Konflik Palestina Vs Israel
7 Fakta Jurnalis Al Jazeera Anas al-Sharif dan Timnya Tewas dalam Serangan Israel: Tinggalkan Wasiat
Inilah 7 fakta atas meninggalnya jurnalis Al Jazeera, Anas al-Sharif dan timnya dalam serangan udara Israel di Gaza.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Endra Kurniawan
Media tersebut menyebut pembunuhan ini sebagai “pembunuhan terarah”, karena Anas al-Sharif dan wartawan lainnya saat itu tinggal di kamp di seberang kompleks Rumah Sakit Al-Shifa ketika serangan terjadi.
3. Postingan Terakhir
Sesaat sebelum terbunuh, Anas al-Sharif menulis di X bahwa Israel telah melancarkan pemboman intensif dan terkonsentrasi, yang dikenal sebagai “sabuk api”, di wilayah timur dan selatan Kota Gaza.
Dalam video terakhirnya, terdengar dentuman keras dari pemboman rudal intensif Israel, sementara langit malam diterangi kilatan cahaya oranye.
4. Ancaman dan Seruan untuk Perlindungan Anas
Pada November 2023, Anas al-Sharif mengaku menerima panggilan telepon dari pasukan Israel yang memperingatkannya untuk meninggalkan Gaza utara.
Ia juga menerima pesan WhatsApp dan catatan suara yang mengungkap lokasi persisnya.
“Meskipun ada ancaman, saya tidak akan meninggalkan lapangan. Saya akan terus melaporkan dari Gaza utara,” ujarnya saat itu, dikutip NDTV.
Pada Januari tahun ini, selama liputan langsung gencatan senjata Israel-Hamas, ia melepas perlengkapan pelindungnya untuk merayakannya bersama warga.
Banyak orang bersorak dan mengangkatnya ke pundak mereka.
Pada Juli 2025, Committee to Protect Journalists (CPJ) menyerukan perlindungan terhadap Anas al-Sharif.
CPJ adalah organisasi nirlaba independen yang berbasis di New York City, didirikan pada 1981, yang bertujuan melindungi kebebasan pers dan membela hak-hak jurnalis.
Seruan itu muncul setelah juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berbahasa Arab, Avichay Adraee, melakukan teror daring terhadap Anas al-Sharif, menuduhnya sebagai anggota Hamas.
Baca juga: Israel Rudal Tenda Wartawan, 5 Jurnalis Al Jazeera Tewas
“Kami sangat prihatin dengan ancaman berulang yang dilontarkan oleh juru bicara militer Israel Avichay Adraee terhadap koresponden Al Jazeera di Gaza, Anas al-Sharif, dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melindunginya,” ujar Direktur Regional CPJ, Sara Qudah, saat itu.
“Ini bukan pertama kalinya al-Sharif menjadi sasaran militer Israel, tetapi ancaman terhadap nyawanya kini semakin serius.”
Menurut CPJ, Israel telah menewaskan sedikitnya enam jurnalis Al Jazeera di Gaza selama perang ini.
Tuduhan tanpa bukti tersebut dinilai sebagai upaya menciptakan persetujuan publik untuk membunuh al-Sharif.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.