Top Rank
10 Negara Pertama yang Mengirimkan Manusia ke Luar Angkasa
Inilah 10 negara pertama yang berhasil menerbangkan manusia ke luar angkasa. Yuri Gagarin dari Uni Soviet mengukir sejarah.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Sejak era Perang Dingin hingga abad ke-21, pengiriman manusia ke luar angkasa telah menjadi simbol kekuatan teknologi, ambisi nasional, dan pencapaian ilmiah yang luar biasa.
Namun, tidak semua negara memiliki kemampuan atau keberanian untuk melakukannya.
Hanya segelintir negara yang berhasil mengirim warganya ke luar angkasa.
Negara mana saja itu? Berikut ulasannya, seperti dilansir seasia.co.
1. Uni Soviet (sekarang Rusia)
Uni Soviet adalah negara pertama yang mengirim manusia ke luar angkasa.
Pada 12 April 1961, Yuri Gagarin mengukir sejarah dengan Vostok 1 setelah menyelesaikan satu orbit penuh mengelilingi Bumi.
Misi inovatif ini menandai dimulainya penerbangan antariksa berawak dan mengukuhkan Uni Soviet sebagai pemimpin tangguh dalam perlombaan antariksa.
Yuri Gagarin menjadi pahlawan internasional, dan penerbangannya tetap menjadi salah satu peristiwa paling ikonik dalam sejarah eksplorasi antariksa.
2. Amerika Serikat
Setelah Uni Soviet, Amerika Serikat menjadi negara kedua yang mengirim manusia ke luar angkasa.
Alan Shepard terbang dengan Freedom 7 pada 5 Mei 1961, hanya beberapa minggu setelah penerbangan Gagarin.
Meskipun misi Shepard bersifat suborbital (tidak mengorbit Bumi), misi ini menunjukkan kemampuan Amerika untuk mengirim astronot ke luar angkasa.
AS kemudian meraih kesuksesan lebih besar dengan mendaratkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan pada tahun 1969 melalui misi Apollo 11.

Baca juga: Apa Itu Golden Dome? Proyek Pertahanan Luar Angkasa Trump Senilai Rp2 Kuadriliun
3. Cekoslowakia
Cekoslowakia menjadi negara ketiga yang mengirimkan warganya ke luar angkasa ketika kosmonaut Vladimír Remek terbang dengan Soyuz 28 pada 2 Maret 1978.
Penerbangannya merupakan bagian dari program Intercosmos yang dipimpin Soviet, yang bertujuan melibatkan negara-negara sekutu dalam misi luar angkasa.
Perjalanan Remek menjadi momen penting bagi Cekoslowakia dan Blok Timur, karena ia merupakan orang non-Rusia dan non-Amerika pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa.
4. Polandia
Astronot Polandia Mirosław Hermaszewski adalah warga negara keempat yang menjelajah luar angkasa.
Ia terbang dengan Soyuz 30 pada 27 Juni 1978, juga sebagai bagian dari program Intercosmos.
Hermaszewski menghabiskan delapan hari di stasiun luar angkasa Salyut 6, melakukan eksperimen di berbagai bidang, mulai dari astronomi hingga kedokteran.
Penerbangannya tetap menjadi prestasi membanggakan bagi Polandia.
5. Jerman Timur
Jerman Timur (Republik Demokratik Jerman) masuk daftar negara penjelajah antariksa ketika Sigmund Jähn melakukan perjalanan ke luar angkasa pada 26 Agustus 1978 dengan wahana Soyuz 31.
Seperti pendahulunya dari negara-negara Pakta Warsawa lainnya, misi Jähn dimungkinkan berkat kolaborasi Soviet.
Perjalanannya yang sukses menginspirasi banyak orang di Jerman Timur dan menjadi momen budaya penting selama Perang Dingin.
6. Bulgaria
Bulgaria menjadi negara keenam yang mengirimkan warganya ke luar angkasa ketika Georgi Ivanov terbang pada 10 April 1979 dengan Soyuz 33.
Meskipun kendala teknis menghalangi pendaratan di stasiun luar angkasa, misi tersebut tetap menjadi tonggak sejarah bagi Bulgaria.
Kemudian, warga Bulgaria lainnya, Aleksandr Aleksandrov, berhasil mencapai stasiun luar angkasa Mir pada tahun 1988.
