Jumat, 12 September 2025

Top Rank

10 Daftar Penyakit Mental Paling Umum, WHO: 1 dari 8 Orang di Dunia Alami Gangguan Jiwa

WHO mencatat 1 dari 8 orang di dunia hidup dengan gangguan mental. Ini 10 jenis penyakit mental paling umum dan penjelasannya.

|
Hasil Olah AI
ILUSTRASI MENTAL HEALTH - Ilustrasi mental health dalam meningkatkan nilai dan percaya diri bagi anak sekolah. WHO mencatat 1 dari 8 orang di dunia hidup dengan gangguan mental. Ini 10 jenis penyakit mental paling umum dan penjelasannya. 

Sekitar 5–10 persen berkembang menjadi PTSD.

Terapi eksposur, EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing), dan CBT menjadi pendekatan terapi yang efektif.

PTSD sangat umum pada veteran perang, penyintas bencana, dan korban kekerasan seksual.

Gejala Gangguan:

  • Mimpi buruk, kilas balik trauma
  • Mudah terkejut, selalu siaga (hypervigilance)
  • Menghindari tempat/orang yang mengingatkan trauma
  • Mati rasa emosional

Penyebab Gangguan:

  • Trauma berat: perang, kekerasan seksual, kecelakaan
  • Trauma masa kecil (pelecehan, penelantaran)
  • Resiliensi individu rendah

Penanganan dan Pengobatan:

  • Terapi eksposur dan EMDR (Eye Movement Desensitization)
  • CBT khusus trauma
  • Obat antidepresan (SSRI)
  • Terapi kelompok untuk trauma kolektif (misalnya veteran perang)

Penting untuk Diketahui:

  • PTSD bukan hanya dialami veteran militer.
  • Korban KDRT, pelecehan, atau bencana juga rentan mengalaminya.

7. OCD (Obsessive-Compulsive Disorder / Gangguan Obsesif-Kompulsif)

OCD ditandai dengan pikiran obsesif yang mengganggu (seperti takut kotor atau celaka) dan perilaku kompulsif berulang (seperti mencuci tangan berlebihan atau memeriksa sesuatu terus-menerus).

Meski pasien menyadari bahwa perilaku ini berlebihan, mereka merasa tidak mampu mengontrolnya.

WHO menyebut OCD sebagai salah satu dari 10 penyebab utama disabilitas pada usia muda.

Pengobatan utama adalah CBT dengan teknik eksposur dan pencegahan respons (ERP), serta pengobatan SSRI.

OCD bisa sangat membatasi kehidupan sosial dan produktivitas penderita jika tidak ditangani.

Baca juga: 10 Negara dengan Jumlah Gereja Terbanyak di Dunia, Indonesia Tempati Urutan Ke-9

Gejala Gangguan:

  • Obsesif: Pikiran mengganggu, berulang, dan tidak diinginkan
  • Kompulsif: Perilaku berulang untuk meredakan stres (contoh: cuci tangan berulang)
  • Gangguan fungsi sosial dan pekerjaan

Penyebab Gangguan:

  • Faktor genetik dan neurobiologis
  • Gangguan serotonin
  • Pola asuh terlalu ketat atau perfeksionis
  • Infeksi streptokokus pada anak (PANDAS syndrome)

Penanganan dan Pengobatan:

  • CBT khusus OCD (exposure and response prevention)
  • SSRI dalam dosis tinggi (fluoxetine, sertraline)
  • Dalam kasus berat: stimulasi otak dalam (DBS)

Penting untuk Diketahui:

OCD bukan sekadar perfeksionisme atau kebiasaan unik, tapi gangguan nyata yang mengganggu hidup.

8. ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder / Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas)

ADHD biasanya terdiagnosis pada masa kanak-kanak, tetapi bisa berlanjut hingga dewasa.

Gejala utamanya termasuk kesulitan memusatkan perhatian, impulsif, dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan usia.

Menurut CDC dan WHO, prevalensinya sekitar 5 persen pada anak-anak dan 2,5 persen pada orang dewasa.

