Konflik Palestina Vs Israel
Spotify Diboikot, Musisi Global Kompak Tarik Karya Usai Sang CEO Diduga Danai Perang Gaza
Spotify di boikot, gegara keterlibatan CEO , Daniel Ek, dalam pendanaan perusahaan pertahanan berbasis AI Helsing, yang bekingi Israel di Gaza
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Gelombang protes mengguncang industri musik global setelah sejumlah musisi internasional memutuskan untuk menarik seluruh karya mereka dari Spotify, layanan streaming musik digital.
Langkah ini diambil sebagai bentuk penolakan terhadap keterlibatan CEO Spotify, Daniel Ek, dalam pendanaan perusahaan pertahanan berbasis kecerdasan buatan (AI), Helsing yang membekingi pasukan Israel selama melakukan serangan di Gaza.
Mengutip dari The Guardian, aksi boikot tak hanya dilakukan oleh musisi independen namun juga band papan atas seperti Deerhoof, band indie-rock AS.
Sang pendiri band Deerhoof, Greg Saunier menegaskan tidak butuh waktu lama memutuskan keluar dari Spotify.
“Setiap kali seseorang mendengarkan musik kami di Spotify, apakah itu berarti ada satu dolar lagi yang disedot untuk membuat semua yang telah kami saksikan di Gaza jadi lebih sering dan menguntungkan?” ujar Saunier, dikutip dari The Los Angeles Times.
Kemudian ada label elektronik Kalahari Oyster Cult dari Amsterdam, yang ikut menarik lagu-lagu mereka dari Spotify dengan alasan enggan berkontribusi pada orang yang mendukung alat perang, pengawasan dan kekerasan.
Begitu juga band rock Australia King Gizzard & the Lizard Wizzard mengatakan menarik puluhan album mereka dari portal Spotify yang penuh kekerasan.
“Kita menyaksikan kehancuran rumah sakit dan kematian anak-anak di Gaza dengan satu tombol ‘spasi’. Helsing membantu membuat sistem yang membuat ini semua mungkin,” ujar salah satu musisi dalam pernyataan terbuka.
Mengenal Perusahaan Helsing
Helsing sendiri merupakan perusahaan teknologi militer yang mengembangkan perangkat lunak AI untuk sistem persenjataan otonom, termasuk drone tempur HX-2 dan sistem pengambilan keputusan real-time untuk operasi militer.
Baca juga: Netanyahu Panggil Kabinet, Siap Gelar Rapat Darurat Pekan Ini Bahas Kelanjutan Perang Gaza
Selain perangkat lunak, Helsing juga memproduksi perangkat keras militer seperti drone HX-2.
Keterlibatan Daniel Ek dengan Helsing sebenarnya sudah terjadi sejak awal 2021. Saat itu dia melalui perusahaan investasi pribadi Prima Materia berinvestasi hampir 115 juta dolar AS atau Rp 1,8 triliun (kurs Rp 16.390 ) kepada perusahaan Helsing.
Kemudian Juni lalu, Daniel Ek mengumumkan perusahaannya memimpin putaran pendanaan pribadi untuk Helsing. Investasi itu senilai hampir 700 juta dolar AS atau setara Rp 11,4 triliun.
Meski perusahaan ini mengklaim "melindungi nilai-nilai demokrasi”. Belakangan diketahui bahwa Helsing mendukung efektivitas serangan militer yang telah menewaskan ribuan warga sipil di Gaza.
Dalam agresi militer Israel di Gaza, teknologi AI dari perusahaan Helsing dipakai militer Israel untuk mempercepat dan meningkatkan presisi serangan ke markas Hamas militan sayap kanan Palestina yang telah berkonflik sejak 2022 silam.
Namun, dalam realitas di lapangan, target militer sering kali menargetkan wilayah sipil yang padat penduduk, seperti rumah sakit, sekolah, dan tempat pengungsian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.