan aturan penerbangan internasional yang mengharuskan laporan dalam waktu 30 hari pascakejadian.
Menurut laporan tersebut, kedua sakelar bahan bakar di kokpit berpindah ke posisi “CUTOFF” dalam selisih hanya satu detik.
Hal ini memutus seluruh pasokan bahan bakar ke mesin dan menyebabkan pesawat kehilangan daya dorong mendadak.
Akibatnya, pesawat mulai kehilangan ketinggian sebelum akhirnya menabrak kawasan permukiman padat.
Sedikitnya lima bangunan hancur, termasuk perguruan tinggi kedokteran. Sebanyak 19 orang di darat juga ikut menjadi korban jiwa.
Rekaman suara kokpit yang dikutip dalam laporan menunjukkan bahwa salah satu pilot terdengar bertanya kepada rekannya mengapa bahan bakar dimatikan.
Pilot lain menjawab bahwa ia tidak melakukannya.
NY Post menyebutkan bahwa laporan tidak mengidentifikasi siapa dari kapten atau kopilot yang menyampaikan percakapan tersebut, maupun siapa yang mengeluarkan panggilan darurat “mayday” sebelum kecelakaan.
Baca juga: Profil 2 Pilot Air India: Sosok di Balik Kokpit Tragedi Maut
Pilot utama pesawat, Sumeet Sabharwal (56 tahun), diketahui memiliki lebih dari 15.600 jam terbang dan merupakan instruktur senior di Air India.
Kopilotnya, Clive Kunder (32 tahun), telah mengumpulkan lebih dari 3.400 jam terbang.
AAIB menegaskan tidak ada tanda-tanda keadaan darurat yang mengharuskan sakelar bahan bakar dimatikan.
Pakar keselamatan penerbangan dari AS, Anthony Brickhouse, dikutip The Guardian, menyatakan bahwa hampir mustahil sakelar bahan bakar tersebut berpindah secara tidak sengaja karena dirancang agar aman dari sentuhan tak sengaja.
Ia mempertanyakan, “Apakah sakelar itu bergerak sendiri atau oleh pilot? Dan jika oleh pilot, mengapa?”
Pakar penerbangan lainnya, John Nance, menegaskan bahwa dalam kondisi normal, pilot tidak akan pernah mematikan sakelar bahan bakar saat pesawat sedang menanjak.
Bagian lain dari laporan menyebutkan bahwa salah satu mesin sempat menyala kembali, tapi tidak cukup kuat untuk menghentikan penurunan kecepatan pesawat.
Kedua kotak hitam—cockpit voice recorder dan flight data recorder—ditemukan beberapa hari setelah insiden. Data dari alat ini akan digunakan dalam investigasi lanjutan.
Satu-satunya penumpang yang selamat dalam tragedi ini adalah Vishwash Kumar Ramesh, warga negara Inggris, yang lolos dari reruntuhan dengan luka-luka ringan.
Ramesh, yang kehilangan saudaranya dalam kecelakaan itu, mengatakan kepada media bahwa ia sempat merasa akan mati tetapi berhasil merangkak keluar dari badan pesawat melalui celah, sambil membawa boarding pass-nya.
The Guardian juga melaporkan bahwa Air India mengonfirmasi laporan awal tersebut dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban. Maskapai menyatakan terus bekerja sama penuh dengan otoritas India dalam proses investigasi.
Dalam laporan yang sama, NY Post menyebutkan bahwa investigasi tidak menemukan tanggung jawab teknis pada pihak Boeing maupun General Electric (GE) sebagai produsen mesin.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) menyampaikan apresiasi atas kerja sama pemerintah India dalam proses investigasi ini.
Sementara itu, Badan Penerbangan Federal AS (FAA) menyatakan komitmennya untuk segera menindaklanjuti setiap risiko keselamatan yang teridentifikasi.
Baca juga: 5 Fakta Tragis Kecelakaan Air India: Sakelar Mati, 260 Nyawa Melayang
Boeing menyatakan terus mendukung Air India sebagai klien mereka dalam investigasi ini. GE Aerospace belum memberikan komentar.
Kecelakaan ini disebut The Guardian sebagai kecelakaan udara paling mematikan di India dalam satu dekade terakhir.
(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Kecelakaan Pesawat Air India
Profil 2 Pilot Air India: Sosok di Balik Kokpit Tragedi Maut |
---|
5 Fakta Tragis Kecelakaan Air India: Sakelar Mati, 260 Nyawa Melayang |
---|
Tangis Satu-satunya Korban Selamat Air India Sambut Jenazah Sang Kakak di Kampung Halaman |
---|
Bos Boeing Datangi Langsung Markas Air India, Diduga Bahas Mesin Pesawat Dreamliner yang Kecelakaan |
---|
Penumpang Air India Nomor 11A Mengatakan Dia Tidak Melompat dari Pesawat, 'Saya Keluar dari Pesawat' |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.