7. Hongaria
Bertalan Farkas mewakili Hongaria di luar angkasa ketika ia terbang dengan Soyuz 36 pada 26 Mei 1980.
Sebagai kosmonot pertama dari Hongaria, Farkas berpartisipasi dalam berbagai eksperimen ilmiah di stasiun luar angkasa Salyut 6.
Misinya berlangsung hampir delapan hari dan menandai pencapaian penting bagi Hongaria dalam kerangka program Intercosmos.
Baca juga: Robot Penjelajah Curiosity NASA Temukan Bukti Penting Kalau Planet Mars Layak Huni
8. Vietnam
Vietnam memulai perjalanan antariksa berawaknya dengan Phạm Tuân, yang diluncurkan pada 23 Juli 1980 menggunakan Soyuz 37.
Phạm Tuân adalah orang Asia pertama di luar angkasa dan orang pertama dari latar belakang non-Eropa serta non-Amerika yang melakukan perjalanan tersebut.
Misinya memiliki nilai simbolis yang kuat, menunjukkan solidaritas antara Uni Soviet dan sekutunya selama Perang Dingin.
9. Kuba
Arnaldo Tamayo Méndez menjadi orang Kuba pertama sekaligus orang keturunan Afrika pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa pada 18 September 1980 dengan wahana Soyuz 38.
Misinya merupakan bagian dari program Intercosmos dan memiliki nilai simbolis mendalam, menyoroti kontribusi ilmiah Kuba serta ikatan kuatnya dengan Uni Soviet pada masa itu.
10. Mongolia
Mongolia masuk komunitas antariksa ketika Jügderdemidiin Gürragchaa terbang dengan Soyuz 39 pada 22 Maret 1981.
Ia melakukan penelitian ilmiah di stasiun luar angkasa Salyut 6.
Misi Gürragchaa bukan hanya sebuah pencapaian ilmiah, tetapi juga peristiwa nasional penting yang menekankan kolaborasi Mongolia dengan program antariksa Soviet.
Perlombaan Antariksa Amerika Serikat vs Uni Soviet
Mengutip airandspace.si.edu, setelah berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet memasuki konflik yang dikenal sebagai Perang Dingin.
Meskipun bukan perang dalam arti tradisional, kedua negara berada dalam ketegangan militer dan politik yang berlangsung hampir 50 tahun, serta terlibat dalam berbagai perang proksi seperti Perang Vietnam.
Amerika Serikat yang menganut sistem demokrasi dan Uni Soviet dengan pemerintahan komunis saling berselisih.
Keduanya berusaha memperebutkan supremasi di bidang budaya, militer, politik, dan teknologi.
Salah satu elemen penting dari Perang Dingin adalah Perlombaan Antariksa, ketika kedua negara berlomba membangun teknologi baru untuk eksplorasi luar angkasa.
Baca juga: NASA: Daftar 9 Negara yang Diprediksi Bisa Kena Hantaman Asteroid, Ada Bangsa di Asia
Pada awalnya, Perlombaan Antariksa tidak memiliki aturan baku.
Tujuan yang ingin dicapai maupun standar kemenangan belum jelas.
Namun, bagi rakyat Amerika, deklarasi presiden saat itu, John F. Kennedy menetapkan tujuan yang pasti, yakni mendaratkan manusia di Bulan sebelum Uni Soviet.
Sejak saat itu, Perlombaan Antariksa berfokus pada tujuan menuju Bulan.
Sementara di Uni Soviet, semua program antariksa berada di bawah kendali birokrasi militer-industri yang tertutup.
Peluncuran tidak diumumkan sebelumnya, dan hanya keberhasilan yang dipublikasikan.
Sebaliknya, di Amerika Serikat terdapat pemisahan antara badan sipil dan militer.
Hanya program antariksa militer yang dirahasiakan, sementara aktivitas antariksa sipil—terutama misi ke Bulan—disiarkan secara terbuka, meskipun ada kegagalan.
Uni Soviet, selama bertahun-tahun, secara resmi menyangkal terlibat dalam perlombaan ke Bulan.
Sebelum seruan Kennedy untuk mengirim manusia ke Bulan, tahun-tahun awal Perlombaan Antariksa ditandai dengan berbagai “pencapaian pertama” yang mendominasi berita utama, seperti "satelit pertama," "manusia pertama di luar angkasa," "perempuan pertama di luar angkasa," hingga "perjalanan luar angkasa pertama."
Amerika Serikat merasa tertinggal karena hampir semua pencapaian awal itu diraih oleh Uni Soviet, termasuk keberhasilan menerbangkan manusia pertama ke luar angkasa.
Peristiwa-peristiwa inilah yang akhirnya memicu Amerika Serikat untuk mengejar dan pada akhirnya melampaui Uni Soviet.
Mengenal Misi Intercosmos/Interkosmos
Meskipuna artikel ini mencakup 10 negara pertama yang sukses menerbangkan manusia ke luar angkasa, tetapi pada kenyataannya, sebagian besar negara tersebut, berhasil berkat Uni Soviet melalui programnya yang diberi nama Intercosmos.
Mengutip gctc.su, situs resmi milik Gagarin Research & Test Cosmonaut Training Center (GCTC) — lembaga pemerintah Rusia yang bertanggung jawab atas pelatihan kosmonaut — program Intercosmos dimulai pada tahun 1967.
Pada September 1976, perwakilan Republik Rakyat Tiongkok, Republik Demokratik Jerman, Kuba, Republik Rakyat Mongolia, Republik Sosialis Rumania, Cekoslowakia, dan Uni Soviet menandatangani perjanjian antarpemerintah tentang kerja sama eksplorasi ruang angkasa untuk tujuan damai.
Bersamaan dengan itu, Uni Soviet memprakarsai pengembangan program Intercosmos, yang mencakup partisipasi warga negara-negara tersebut dalam penerbangan luar angkasa berawak dengan wahana dan stasiun ruang angkasa Soviet bersama para kosmonot Soviet.
Program ini mendapat antusiasme tinggi dari negara-negara peserta.
Dalam pertemuan antarpemerintah pada 14 September 1976, diputuskan untuk melaksanakan penerbangan luar angkasa pada periode 1977 hingga 1982.
Program tersebut dibagi dua tahap: tiga penerbangan pertama direncanakan pada tahun 1978, sementara dua lainnya dijadwalkan antara 1979–1981.
Pelatihan dilakukan dengan program yang disederhanakan menggunakan skema “kosmonot-peneliti,” bukan program teknisi penerbangan Soyuz.
Tiga penerbangan pertama diperuntukkan bagi warga Jerman Timur, Polandia, dan Cekoslowakia.
Negara-negara itu sebelumnya sudah terlibat dalam pengembangan peralatan dan eksperimen untuk satelit Intercosmos, sehingga dapat dengan cepat mengembangkan program penelitian bagi astronotnya.
Kosmonot dari negara anggota lain diluncurkan kemudian, yaitu dari Republik Rakyat Bulgaria (PRB), Republik Rakyat Hongaria, Republik Kuba, Republik Rakyat Mongolia (MPR), dan Republik Sosialis Rumania (SRR).
Penerbangan antariksa kru internasional dalam program Intercosmos menjadi peristiwa penting dalam eksplorasi ruang angkasa internasional.
Para kosmonot dari komunitas sosialis melakukan puluhan eksperimen ilmiah dan teknis fundamental yang penting secara praktis selama penerbangan.
Sebanyak 18 kosmonot dari negara peserta dilatih untuk misi berawak, dengan total sembilan ekspedisi kunjungan ke stasiun luar angkasa Salyut 6 serta delapan kali docking (penggabungan wahana dengan stasiun luar angkasa) dengan stasiun tersebut.
Salah satu docking gagal dilakukan karena kerusakan sistem propulsi utama wahana.
Secara keseluruhan, setiap perwakilan dari sembilan negara sosialis berhasil melakukan satu penerbangan antariksa melalui program ini.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Sumber: TribunSolo.com
Top Rank
10 Patung Tertinggi di Dunia, Termasuk Ada di Indonesia |
---|
Daftar Orang Terkaya di Setiap Negara 2025: Di AS Ada Elon Musk, Indonesia Punya Low Tuck Kwong |
---|
10 Negara Terbaik untuk Membesarkan Anak: Belanda Peringkat 1, Swiss Punya Kualitas Hidup Tinggi |
---|
Daftar 10 Negara Penghasil Bijih Besi Terbesar di Dunia, Australia Masih Nomor Satu |
---|
8 Upaya Mengatasi Burnout saat Belajar, Termasuk Berwisata |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.