Apa Itu Sanseito, Partai 'Anti-Asing' yang Melejit di Pemilu Jepang, Potensi WNI Bakal Diusir?
Deretan kasus WNI di Jepang dalam beberapa waktu terakhir secara tak langsung memompa elektabilitas Sanseito di Jepang.
Penulis:
Bobby W
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Nama Partai Sanseito yang dipimpin oleh Sohei Kamiya tengah menjadi sorotan di negeri Jepang dalam gelaran Pemilu Majelis Tinggi yang digelar pada 20 Juli 2025.
Di pemilu kali ini, Sanseito tercatat sebagai partai tersukses dengan hasil akhir tambahan raihan 14 kursi di Parlemen Majelis Tinggi.
Melalui hasil tersebut, Sanseito yang sebelumnya hanya memiliki 1 kursi pada tahun 2022, kini memiliki 15 dari 248 posisi di Parlemen Majelis Tinggi.
Dikutip dari data situs Komite Pemilihan Pusat (Somu-cho) pada Senin (21/7/2025), Sanseito juga tercatat sebagai partai dengan tingkat kenaikan tertinggi kedua di Jepang.
Angka swing rate Sanseito tercatat naik hingga 12.55 persen di belakang Partai Progresif Demokrat (DPP) yang meraih kenaikan 12.88 persen.
Hasil ini menjadikan Sanseito sebagai partai keempat terbesar di parlemen Jepang saat ini dan menggeser partai oposisi tradisional.
Popularitas Sanseito di kalangan warga Jepang sendiri naik beriringan dengan sentimen negatif terhadap imigran asing yang berada di Jepang.
Menggunakan jargon "Japanese First" (Utamakan warga Jepang), Partai yang berporos sayap kanan ini pun mendulang suara yang begitu masif di pemilu kali ini.
Fenomena ini mencerminkan kekecewaan publik terhadap pemerintah yang dianggap gagal menangani isu identitas nasional dan ekonomi.
Guna mendalami fenomena tersebut, mari kita menelaah lebih dalam terkait Partai Sanseito dan kiprahnya dalam dunia politik Jepang
Latar Belakang Berdirinya Sanseito
Baca juga: Hasil Pemilu Jepang: Partai Anti-Asing Sanseito Menang Besar, Koalisi Pemerintah Keok
Partai Sanseito bisa dikatakan lahir di tengah dinamika politik Jepang di era pandemi pada tahun 2020 lalu.
Kata Sanseito (参政党) sendiri bermakna Partai Partisipasi Politik namun dalam pemilihan akronim Inggrisnya mereka memilih istilah Partai DIY atau Do It Yourself.
Pemilihan istilah DIY sendiri merujuk pada tren untuk melakukan kegiatan mandiri secara digital yang popularitasnya naik di kala pandemi.
Partai ini sendiri menarik perhatian nasional karena kebijakannya yang ekstrem, terutama dalam isu anti-imigrasi dan nasionalisme radikal.
Sanseito lahir pada 2020, saat pandemi memicu krisis kesehatan dan ekonomi yang memperparah ketegangan sosial.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.