ADHD bisa mengganggu performa akademik, pekerjaan, dan hubungan sosial jika tidak dikenali sejak dini.

Penanganan meliputi terapi perilaku, modifikasi lingkungan belajar, dan pemberian stimulan seperti metilfenidat.

Gejala Gangguan:

  • Ketidakstabilan emosi ekstrem
  • Ketakutan ditinggal, hubungan tidak stabil
  • Perilaku impulsif (belanja, seks, menyakiti diri)
  • Krisis identitas dan rasa kosong

Penyebab Gangguan:

  • Trauma masa kecil atau pelecehan emosional
  • Ketidakseimbangan otak (amigdala, prefrontal cortex)
  • Riwayat keluarga BPD atau gangguan kepribadian lain

Penanganan dan Pengobatan:

  • Terapi Dialektika Perilaku (DBT) adalah pilihan utama
  • Terapi jangka panjang dan konsisten
  • Obat digunakan hanya untuk gejala penyerta (depresi, impulsif)

Penting untuk Diketahui:

  • BPD sering disalahpahami sebagai “drama” atau “manipulatif”.
  • Padahal, ini adalah gangguan serius yang membutuhkan empati dan terapi khusus.

9. Gangguan Kepribadian (Personality Disorders)

Gangguan kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang kaku dan maladaptif, yang mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.

Tipe yang umum termasuk gangguan kepribadian ambang (borderline), narsistik, antisosial, dan paranoid.

Borderline misalnya, sering ditandai dengan ketidakstabilan emosi, impulsif, dan ketakutan ditinggalkan.

Meskipun sulit didiagnosis dan diobati, terapi dialektik (DBT) dan psikoterapi jangka panjang dapat membantu.

Stigma dan salah paham terhadap pasien gangguan kepribadian masih tinggi di masyarakat.

Gejala Gangguan:

  • Sedih terus-menerus, menangis tanpa sebab
  • Kesulitan bonding dengan bayi
  • Lelah ekstrem, sulit tidur
  • Pikiran menyakiti diri sendiri atau bayi

Penyebab Gangguan:

  • Perubahan hormon pascamelahirkan
  • Stres menjadi orang tua
  • Riwayat depresi sebelumnya
  • Kurangnya dukungan sosial

Penanganan dan Pengobatan:

  • Terapi dukungan dan konseling
  • Antidepresan (aman untuk ibu menyusui)
  • Dukungan pasangan dan kelompok ibu

Penting untuk Diketahui:

Ini bukan tanda ibu yang “gagal” atau “lemah”, tetapi kondisi medis serius. Jangan ragu untuk mencari bantuan.

10. Gangguan Perkembangan Saraf (Neurodevelopmental Disorders)

Kategori ini meliputi autisme (ASD), gangguan komunikasi, dan disleksia.

Autisme adalah kondisi spektrum yang memengaruhi interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebutkan bahwa 1 dari 36 anak di AS berada dalam spektrum autisme.

Meskipun bukan “penyakit mental” dalam pengertian klasik, gangguan ini berdampak besar pada fungsi psikososial.

Intervensi dini, seperti terapi wicara dan terapi okupasi, meningkatkan kualitas hidup anak dengan autisme secara signifikan.

Gejala Gangguan:

  • Keluhan fisik berulang (nyeri, lelah) tanpa penyebab medis yang jelas
  • Kekhawatiran berlebihan terhadap kesehatan
  • Sering berpindah dokter, merasa tidak didengar
  • Gangguan fungsi sosial karena fokus pada gejala

Penyebab Gangguan:

  • Gangguan kecemasan atau depresi yang tidak terdeteksi
  • Trauma psikologis
  • Pola pikir negatif terhadap penyakit dan tubuh

Penanganan dan Pengobatan:

  • CBT untuk mengubah pola pikir terhadap gejala
  • Psikoterapi jangka panjang
  • Pengelolaan stres dan teknik relaksasi
  • Obat antidepresan bila disertai depresi

Penting untuk Diketahui:

Gangguan ini bukan rekayasa atau “mengada-ada”, tapi bentuk nyata dari penderitaan psikologis yang dimanifestasikan secara fisik.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan