Konflik Palestina Vs Israel
Netanyahu Tegur Eyal Zamir, IDF Dilarang Protes soal Kota Kemanusiaan
Netanyahu menegur Kepala Staf IDF Eyal Zamir yang menentang proyek kota kemanusiaan karena tak sesuai dengan tujuan militernya di Gaza.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegur Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Eyal Zamir yang menentang rencana pembangunan kota kemanusiaan di Rafah.
Rencana ini, yang bertujuan untuk merelokasi ratusan ribu warga sipil Gaza ke bagian selatan Jalur Gaza, dipromosikan oleh Perdana Menteri dan menteri senior, tetapi menghadapi penentangan keras dari eselon militer.
Dalam diskusi keamanan dengan eselon politik, Kepala Staf menyatakan penolakannya yang kuat terhadap rencana tersebut.
Eyal Zamir menyebut rencana tersebut bertentangan dengan tujuan perang.
Channel 12 Israel melaporkan rencana tersebut bertujuan untuk memusatkan dan mengawasi penduduk di Jalur Gaza.
"Kota ini bertujuan untuk mencapai dua tujuan: memusatkan dan mengawasi penduduk sipil di Gaza, sehingga menjauhkan mereka dari zona pertempuran—dan sekaligus membantu mempersiapkan landasan bagi kesepakatan pertukaran tahanan atau mengisolasi Hamas dari publik," lapor Channel 12 Israel.
Namun, beberapa pihak di lembaga keamanan Israel berpendapat sebaliknya.
Kepala Staf Eyal Zamir menjelaskan selama diskusi dia sangat menentang rencana tersebut.
"Rencana ini tidak bisa dijalankan," katanya dalam pertemuan dengan Netanyahu pada hari Senin (14/7/2025).
"Lebih banyak lubang daripada kejunya. Apa pun bisa dilakukan—tapi apa gunanya? Apa masalahnya? Ada banyak sekali masalah dengan rencana ini, dan saya tidak yakin ini konsisten dengan tujuan perang," lanjutnya.
Menurut Eyal Zamir, rencana tersebut tidak serta-merta akan mengarah pada kesepakatan pertukaran tahanan dan tidak dapat menjamin mereka akan berhasil mengisolasi Hamas dari penduduk Gaza.
Baca juga: Ide Gila Netanyahu Bangun Kota Kemanusiaan di Gaza, Kritikan Pedas Yair Lapid: Buang-buang Uang
Kepala Staf IDF tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan langkah yang sama, tetapi ia dengan jelas merekomendasikan agar eselon politik menghentikan promosi rencana tersebut.
Dalam diskusi kemarin, militer Israel menyampaikan garis waktu untuk membangun "kota kemanusiaan" di Rafah, tempat Israel bermaksud memindahkan 600.000 penduduk Gaza.
Militer Israel memperkirakan pembangunan kota itu akan memakan waktu antara beberapa bulan hingga satu tahun.
Perdana Menteri dan para menteri menyerukan agar jadwal pembangunan lokasi tersebut diperpendek.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.